Baidu Bidik Dana Rp 43,15 Triliun dari IPO di Bursa Saham Hong Kong

Baidu bergabung dengan jajaran perusahaan teknologi China yang saat ini tercatat di bursa saham AS dan melakukan penawaran sekunder di bursa Hong Kong.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Mar 2021, 22:20 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2021, 22:20 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berdiri didepan indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Ketegangan politik yang terjadi karena Korut meluncurkan rudalnya mempengaruhi pasar saham Asia. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Baidu akan mengumpulkan dana sekitar USD 3 miliar atau sekitar Rp 43,15 triliun (asumsi kurs Rp 14.383 per dolar AS saat pencatatan saham sekunder di bursa saham Hong Kong.

Mengutip CNBC, Kamis (11/3/2021), seorang sumber mengatakan, kalau pendaftaran saham akan selesai sebelum akhir bulan. Baidu yang juga terdaftar di bursa saham Nasdaq akan menerbitkan empat persen saham. Proses book building atau masa penawaran awal paling cepat dilakukan Jumat. Harga saham akan diumumkan menjelang akhir pekan depan.

Meski demikian, Baidu menolak berkomentar mengenai hal itu. Baidu bergabung dengan jajaran perusahaan teknologi China yang saat ini tercatat di bursa saham AS dan melakukan penawaran sekunder di bursa Hong Kong.

Baidu masuk jajaran bersama Alibaba.com, JD.com, dan NetEase. Bilibili juga telah mengajukan daftar sekunder di bursa saham Hong Kong.

Pencatatan saham ini telah mengubah bursa saham Hong Kong menjadi tempat yang menarik bagi perusahaan teknologi China untuk meningkatkan modal.

Sementara itu, ketegangan antara AS dan China telah mendorong beberapa perusahaan China untuk melihat daftar sekunder lebih dekat ke rumah. Pada Desember, mantan Presiden AS Donald Trump teken undang-undang yang mengancam akan menghapus perusahaan yang tidak mematuhi standar audit Amerika.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Rencana Diversifikasi

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Baidu juga bisa memanfaatkan kenaikan 128 persen sahamnya dalam 12 bulan terakhir untuk meningkatkan modal.

Meskipun secara tradisional dikenal dengan bisnis pencarian dan periklanannya, Baidu belakangan ini berusaha untuk melakukan diversifikasi.

Perusahaan telah berfokus pada bisnis mobil otonom dan mendirikan perusahaan mandiri. CNBC melaporkan pada Februari, Baidu sedang mencari dana untuk perusahaan semikonduktor kecerdasan buatan.

Baidu juga mendirikan bisnis kendaraan listrik mandiri dengan pembuat mobil Geely dan mengumpulkan uang untuk perusahaan bioteknologi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya