Bos BEI: Likuiditas Bagus, Kepercayaan Investor Belum Hilang

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio, mengatakan, pasar saham Indonesia tidak terpengaruh teror bom di Surabaya dan Sidoarjo.

oleh Bawono Yadika diperbarui 14 Mei 2018, 17:30 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2018, 17:30 WIB
20160118-Bursa Efek Indonesia-Jakarta
Direktur Utama Tito Sulistio (kedua kanan) memberikan keterangan kepada wartawan terkait respon BEI Terhadap Terorisme , di BEI, Jakarta, Senin (18/1). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya turun terbatas meski dibayangi teror bom di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio menyatakan, kondisi pasar modal masih terbilang stabil hingga awal pekan ini.

"Menarik saat ini foreign net sales cukup besar lebih dari 300 bio (miliar), tapi kita baru bisa lihat dua hingga tiga hari ke depan berdasarkan dari hari ini. Jadi enggak bisa melihat pasar baru jalan sejam ya," tutur dia, Senin, (14/5/2018).

Tito mengatakan, likuiditas di pasar saham masih baik. Ini menunjukkan kepercayaan investor di pasar saham belum hilang. Tercatat transaksi harian saham mencapai Rp 8,6 triliun. Hal itu besar karena di pasar negosiasi terjadi transaksi saham PT Link Net Tbk (LINK) mencapai Rp 1 triliun. Jadi transaksi harian saham mencapai Rp 7,6 triliun. Transaksi tersebut masih di bawah rata-rata harian saham Rp 8,8 triliun.

"Likuditas kita masih bagus. Jadi saya katakan trust ke pasar belum hilang. Jika likuditas tersebut turun baru trust hilang. Likuiditas sekarang masih bagus, investor bertambah dan transaksi berjalan," ucap Tito.

Tito menuturkan, pertumbuhan transaksi harian saham bahkan menguat. "Kita sudah growth dari 8,9 persen dibanding 7,7 persen. Ini naik 15 sampai 17 persen, ini growth value. Kalau frekuensi kita 20 persen," ujar dia.

Selain itu, investor lokal pun terus meningkat di BEI. Akan tetapi, Tito menilai, persepsi investor memang masih ragu-ragu.

"Sampai sekarang positif karena saham kita menjadi menarik. Investor long term sudah mulai masuk. Investor lokal naik terus, 100 sampai 200 per harinya. Saya bisa katakan bahwa pasar masih terjaga dengan baik namun persepsinya yang masih ragu-ragu," kata dia.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

Rupiah Menguat, IHSG Melemah Terbatas

Jelang Hasil The Fed, IHSG Naik 74 Poin
Ada sebanyak 190 saham menghijau sehingga mendukung penguatan ke level 4.483,45.

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berusaha berbalik ke zona hijau. Ini ditunjukkan dari penutupan perdagangan saham, IHSG hanya melemah terbatas.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin 14 Mei 2018, IHSG melemah tipis 9,67 poin atau 0,16 persen ke posisi 5.947,15. Indeks saham LQ45 stagnan di posisi 962. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

IHSG sempat berada di level tertinggi 5.947,15 dan terendah 5.853,43. Sebanyak 238 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sebanyak 134 saham menguat dan 122 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham juga cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 333.412 kali dengan volume perdagangan saham 8,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,4 triliun. Investor asing jual saham Rp 205,14 miliar. Padahal pada sesi sebelumnya, investor asing sempat beli saham. Posisi dolar Amerika Serikat berada di posisi Rp 13.963.

Transaksi harian saham besar itu didorong adanya transaksi saham PT Link Net Tbk (LINK) mencapai Rp 1 triliun di pasar negosiasi. Saham LINK ditransaksikan turun 15,74 persen di posisi Rp 4.550 per saham di pasar negosiasi. Total frekuensi perdagangan satu kali dengan volume 2.301.099 saham. Kemungkinan transaksi itu dibantu oleh PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia dan PT Morgan Stanley Sekuritas Indonesia.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham tambang naik 0,03 persen, sektor saham barang konsumsi mendaki 0,25 persen, sektor saham keuangan menguat 0,16 persen dan sektor saham perdagangan mendaki 0,33 persen.

Saham-saham catatkan penguatan, antara lain saham TAXI melonjak 34,74 persen ke posisi Rp 128 per saham, saham PKPK menanjak 34,18 persen ke posisi Rp 212 per saham, dan saham BKSL menguat 10,96 persen ke posisi Rp 162 per saham.

Adapun saham-saham yang tertekan antara lain saham FORZ melemah 19,29 persen ke posisi Rp 456 per saham, saham SSMS susut 10,78 persen ke posisi Rp 1.035 per saham, dan saham RBMS tergelincir 5,6 persen ke posisi Rp 184 per saham.

Sebagian bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,35 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Indeks saham Taiwan menanjak 0,86 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,47 persen, indeks saham Thailand menguat 0,21 persen, dan indeks saham Shanghai mendaki 0,34 persen. Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,06 persen dan indeks saham Singapura susut 0,18 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya