Jangan Hanya Ikut-ikutan, Begini Panduan Investasi Saham bagi Pemula

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia (UI) Budi Frensidy menyebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum investasi saham.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 07 Jan 2021, 20:50 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2021, 20:30 WIB
IHSG Ditutup Melemah ke 6.023,64
Pengendara sepeda motor melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (10/10/2019). IHSG ditutup melemah 0,09 persen atau 5,52 poin ke level 6.023,64 dari penutupan perdagangan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi salah satu instrumen investasi yang diminati kaum milenial, saham dinilai mampu memberikan keuntungan. Meski demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum terjun di pasar modal.

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia (UI) Budi Frensidy menyebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum investasi saham, salah satunya belajar analisis fundamental.

"Sedikit banyak harus belajar analisis fundamental, harga sahamnya sekarang berapa, kemudian pergerakannya beberapa bulan apakah membaik, pertumbuhannya bagaimana, jadi harus mengerti rasio-rasio paling dasar itu harus tahu," ujar dia.

Agar lebih mudah, Budi juga memberikan saran untuk memperhatikan saham-saham yang memiliki potensi cukup besar atau memiliki istilah blue chip atau saham unggulan serta LQ45 atau paling likuid.

"Gampangnya kalau memang tidak tahu, membeli saham-saham yang big cap, market potensinya besar, istilah yang biasa digunakan blue chip, atau LQ45. Bisa juga memilh saham-saham yang dikoleksi oleh manager dan instansi besar," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Tak Ikut-ikutan Investasi Tanpa Pengalaman

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Hal terakhir yang harus diperhatikan ialah tak ikut-ikutan investasi dengan mendengarkan publik figur atau menjadikan beberapa sumber tanpa pengalaman atau pendidikan terkait pasar modal.

"Jangan mengikuti orang-orang yang mencari keuntungan dengan endorsement, termasuk selebriti, atau channel Youtube sendiri. Itu mereka punya kepentingan pribadi," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya