IHSG Diprediksi Melemah di Awal Pekan

Tekanan terhadap IHSG datang dari semakin kuatnya potensi kenaikan suku bunga acuan yang ke-4 kalinya oleh The FED.

oleh Bawono Yadika diperbarui 23 Jul 2018, 06:20 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2018, 06:20 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi terkoreksi pada Senin pekan ini (22/7/2018), seiring tekanan dari sisi domestik maupun eksternal. Dari sisi domestik, tekanan datang dari nilai tukar dan harga komoditas.

Sementara dari sisi eksternal, tekanan datang dari semakin kuatnya potensi kenaikan suku bunga acuan yang ke-4 kalinya oleh The FED.

"Pembelian dengan target investasi jangka panjang dapat dioptimalkan di saat-saat ini. IHSG bakal terkoreksi di kisaran 5.721-5.988," tutur Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya dalam ulasannya, Senin(23/7/2018).

Menambahkan, Analis PT Kresna Securities William Mamudi pun mengungkapkan IHSG berpeluang kembali tertekan. Menurut Mamudi, IHSG bakal bergerak melemah terbatas di 5.840-5.890

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi juga meramalkan IHSG melemah pada pergerakan indeks saham. Lanjar berpendapat pada awal pekan ini, IHSG masih rawan dengan pergerakan pulled back bearish trend line.

Sebagai informasi, Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini mengalami perubahan sebesar 1,20 persen menjadi 5.872,78 poin dari 5.944,07 poin pada penutupan akhir pekan lalu. Nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) di akhir pekan ini juga mengalami perubahan 1,20 persen menjadi Rp6.615,50 triliun dari Rp6.695,58 triliun pada pekan sebelumnya.

 

Rekomendasi Saham

Perdagangan Saham dan Bursa
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berikut 10 saham yang direkomendasikan saat IHSG diramalkan terkoreksi:

Analis William memilih saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan juga PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR).

Sedangkan Mamudi menyarankan saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), serta PT Matahari Department Store Tbk (LPFF).

Kemudian Lanjar yang merekomendasikan saham PT Indika Energi Tbk (INDY), PT Pabrik Kerta Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), dan juga PT Indofarma Tbk (INAF).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya