Liputan6.com, Jakarta - PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) menyiapkan belanja modal Rp 150 miliar-Rp 250 miliar pada 2018. Direktur Keuangan PT Trans Power Marine Tbk, Rudy Sutiono menuturkan, belanja modal itu untuk membeli kapal tunda dan tongkang.
"Perseroan akan anggarkan belanja modal Rp 150 miliar-Rp 250 miliar untuk membeli enam hingga delapan set kapal tunda dan tongkang,” ujar dia saat paparan publik, Rabu (23/5/2018).
Rudy menambahkan, utilisasi kapal yang maksimal akan membuka peluang peningkatan pendapatan usaha dan laba bersih pada 2018. Di sisi lain, perseroan juga senantiasa membayar cicilan utang bank dan bunga secara tepat waktu.
Advertisement
Selain itu, perseroan memaparkan kinerja keuangan pada 2017. Perseroan membukukan laba bersih mencapai USD 4,75 juta pada 2017. Angka itu naik signifikan dari periode 2016 sebesar USD 1,51 juta.
Baca Juga
Dengan pencapaian kinerja tersebut, perseroan akan bagikan dividen tunai Rp 31,59 miliar atau 50 persen dari laba bersih 2017. Dividen yang dibagikan sebesar Rp 12 per saham.
Rudy menambahkan, harga batu bara dunia sedikit turun pada 2017 dibandingkan akhir 2016. Volume produksi penjualan batu bara meningkat dan mendorong pertumbuhan akan armada angkutan batu bara.
"Hal ini tentu memberikan angin segar untuk industri batu bara, khususnya TPM. Dengan kerja keras serta pemeliharaan rutin armada kapal, loyalitas terhadap pelanggan serta sumber daya manusia yang terus ditingkatkan, membawa TPM pada tingkat optimal,” ujar dia.
Rudy mengatakan, operasional perusahaan di 2017 dibuktikan dengan peningkatan volume pengangkutan terutama disebabkan permintaan akan transaksi transhipment yang meningkat. Dengan jumlah aset perusahaan sebesar USD 115 juta per 31 Desember 2017 .
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Kejar Target 24 Perusahaan IPO dalam 6 Bulan, Ini yang Dilakukan BEI
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan perusahaan yang bisa melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) pada enam bulan pertama 2018 mencapai 24 perusahaan. Sejauh ini sudah ada 13 perusahaan yang melantau di BEI.
Direktur BEI Samsul Hidayat menjelaskan, BEI mendaftar terdapat 24 perusahaan yang telah dan akan melakukan penawaran saham perdana di BEI pada semester I 2018.
"Ada 24 perusahaan dalam pipepline yang bakal IPO di semester ini. Sudah ada yang mulai," tuturnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa 15 Mei 2018.
Perusahaan yang telah dan akan melantai ini berasal dari beragam sektor " Macam-macam. Ada properti, finansial, perkebunan, jadi memang tidak ada majority sector yang masuk," ujar dia.
Samsul merincikan, dengan target 24 perusahaan yang melantai di bursa pada semester awal 2018, ada 13 perusahaan yang sudah merealisasikan rencana tersebut. Oleh karena itu, dengan waktu yang tersisa BEI harus mengejar 11 perusahaan lagi.
Untuk mencapai target tersebut, BEI melakukan berbagai cara. Salah satunya adalah sosialisasi. "Kami lakukan sosialisasi untuk teman-teman dan lain-lain. Pola-pola ini kita terus lakukan. One-on-one meeting kami lakukan, bahkan kami jelaskan jika ada permintaan khusus, pendekatanya memang persuasif," tambah dia.
Samsul lebih jauh menjelaskan kesempatan IPO berguna untuk memperluas kegiatan perseroan serta ekspansi. "Ya selain dipakai buat ekspansi (funding resource), kesempatan lain menjadi Tbk yaitu memperluas kegiatan usaha mereka," tandas dia.
Advertisement