Bursa Asia Beragam, Investor Cermati Saham Alibaba Usai Kena Denda

Investor mencermati gerak saham Alibaba setelah kena denda dari pemerintah China. Bursa saham Asia pun bergerak beragam.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Apr 2021, 09:39 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2021, 08:24 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan saham Senin (12/4/2021) setelah indeks saham Dow Jones dan S&P 500 cetak rekor pada pekan lalu.

Di Jepang, indeks saham Nikkei 225 mendatar pada awal perdagangan saham. Indeks saham Topix menguat. Indeks saham Korea Selatan Kospi menanjak 0,44 persen.

Indeks saham Australia melemah 0,18 persen. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang susut 0,08 persen. Demikian mengutip dari CNBC, Senin (12/4/2021).

Di sisi lain, investor akan cermati saham Alibaba di Hong Kong setelah pemerintah China memberi denda 18,23 miliar yuan atau USD 2,8 miliar terkait monopoli.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Indeks Dolar AS

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Indeks dolar AS berada di kisaran 92,17 setelah sentuh posisi dia tas 92,8. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 109,71 per dolar AS. Harga minyak cenderung menguat di Asia.

Harga minyak berjangka Brent naik 0,51 persen menjadi USD 62,37 per barel. Harga minyak berjangka Amerika Serikat mendaki 0,4 persen menjadi USD 50,65 per barel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya