Simak Rekomendasi Teknikal Saham BBTN hingga UNVR

Sejumlah sentimen akan pengaruhi laju IHSG mulai dari rilis data inflasi oleh BPS dan kekhawatiran kenaikan imbal hasil US Treasury 30 tahun.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Mar 2021, 07:30 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2021, 07:30 WIB
Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat pasar modal Hans Kwee memperkirakan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan saham Senin, (1/3/2021). Sejumlah sentimen akan pengaruhi laju IHSG mulai dari rilis data inflasi oleh BPS dan kekhawatiran kenaikan imbal hasil US Treasury atau obligasi 30 tahun.

Hans menilai, inflasi Februari 2021 masih akan rendah seiring daya beli belum kuat. Namun, ia menuturkan, inflasi bukan menjadi sentimen negatif di pasar. “Data dalam negeri tidak terlalu banyak pengaruh,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Hans menambahkan, investor mencermati yield treasury Amerika Serikat (AS). Sentimen ini menurut Hans akan lebih banyak berpengaruh ke pasar saham. “Kalau yield tinggi di AS, valuasi saham jadi mahal,” tutur dia.

Ia mengatakan, bank sentral di kawasan Asia hingga Eropa meningkatkan upaya untuk menenangkan kepanikan pasar setelah yield US treasury naik ke level tertinggi dalam setahun.

Hans menuturkan, bank sentral akan merespons kenaikan ini dengan campuran kebijakan pembelian surat utang dan rencana intervensi. Hal ini tidak terlepas dari mulai naiknya imbal hasil obligasi beberapa negara di Kawasan Eropa akibat kenaikan yield obligasi pemerintah USA.

Hans mengatakan, kenaikan suku bunga jangka panjang yang terlalu cepat pada awal pemulihan ekonomi, bahkan jika kenaikan itu mencerminkan prospek pertumbuhan yang membaik, bisa menyebabkan penarikan dukungan terhadap kebijakan yang longar.

"Hal ini bila terjadi terlalu dini dan secara tiba-tiba dapat menganggu pemulihan ekonomi yang masih sangat rapuh,” ujar dia.

Hans menuturkan, dengan melihat trend yield government bond USD dan sebagian besar bursa saham global tertekan, IHSG akan berpotensi terkoreksi. “IHSG akan berada di level support 6.173-6.018 dan resistance di level 6.302-6.350,” ujar dia.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Rekomendasi Teknikal

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk pilihan saham, Hans menuturkan, dengan melihat trend yield government bond USD dan sebagian besar bursa saham global tertekan, IHSG akan berpotensi terkoreksi. “IHSG akan berada di level support 6.173-6.018 dan resistance di level 6.302-6.350,” ujar dia.

Hans memilih sejumlah saham yang dapat dicermati antara lain saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).

Untuk rekomendasi teknikalnya:

BBTN berpeluang melemah, area sos di level 2.150 sampai 2.020. Area buy back jika break level 2.200 dan target pelemahan ke level 1.930 sampai 1.890.

TLKM berpeluang melemah, area sos di level 3.570 sampai 3.410. Area buy back jika break level 3.640 dan target pelemahan ke level 3.270 sampai 3.200.

ITMG berpeluang menguat, area akumulasi di level 11.850 sampai 12.250. Area cut loss bila turun di bawah level 11.600 dan target penguatan ke level 12.750 sampai 13.250.

UNVR berpeluang menguat, area akumulasi di level 6.675 sampai 7.000. Area cut loss bila turun di bawah level 6.550 dan target penguatan ke level 7.350 sampai 7.470.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya