GMF Aero Asia Kantongi Laba USD 26,97 Juta

PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMFI) mencatatkan pendapatan menguat tipis hingga sembilan bulan pertama 2018.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 01 Nov 2018, 09:45 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2018, 09:45 WIB
20151106-Hanggar 4 GMF Kurang Teknisi, Pembenahan Pesawat Terhambat
Teknisi tengah melakukan perbaikan pesawat di Hanggar 4 GMF, Tangerang, Jumat (6/11/2015). Untuk mendukung operasional hanggar tersebut dibutuhkan setidaknya ratusan teknisi hingga akhir tahun.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMFI) mencatatkan pendapatan menguat tipis hingga sembilan bulan pertama 2018. 

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (1/11/2018), PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk  membukukan pendapatan naik tipis 7,7 persen dari USD 310,53 juta hingga September 2017 menjadi USD 334,69 juta hingga September 2018.

Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 29,29 persen dari USD 38,15 juta hingga September 2017 menjadi USD 26,97 juta.

Perseroan membukukan kenaikan beban hingga akhir kuartal III 2018. Beban pegawai naik tipis 7,1 persen dari USD 83,53 juta hingga akhir September 2017 menjadi USD 89,47 juta.

Beban material perseroan naik menjadi USD 76,79 juta hingga akhir kuartal III 2018 dari posisi USD 60,27 juta. Beban operasional naik menjadi USD 43,59 juta hingga akhir September 2018 dari periode sama tahun sebelumnya USD 40,08 juta.

Selain itu, perseroan kantongi kenaikan penghasilan bunga menjadi USD 682.877 hingga akhir September 2018. Keuntungan lain-lain naik menjadi USD 7,99 juta hingga akhir September 2018 dari posisi USD 2,46 miliar.  Perseroan membukukan laba usaha turun 32,40 persen menjadi USD 37,29 juta hingga akhir September 2018.             

Adapun dalam keterangan tertulis, pendapatan perseroan didukung  oleh sector Repair & Overhaul yang meningkat 14,1 persen. Pergeseran konsentrasi bisnis sudah mulai dilakukan oleh GMF. 

Direktur Utama GMF, Iwan Joeniarto, mengatakan  pada kuartal III 2018, jumlah pengerjaan perawatan mesin pesawat meningkat signifikan sebesar 24 persen menjadi 102 pengerjaan. 

"Perubahan fokus bisnis ini memiliki pengaruh pada posisi margin usaha yang berbanding lurus terhadap laba bersih,” ungkap Iwan, Kamis (1/11/2018).

Lebih lanjut lagi, GMF mencapai hasil maksimal dalam sisi operasional. Turn Around Time yang dihasilkan GMF mencapai angka 100 persen. Pemenuhan Service Level terhadap pelanggannya mencapai angka hampir sempurna 99,6 persen dan jumlah events perawatan meningkat 18 persen dari kuartal sama tahun 2017. 

Di sisi lain, GMF berhasil meningkatkan pendapatan dari non group afiliasi dengan rasio 43,3 persen berbanding 56,7 persen, sedangkan perbandingan rasio ditahun sebelumnya adalah 34,7 persen:65,3 persen.

 

Selanjutnya

20151106-Hanggar 4 GMF Kurang Teknisi, Pembenahan Pesawat Terhambat
Teknisi tengah melakukan perbaikan pesawat di Hanggar 4 GMF, Tangerang, Jumat (6/11/2015). Untuk mendukung operasional hanggar tersebut dibutuhkan setidaknya ratusan teknisi hingga akhir tahun.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sepanjang kuartal III 2018, GMF berusaha untuk terus berkembang lebih pesat lagi demi mempersiapkan tantangan pasar di tahun yang akan datang. Inisiatif strategis yang dicanangkan di awal tahun mulai menunjukkan perkembangan positif. 

Pada kuartal III 2018, GMF telah menandatangani Kerja Sama Kemitraan Strategis dengan raksasa MRO dari Eropa, Air France Industri KLM E&M. Kerja sama strategis ini meliputi pengembangan kapabilitas dan kapasitas, juga peningkatan serapan pasar di Kawasan Asia. 

Selain program kemitraan, GMF juga meresmikan fasilitas perawatan Landing Gear yang juga merupakan inisiatif strategis. Bisnis perawatan mesin pesawat juga tak ketinggalan. GMF mencanangkan program perawatan ‘Engine Total Solutions’ untuk meningkatkan serapan pekerjaan perawatan mesin pesawat.

Dari segi realisasi investasi, GMF juga sudah merealisasikan investasi sejumlah USD 32,7 juta. Investasi itu digunakan untuk pengembangan bisnis berupa ; pengembangan kapabilitas Engine CFM56-5B, pengembangan kapabilitas Landing Gear, serta pengembangan line maintenance untuk pesawat Airbus A320 NEO, Boeing 737 Max dan 787. 

Selanjutnya, sebesar USD 3,8 juta diinvestasikan untuk Operasional seperti pembelian Tools dan infrastruktur umum lainnya. Iwan Joeniarto mengatakan, GMF terus mengupayakan pengembangan bisnis untuk menyerap pasar lebih besar lagi. 

"Menjadi Top 10 MRO di dunia sudah di depan mata. Untuk itu kami terus secara agresif mengembangkan dan berinvestasi pada pengembangan bisnis agar dapat bersaing secara global dan membuktikan kualitas layanan GMF kepada dunia,” tutur Iwan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya