Pengakuan Mantan Penasihat Keamanan Nasional AS Tekan Wall Street

Tekanan di Wall Street mampu diredam sedikit dengan adanya kemajuan pembicaraan Undang-Undang Pajak di Kongres AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 02 Des 2017, 05:30 WIB
Diterbitkan 02 Des 2017, 05:30 WIB
Wall Street Tertekan Kena Imbas Krisis Yunani
Tekanan di Wall Street mampu diredam sedikit dengan adanya kemajuan pembicaraan Undang-Undang Pajak di Kongres AS.

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street jatuh pada penutupan perdagangan Jumat atau Sabtu pagi waktu Jakarta. Pendorong pelemahan bursa saham di Amerika Serikat (AS) ini karena adanya penyelidikan terhadap dugaan keterlibatan Rusia dalam pemilihan Presiden AS.

Namun tekanan di Wall Street mampu diredam sedikit dengan adanya kemajuan pembicaraan Undang-Undang Pajak di Kongres AS.

Mengutip Reuters, Sabtu (2/12/2017), Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 40,76 poin atau 0,17 persen menjadi 24.231,59. Untuk S&P 500 kehilangan 5,36 poin atau 0,20 persen menjadi 2.642,22. Sedangkan Nasdaq Composite turun 26,39 poin atau 0,38 persen menjadi 6.847,59.

Indeks acuan utama di Wall Street langsung tertekan setelaj ABC News melaporkan bahwa mantan Penasihat Keamanan Nasional Michael Flynn siap bersaksi sebelum menjabat sebagai presiden, Donald Trump telah melakukan kontak dengan beberapa orang Rusia.

Indeks acuan S&P 500 langsung turun 1,6 persen usai keluarnya laporan tersebut. Flynn mengaku bersalah pada Jumat pagi karena berbohong kepad FBI mengenai kontak dengan duta besar Rusia tersebut.

Namun, pelemahan harga saham tersrbut mampu ditahan di akhir perdagangan setelah Partai Republik AS megatakan bahwa mereka memiliki cukup dukungan untuk melewati rencana perombakan pajak AS.

Adanya berita mengenai tanda-tanda kemajuan mengenai reformasi perpajakan AS sangat diganti oleh investor karena hal tersebut merupakan janji kampanye Presiden Donald Trump yang dipastikan akan memberikan angin segar kepada pasar modal.

"Kasus Michael Flynn memberikan tekanan yang cukup dalam ke Wall Street namun adanya kemajuan di reformasi pajak memberikan angin segar," jelas analis TD Ameritrade di Chicago, J.J. Kinahan.

"Bursa saham terus menerus berada di level tertinggi. Oleh sebab itu ketika ada sedikit sentimen negatif dan menjadi jalan orang melakukan aksi jual bakal langsung berpengaruh," tambah dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bursa Indonesia

Pada penutupan perdagangan saham di Indonesia Kamis kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga tertekan. IHSG turun 109,22 poin atau 1,8 persen ke posisi 5.952,13. Indeks saham LQ45 melemah 2,65 persen, dan catatkan penurunan terbesar.

Ada sebanyak 215 saham tertekan sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Sedangkan 132 saham menghijau. 119 saham lainnya diam di tempat.

Pada Kamis kemarin, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.058 dan terendah 5.952. Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 359.139 kali dengan nilai transaksi 24,3 miliar.

Nilai transaksi harian saham Rp 13,8 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 2,02 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.524.

Saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mencatatkan transaksi capai Rp 1,1 triliun di pasar reguler. Harga saham BBTN naik 1,27 persen ke posisi Rp 3.200 per saham. Investor asing pun banyak melakukan aksi beli saham BBTN capai Rp 256,11 miliar.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham pertanian naik 0,38 persen dan sektor tambang mendaki 0,04 persen. Sektor saham aneka industri tergelincir 3,53 persen, dan catatkan penurunan terbesar. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya