Kekhawatiran Baru Pandemi COVID-19 Bikin IHSG Tergelincir 1,5 Persen

Pada penutupan perdagangan saham, 24 Maret 2021, IHSG turun 1,54 persen ke posisi 6.156,14.

oleh Agustina Melani diperbarui 24 Mar 2021, 20:59 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2021, 18:46 WIB
FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan pada perdagangan saham Rabu, (24/3/2021). Sejumlah sentimen negatif menekan IHSG mulai dari kekhawatiran pandemi COVID-19 hingga prediksi pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal I 2021.

Pelemahan IHSG terjadi selama tiga hari berturut-turut sejak 22 Maret 2021. Sebelumnya, pada 22 Maret 2021, IHSG melemah 0,87 persen ke posisi 6.301,13 dan pada 23 Maret 2021 ke posisi 6.252,71.

Pada penutupan perdagangan saham, 24 Maret 2021, IHSG turun 1,54 persen ke posisi 6.156,14. Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.239,54 dan terendah 6.143,38.

Sebanyak 390 saham melemah sehingga menekan IHSG. 110 saham menguat dan 126 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 1,13 juta saham dengan volume perdagangan saham 17,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 11,1 triliun. Investor asing beli saham Rp 54,92 miliar di pasar reguler.

Secara sektoral, 10 sektor saham tertekan yang dipimpin sektor tambang. Sektor tambang turun 3,17 persen. Diikuti sektor pertanian susut 2,36 persen dan sektor saham aneka industri tergelincir 1,92 persen.

Dengan koreksi IHSG mencapai 1,5 persen mendorong pertumbuhan kinerja IHSG naik 2,96 persen secara year to date (Ytd).

Analis PT Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas menuturkan, IHSG turun dipicu sentimen negatif karena kekhawatiran baru atas pandemi COVID-19.

“Di Eropa, beberapa negara termasuk Jerman, Prancis, dan Belanda memperpanjang lockdown dan memberlakukan pembatasan perjalanan,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Sentimen global lainnya juga didorong bursa saham Amerika Serikat atau wall street yang melemah karena ada potensi gelombang ketiga dari penyebaran COVID-19.

Selain itu, Sukarno menuturkan, pemerintah prediksi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2021 kembali minus juga menekan IHSG. 

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memprediksi Indonesia masih terjebak dalam jurang resesi. Ia memperkirakan ekonomi Indonesia minus 1 hingga minus 0,1 persen di kuartal I 2021.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia mungkin masih di kisaran minus 1 persen hingga minus 0,1 persen untuk kuartal I 2021," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Selasa, 23 Maret 2021.

Sukarno menilai, penurunan IHSG masih wajar seiring bursa saham Asia juga tertekan. “Penurunan IHSG lebih baik dibandingkan indeks saham Nikkei dan Hang Seng,” kata dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


IHSG Berpotensi Melemah pada 25 Maret 2021

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sukarno mengatakan, IHSG masih berpotensi melemah pada perdagangan saham Kamis, 25 Maret 2021. IHSG berpotensi ke level support 6.069.

“Jika IHSG tidak mampu kembali ke atas level 6.167, indeks bisa lanjut turun ke next support 6.069. Untuk skenario bullish jika indeks mampu bullish, jika indeks mampu bullish candle dan kembali ke atas 6.167, ada potensi menguat ke resistance terdekat di 6.225,” ujar dia.

Sukarno mengatakan, saat ini masih minim sentimen positif sehingga menekan IHSG. Akan tetapi, ada potensi IHSG menguat.

Di tengah tekanan IHSG itu, Sukarno memilih sejumlah saham yang dapat dicermati antara lain saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).”Trading buy atau buy on weakness di area yang dianggap support jika turun dulu,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya