Dekati Bulan Puasa, IHSG akan Menguat

Penguatan IHSG dipengaruhi oleh geliat ekonomi jelang puasa Ramadan.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 15 Mei 2017, 06:30 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2017, 06:30 WIB
IHSG
Pekerja berbincang di dekat layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Pada pemukaan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini naik tipis 0,09% atau 4,88 poin ke level 5.611,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal menguat pada perdagangan saham selama sepekan. Penguatan IHSG dipengaruhi oleh geliat ekonomi jelang puasa Ramadan.

Analis PT Recapital Securities Kiswoyo Adi Joe mengatakan, berkaca pada tahun-tahun sebelumnya tingkat konsumsi masyarakat akan meningkat saat puasa Ramadan. Hal ini menimbulkan harapan jika ekonomi mengalami perbaikan.

"Nggak ada berita jelek, mendekati bulan puasa, kegiatan ekonomi berputar lebih kencang karena puncak konsumsi Indonesia puasa, Lebaran," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (15/5/2017).

Namun begitu, dia menuturkan, ada risiko kenaikan inflasi. Tetapi, dia yakin inflasi akan terkendali dengan baik.

"Memang ada ancaman inflasi, tapi pemerintah berusaha mengendalikan terus terutama sembako," ujar dia.

Dia mengatakan, penguatan IHSG akan didorong oleh sektor saham konsumer. Beberapa saham yang berpeluangan menguat antara lain, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI).

Kemudian, IHSG juga akan mendapat dorongan dari saham perbankan seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

Kiswoyo memperkirakan IHSG akan bergerak pada support 5.600. Sementara resistance pada level 5.800.

Sebagai tambahan, pada pekan lalu IHSG turun tipis 0,14 persen ke level 5.675,22 dibanding pekan sebelumnya 5.683,38. Nilai kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI) turun 0,08 persen dari Rp 6.184,92 triliun menjadi Rp 6.179,94 triliun.

Rata-rata volume transaksi tercatat naik 4,46 persen menjadi 13,10 miliar unit saham dari 12,54 miliar lembar unit saham. Rata-rata nilai transaksi perdagangan saham turun 6,60 persen menjadi Rp 8,20 triliun dari Rp8,78 triliun. Rata-rata frekuensi transaksi harian turun 4,61 persen menjadi 322,07 ribu kali transaksi dari 337,64 ribu kali transaksi.

Investor asing mencatatkan beli bersih Rp4,26 triliun di sepanjang pekan lalu. Secara total, investor asing mencatatkan beli bersih Rp 28,12 triliun tahun ini.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya