Gempa Goyang Jakarta, Perdagangan Saham Berjalan Normal di BEI

Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan, operasional perdagangan BEI berjalan normal seiring ada musibah gempa bumi 6,4 SR.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Jan 2018, 14:16 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2018, 14:16 WIB
Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan, operasional perdagangan saham di BEI berjalan normal seiring ada musibah gempa bumi 6,4 skala richter pada Selasa (23/1/2018) pukul 13.34 WIB.

"Sehubungan dengan adanya musibah gempa bumi 6,4 SR pada pukul 13.34 WIB, dengan ini kami informasikan bahwa operasional perdagangan BEI berjalan normal," tulis pernyataan BEI, Selasa pekan ini.

Seperti diketahui, gempa berkekuatan 6,4 skala Richter menggoyang Jakarta. Pusat gempa berada di Lebak, Banten.

Informasi dari BMKG, gempa tersebut terjadi pada Selasa (23/1/2018), pukul 13.34 WIB. Pusat gempa berada di 7,21 Lintang Selatan dan 105,91 Bujur Timur tepatnya di 81 km Barat Daya Lebak, Banten.

Pada penutupan sesi pertama, Selasa (23/1/2018), IHSG naik 65,15 poin atau 1 persen ke posisi 6.565,68. Indeks saham LQ45 menguat 1,19 persen ke posisi 1.114,86. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.

Ada sebanyak 206 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. Sedangkan 103 saham melemah. 123 saham lainnya diam di tempat. Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi di 6.581,50 dan terendah 6.537,07.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai di BEI. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 225.570 kali dengan volume perdagangan 7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 5,4 triliun. Investor asing melakukan aksi beli Rp 259,44 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.305.

Secara sektoral, 10 sektor saham kompak menghijau. Sektor saham tambang naik 1,74 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri menanjak 1,59 persen dan sektor saham keuangan menguat 1,21 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham PGAS naik 7,29 persen ke posisi Rp 2.650, saham TRAM melonjak 5,51 persen ke posisi Rp 268 dan saham DOID menanjak 5,05 persen ke posisi Rp 1.040 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tergelincir antara lain saham HOKI melemah 2,87 persen ke posisi Rp 338, saham FINN merosot 2,82 persen ke posisi Rp 172, dan saham IIKP susut 2,5 persen ke posisi Rp 312 per saham.

Bursa saham Asia sebagian besar menguat kecuali indeks saham Taiwan melemah 0,01 persen. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,44 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menanjak 1,09 persen, indeks saham Jepang Nikkei menguat 1,23 persen, indeks saham Shanghai menguat 0,89 persen. Selain itu, indeks saham Singapura mendaki 0,47 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jakarta Gena Gempa, Pegawai Kemenko Ramai-Ramai Keluar Gedung

(Foto: Liputan6.com/Achmad Dwi)
Suasana saat terjadi gempa di Gedung Kemenko Bidang Perekonomian (Foto:Liputan6.com/Achmad Dwi)

Jakarta mengalami guncangan cukup besar alias gempa cukup kuat pada Selasa (23/1/2018). Guncangan terjadi sekitar pukul 13.30 WIB.

Guncangan terjadi cukup lama. Alhasil, masyarakat yang berada di dalam gedung sontak panik dan keluar gedung.

Hal ini seperti tampak di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta. Para pegawai yang berada di dalam gedung berbondong-bondong meninggalkan gedung.

Pantauan Liputan6.com, Selasa pekan ini, karyawan ramai-ramai keluar meninggalkan gedung. Mereka khawatir bangunan gedung menimpa mereka.

"Saya panik, saya lagi makan, buru-buru keluar," kata Fadil salah seorang pewarta yang biasa berada di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta.

Dia mengatakan, guncangan cukup lama. Dia khawatir bangunan roboh seperti yang berada di Bursa Efek Indonesia (BEI). "Takut kaya yang di BEI nanti," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya