BEI Proses Penghapusan Saham Polaris Investama

Direktur Penilaian Perusahaan BEI Gede Nyoman Yetna menuturkan, hingga saat ini masih terdapat beberapa kewajiban yang belum dipenuhi Polaris Investama agar bertahan di BEI.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 14 Jan 2021, 21:07 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2021, 21:00 WIB
Dilanda Corona, IHSG Ditutup Melesat
Pekerja melintas di layar IHSG di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan sanksi kepada sejumlah emiten atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan berupa delisting.

Delisting merupakan penghapusan perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia akibat beberapa kondisi tertentu. Alhasil, sahamnya tidak bisa lagi diperdagangkan oleh publik.

Namun begitu, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna menjelaskan, dalam melakukan pemantauan Perusahaan Tercatat, bursa senantiasa melakukan komunikasi dengan Perusahaan Tercatat untuk memantau progress perbaikan yang mereka lakukan. Termasuk yang sedang dalam kondisi suspensi.

"Bursa meminta Perseroan penyampaian target setiap progress dan menyampaikan informasi tersebut kepada Publik melalui platform IDXnet per triwulan,” ujar dia kepada wartawan, Kamis (14/1/2021).

Adapun sejumlah saham yang berpotensi didepak dari bursa, salah satunya PT Polaris Investama Tbk (PLAS). Dilansir dari keterbukaan informasi BEI, masa suspensi saham PT Polaris Investama Tbk (Perseroan) telah mencapai 24 bulan pada 28 Desember 2020. Namun, hingga hari ini, Nyoman mengaku pihak perseroan belum juga memberikan tanggapan yang memuaskan.

"Dalam hal PLAS, hingga saat ini masih terdapat beberapa kewajiban yang belum dipenuhi Perseroan. Selain itu, beberapa kali kami mencoba mengundang manajemen Perseroan namun respons Perseroan belum seperti yang kami harapkan. Saat ini kami sedang dalam proses melakukan delisting atas PLAS,” kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Bagaimana dengan GEMS?

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara, saham lainnya yang juga berpotensi dilakukan delisting yaitu PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS). Berdasarkan data keterbukaan informasi BEI, masa suspensi saham perseroan telah mencapai 24 bulan pada 30 Januari 2020.

Namun, mengingat rencana Perseroan untuk memenuhi ketentuan Bursa dengan melakukan tindakan korporasi yang telah disetujui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perseroan pada tanggal 12 Agustus 2020, maka Bursa telah memberikan perpanjangan waktu pemenuhan Ketentuan V.1 Peraturan Bursa No. I-A.

"Terkait dengan GEMS, Perseroan menunjukan itikad baik untuk melakukan perbaikan sebagaimana diminta oleh Bursa. Perseroan pada saat ini sedang mengajukan pernyataan pendaftaran kepada OJK untuk melaksanakan Penambahan Modal dengan tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) dalam rangka memenuhi ketentuan free float,” terang Nyoman.

Nantinya, apabila setelah pelaksanaan PMHMETD GEMS dapat memenuhi ketentuan free float sesuai jadwal yang disampaikan kepada Bursa, maka Bursa dapat mempertimbangkan untuk mencabut suspensi atas saham GEMS.

Adapun GEMS sudah menyampaikan Keterbukaan Informasi di situs Bursa dan telah mendapatkan persetujuan RUPS untuk pelaksanaan PMHMETD.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya