Saham Bank Mini Melejit Tersengat Euforia Bank Digital

Sejumlah saham mencatatkan kinerja di atas IHSG. Bahkan kenaikan harga saham di atas 100 persen. Kenaikan harga saham tersebut didominasi dari emiten bank

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Mar 2021, 09:25 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2021, 15:23 WIB
Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih positif hingga awal Maret 2021. Kinerja IHSG tumbuh 6,36 persen ke posisi 6.359,21 secara year to date (ytd).

Di tengah penguatan IHSG tersebut, sejumlah saham mencatatkan kinerja di atas IHSG. Bahkan kenaikan harga saham di atas 100 persen. Kenaikan harga saham tersebut didominasi dari emiten bank terutama bank umum kelompok usaha (BUKU) 1 dan 2. BUKU 1 memiliki modal inti kurang dari Rp 1 triliun dan BUKU 2 memiliki modal inti Rp 1 triliun-Rp 5 triliun.

Salah satunya saham bank yang melonjak signifikan yaitu saham PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk (BANK).

Berdasarkan data RTI, saham BANK melonjak 2.055,34 persen sepanjang 2021. Saham BANK ditutup ke posisi  2.220 per saham pada 2 Maret 2021.

Saham BANK sempat berada di level tertinggi Rp 2.580 dan terendah Rp 139 per saham. Total frekuensi perdagangan 454.464 kali dengan nilai transaksi Rp 3,3 triliun. Saham BANK memimpin penguatan terbesar di antara emiten bank lainnya.

Lalu saham PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) melambung 603,70 persen. Saham BNBA ditutup ke posisi Rp 2.660 per saham hingga 2 Maret 2021. Level tertinggi saham BNBA di posisi Rp 2.660 dan terendah Rp 376 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 140.878 kali dengan nilai transaksi Rp 1,3 triliun.

Saham PT Bank Harda International Tbk (BBHI) naik 356,37 persen ke posisi Rp 1.935 per saham. Saham BBHI sempat berada di level tertinggi Rp 1.935 dan terendah Rp 370 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 108.108 kali dengan nilai transaksi Rp 463 miliar.

Kemudian saham PT Bank Artha Graha International Tbk (INPC) meroket 271,01 persen ke posisi Rp 256 per saham. Saham INPC berada di level tertinggi Rp 256 dan terendah Rp 61 per saham. Total frekuensi perdagangan 150.285 kali dengan nilai transaksi Rp 438,8 miliar.

Saham PT Bank Ganesha Tbk (BGTG) naik 256,76 persen ke posisi Rp 264 per saham. Saham BGTG sempat di posisi terendah Rp 65 dan tertinggi Rp 264 per saham.

Saham PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) naik 172,06 persen ke posisi Rp 555 per saham. Saham AGRS sempat di posisi tertinggi Rp 555 dan terendah Rp 194 per saham.

Selain itu, ada juga saham PT Bank Victoria International Tbk (BVIC) menguat 170,18 persen ke posisi Rp 308 per saham. Saham BVIC sempat di posisi tertinggi Rp 320 dan terendah Rp 103 per saham.

Lalu saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) melompat 170,13 persen ke posisi Rp 805 per saham. Saham BBYB sempat di posisi tertinggi Rp 1.010 per saham dan terendah Rp 290 per saham.

Saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) pun menguat 138,37 persen ke posisi Rp 10.250 per saham. Saham ARTO sempat di posisi tertinggi Rp 11.225 per saham dan terendah Rp 4.140 per saham. Saham ARTO diperdagangkan sebanyak 161.972 kali dengan nilai transaksi harian Rp 2,8 triliun. 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Harapan Akuisisi

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Head of Investment Research PT Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menuturkan, kenaikan saham emiten bank mini didorong harapan akan diakuisisi financial technology (fintech) untuk transformasi menjadi bank digital.

“Kalau melihat bank jago akusisi nya bisa 2x nilai buku. Pun demikian, bank digital dipandang memiliki prospek yang menarik di Indonesia dengan jangkauan ponsel yang luas,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, Rabu (3/3/201).

Ia menambahkan, untuk investor yang mau pegang jangka panjang harus mempertimbangkan kalau tujuan bank digital ini pada awal bukan cari untung tetapi untuk menjaring user yang perlu waktu dan biaya. “Bisa jadi akan ada perang bakar duit lagi antar bank digital,” kata dia.

Dengan harga valuasi yang sudah naik tinggi, Wawan menuturkan, harga saham bank mini akan rentan sekali dengan aksi profit taking bila masa akuisisi lewat. "Investor akan fokus ke kinerja fundamental," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya