Rupiah Tembus 14.592 per Dolar AS, IHSG Menanjak 15,95 Poin

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu berbalik arah ke zona hijau pada perdagangan saham Rabu pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Nov 2018, 16:20 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2018, 16:20 WIB
IHSG 30 Mei 2017 Ditutup Melemah 0,33 Persen
Seorang pria melintas di depan papan monitor di Mandiri Sekuritas, Jakarta, Selasa (30/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu berbalik arah ke zona hijau pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Hal itu juga didukung nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS.

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (7/11/2018), IHSG menguat 15,95 poin atau 0,27 persen ke posisi 5.939,88. Indeks saham LQ45 menanjak 0,31 persen ke posisi 947,91. Sebagian besar indeks saham acuan kompak menghijau.

Sebanyak 203 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. 173 saham melemah dan 120 saham diam di tempat. Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.947,60 dan terendah 5.891,14.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 368.764 dengan volume perdagangan saham 9,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,2 triliun. Investor asing jual saham Rp 41,46 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.592.

Sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham pertanian melemah 0,19 persen, sektor saham barang konsumsi merosot 0,17 persen dan sektor saham keuangan turun 0,02 persen. Selain itu, sektor saham konstruksi menanjak 1,9 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri menanjak 1,48 persen dan sektor saham perdagangan menguat 0,61 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham DIGI naik 25 persen ke posisi Rp 1.175 per saham, saham LINK melonjak 13,64 persen ke posisi Rp 5.000 per saham dan saham ERTX mendaki 11,54 persen ke posisi Rp 145 per saham.

Selain itu, saham-saham yang tertekan antara lain saham SATU merosot 24,81 persen ke posisi Rp 200 per saham, saham CINT tergelincir 17,27 persen ke posisi Rp 230 per saham, dan saham RODA melemah 12,22 persen ke posisi Rp 316 per saham.

Bursa saham Asia sebagian besar menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng menanjak 0,10 persen, indeks saham Thailand mendaki 0,10 persen, indeks saham Singapura menguat 0,15 persen dan indeks saham Taiwan mendaki 0,85 persen.

Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,52 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,28 persen dan indeks saham Shanghai susut 0,68 persen.

 

IHSG Merosot pada Sesi I

20161114-Perdagangan-Saham-Jakarta-AY
Pergerakan saham terlihat di sebuah monitor, Jakarta, Senin (14/11).Tekanan IHSG tersebut juga didorong saham-saham berkapitalisasi besar yang merosot. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak bervariasi tapi cenderung melemah pada sesi pertama perdagangan saham Rabu pekan ini. Padahal nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung menguat.

Pada penutupan sesi pertama, Rabu 7 November 2018, IHSG melemah 14,53 poin atau 0,25 persen ke posisi 5.909,39. Indeks saham LQ45 susut 0,43 persen ke posisi 940,89. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Sebanyak 173 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 161 saham melemah dan 127 saham diam di tempat. Pada sesi I, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.947,60 dan terendah 5.902,75.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 201.217 kali dengan volume perdagangan 5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 3,9 triliun. Investor asing beli saham Rp 168,02 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) di kisaran Rp 14.751.

Sebagian besar sektor saham sama-sama menguat dan melemah. Sektor saham aneka industri naik 1,32 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi menanjak 0,88 persen dan sektor saham perdagangan mendaki 0,33 persen.

Sedangkan sektor saham barang konsumsi melemah 1,05 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham keuangan merosot 0,58 persen dan sektor saham manufaktur tergelincir 0,36 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham NUSA mendaki 24,69 persen ke posisi Rp 202 per saham, saham SOSS menanjak 24,40 persen ke posisi Rp 515 per saham, dan saham DIGI menanjak 22,87 persen.

Sementara itu, saham-saham yang tergelincir antara lain saham SATU merosot 24,81 persen ke posisi Rp 200 per saham, saham YPAS tergelincir 24,69 persen ke posisi Rp 482 per saham, dan saham TAMU terpangkas 13,13 persen ke posisi Rp 1.885 per saham.

Sebagian besar bursa saham Asia menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,21 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,01 persen, indeks saham Jepang Nikkei menanjak 0,49 persen.

Selain itu, indeks saham Shanghai menguat 0,42 persen, indeks saham Singapura mendaki 0,74 persen, dan indeks saham Taiwan menguat 0,65 persen. Sedangkan indeks saham Thailand melemah 0,20 persen.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya