Cadangan Devisa Bakal Jadi Motor Pergerakan IHSG Sepekan

IHSG akan bergerak pada kisaran support 5.616 dan resistance 5.740.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 08 Mei 2017, 06:30 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2017, 06:30 WIB
IHSG akan bergerak pada kisaran support 5.616 dan resistance 5.740.
IHSG akan bergerak pada kisaran support 5.616 dan resistance 5.740.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sepekan bakal bergerak variatif. Sentimen baik dalam dan luar negeri akan berpengaruh pada IHSG.

Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi menerangkan, dari dalam negeri, pelaku pasar tengah menunggu data cadangan devisa (cadev) yang bakal rilis pekan ini. Menurutnya, cadev Indonesia akan meningkat. "Data cadangan devisa yang diperkirakan meningkat US$ 123 miliar," kata dia, Jakarta, Senin (8/5/2017).

Pelaku pasar juga menunggu data indeks keyakinan konsumen serta data penjualan eceran. "Data penjualan eceran kendaraan, pertumbuhan pinjaman, dan indeks harga properti yang diperkirakan melambat akan menjadi penahan pergerakan IHSG di pekan depan," ungkap dia.

Dari global, para investor sedang menanti rilis data ekspor impor China. Kemudian data ekonomi di Eropa. "Di mana seluruhnya masih cenderung konservatif pada hasil survei dan ekspektasi," kata dia.

Menurut Lanjar, IHSG akan bergerak pada kisaran support 5.616 dan resistance 5.740. Adapun beberapa saham yang patut dicermati antara lain, PT Astra International Tbk (ASII), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Elnusa Tbk (ELSA).

Untuk diketahui, pada sepekan kemarin, laju IHSG cenderung mendatar. IHSG turun tipis 0,03 persen dari 5.685,29 pada Jumat 28 April 2017 menjadi 5.683,37 pada Jumat 5 Mei 2017.

Mengutip laporan PT Ashmore Assets Management Indonesia, saham berkapitalisasi kecil cenderung melemah didorong harga komoditas merosot. Sementara itu, saham-saham unggulan lanjutkan penguatan.

Aliran dana investor asing juga masih masuk ke pasar saham sehingga menopang IHSG. Namun, investor domestik yang cenderung merealisasikan keuntungannya.

Di pasar surat utang atau obligasi mampu mengungguli pasar saham pada pekan ini. Meski pun imbal hasil obligasi naik 10 basis poin (bps). (Amd/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya