Wall Street Menguat Terdorong Rilis Data Tenaga Kerja AS

Rilis data ekonomi tenaga kerja dan penguatan sektor saham teknologi mengangkat wall street menjelang akhir pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Des 2017, 05:00 WIB
Diterbitkan 09 Des 2017, 05:00 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat menjelang akhir pekan didorong baiknya data tenaga kerja AS data gaji pada November 2017. Rilis data tenaga kerja yang baik akan dorong kenaikan suku bunga bank sentral AS pada pertemuan pekan depan dan mendorong kepercayaan prospek ekonomi pada 2018.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat (Sabtu pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 117,68 poin atau 0,49 persen ke posisi 24.329,16. Indeks saham S&P 500 melonjak 14,52 poin atau 0,55 persen ke posisi 2.651,5. Indeks saham Nasdaq bertambah 27,24 poin atau 0,4 persen ke posisi 6.840,08.

Selama sepekan, indeks saham Dow Jones menguat 0,4 persen. Indeks saham S&P 500 mendaki 0,35 persen, dan indeks saham Nasdq tergelincir 0,11 persen.

Data penghasilan dari sektor non pertanian pengaruhi wall street menjelang akhir pekan ini. Data penghasilan sektor non pertanian bertambah 228 ribu pada November 2017. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan 200 ribu. Kenaikan jumlah tenaga kerja tersebut menunjukkan rekrutmen pekerja cukup banyak usai kekhawatiran dampak badai yang terjadi di AS.

Selain itu, rata-rata pendapatan per jam naik 0,2 persen pada November usai turun 0,1 persen. Namun angka itu masih di bawah perkiraan 0,3 persen. "Sangat sulit menemukan kesalahannya. Jika mencari kesalahannya kemungkinan pertumbuhan upah tidak secepat yang dibayangkan dalam jangka pendek. Namun semuanya bagus," ujar JJ Kinahan, Chief Market Strategis TD Ameritrade, seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (9/12/2017).

Rilis data ekonomi juga menjadi pertimbangan bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga. Oleh karena itu, data tenaga kerja diharapkan dapat dorong bank sentral AS atau the Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan pekan depan. Peluang kenaikan suku bunga sekitar 25 basis poin mencapai 96,2 persen.

"Fokusnya ke depan apa yang akan dilakukan the Federal Reserve pekan depan. Bagaimana komposisi jajaran petinggi the Federal Reserve," ujar Rob Stein, CEO Astor Investment Management.

Selain itu, Presiden AS Donald Trump akan menandatangani anggaran pemerintah dalam dua minggu ke depan, untuk hindari pemberhentian operasional pemerintahan. Sedangkan kongres negosiasi kesepakatan anggaran jangka panjang. Sentimen tersebut juga dapat pengaruhi wall street untuk sementara.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Sektor Saham Teknologi Jadi Sentimen Positif

Sektor saham teknologi juga mengangkat wall street. Saham teknologi yaitu Microsoft, Apple dan Oracle mendorong kenaikan wall street usai alami aksi jual pada awal pekan.

Saham Microsoft naik 2,02 persen, dan alami kenaikan terbesar di indeks saham S&P 500. Sektor saham teknologi di dalam indeks saham S&P teknologi menguat 0,4 persen.

Saham Alexion Pharmaceuticals menguat 7,2 persen, dan catatkan performa terbaik di indeks saham S&P 500. Kenaikan saham itu terjadi usai hedge fund Elliott Management ingin perseroan ambil alih sehingga mengangkat harga sahamnya.

Volume perdagangan saham tercatat 5,85 miliar saham di wall street. Angka ini lebih rendah dibandingkan selama 20 sesi perdagangan sekitar 6,53 miliar saham.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya