BEI: 2 Klub Sepak Bola Nasional Jajaki IPO

Dirut BEI Tito Sulistio menuturkan, ada sejumlah faktor masih jadi kendala bagi klub sepak bola nasional untuk IPO.

oleh Liputan6 diperbarui 08 Mar 2017, 13:00 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2017, 13:00 WIB
Garuda-Indonesia
Dirut Garuda Indonesia, Arif Wibowo dan Dirut PT BEI Tito Sulistio saat pembukaan Perdagangan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Kapitalisai pasar atau market capital GI mencapai Rp 9 triliun dengan jumlah saham 25,8 miliar.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan ada 2 klub sepak bola nasional menyatakan minatnya untuk meraih pendanaan dari pasar modal dengan melepas sebagian sahamnya ke publik melalui mekanisme penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO).

"Ada dua klub sepak bola nasional asal Jawa yang sudah datang," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio, seperti dikutip dari laman Antara, seperti ditulis Rabu (8/3/2017).

Meski begitu, ia menuturkan, ada sejumlah faktor masih menjadi kendala bagi klub sepak bola nasional melakukan IPO. Salah satunya mengenai penyusunan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

Ia menuturkan, sebagai sebuah perusahaan terbuka (Tbk), klub sepak bola juga harus memiliki pembukuan keuangan yang sesuai dengan standar yang ada sehingga mudah dipelajari investor.

Tito menambahkan, pembukuan klub sepak bola di Indonesia masih menganggap pemainnya sebagai beban karena ada pengeluaran gaji. Hal itu berbeda dengan di luar negeri yang dicatatkan sebagai aset.

"Persoalan mendasar di klub sepak bola itu pegawai atau pemain dianggap biaya, kalau di luar negeri pegawai itu aset, kita sudah minta Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) membuat aturannya," ujar Tito.

Sementara itu, Ketua Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) IAI, Djohan Pinnarwan mengatakan akuntansi, tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG), dan transparansi merupakan salah satu infrastruktur penting bagi klub sepak bola.

"Selain tiga hal itu yang menunjang kepercayaan investor, tentu saja kefanatikan suporter bola. Bagaimanapun kinerja klub mungkin tidak masalah kalau fanatik. Fansclub dari suatu klub mungkin yang bisa menjadi basis investor. Walaupun tidak besar, akan membuat sustainable funding untuk klub," ujar Djohan.

Sementara itu, beberapa klub sepak bola yang telah mencatatkan sahamnya di berbagai bursa efek dunia, di antaranya Manchester United Plc yang sahamnya tercatat di Bursa Efek New York (NYSE) dengan kode perdagangan MANU, Juventus FC (JUVE), Societa Sportiva Lazio (SSL), dan AS Roma (ASR) yang tercatat di Bursa Efek Italia, dan Borussia Dortmund di Bursa Efek Frankfurt (BVB).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya