Pernah Skeptis, Miliarder Ini Tertarik Investasi Kripto Rp 21,46 Triliun

Miliarder Amerika Serikat, Carl Icahn mulai melihat potensi investasi pada uang kripto.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 31 Mei 2021, 08:49 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2021, 06:00 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Pernah menunjukkan sikap skeptis terhadap uang kripto, Miliarder Amerika Serikat, Carl Icahn mengaku tengah mempertimbangkan potensi investasi USD 1,5 miliar atau sekitar Rp 21,46 triliun (asumsi kurs Rp 14.311 per dolar AS) dalam mata uang digital ini.

Seperti dilansir Yahoo Finance, aktivis investor menyebut, Icahn mulai melihat potensi investasi pada uang kripto. Nilai yang digelontorkan juga tak main-main, hal ini menjadi salah satu bukti kepercayaan kepada uang kripto meningkat.

Icahn membagikan pemikirannya melalui wawancara  dengan Bloomberg, Rabu 26 Mei 2021. Dalam hal ini, Ia berbicara tentang aktivisme investor, saham GameStop, dan aset digital.

Pernah menyamakan uang kripto dengan gelembung tanah Mississippi abad ke-18 yang menyebabkan jatuhnya pasar saham di Eropa, Icahn tampak tertarik dengan potensi cryptocurrency saat ini.

"Saya melihat keseluruhan bisnis. Saya tidak melihat apa yang harus dibeli saat ini. Saya hanya melihat keseluruhan bisnis dan bagaimana saya bisa terlibat dengannya," kata Icahn, ditulis Minggu, (30/5/2021).

Icahn juga mengatakan, Ia percaya pada aset kripto sebelum terjadi tekanan. Ia juga memiliki pertimbangan untuk melakukan pemmbelian melalui konglomerat investasinya, Icahn Enterprises.

Icahn bergabung dengan sejumlah miliarder yang telah membalikkan opini negatif mereka tentang uang kripto, termasuk Mark Cuban, Michael Saylor, dan Howard Marks .

“Saya akan mengatakan tentang cryptocurrency. Saya tidak berpikir akan ada banyak orang yang selamat di luar sana berdagang hari ini. Saya pikir pasti ada semacam perasaan bahwa ada keamanan dan nilai di sana," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Harga Bitcoin Melemah

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital.
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Sebelumnya, investor melakukan aksi jual  bitcoin sepanjang Mei 2021. Akan tetapi, hal tersebut harus kembali dlihat apakah investor akan lepas untuk selamanya.

Pada perdagangan Jumat waktu setempat, harga bitcoin turun 8 persen. Sepanjang Mei 2021, bitcoin telah anjlok 36 persen pada Mei 2021, dan mencatat kinerja terburuk sejak September 2011. Sentimen negatif yang berturut-turut telah membawa bitcoin merosot dari level tertinggi sepanjang masa di atas USD 64.000 pada April.

CEO Tesla Elon Musk mengubah bitcoin dengan memberi tahu pelanggan baru-baru ini kalau raksasa mobil listrik ini tidak akan lagi menerima bitcoin sebagai pembayarannya karena kekhawatiran dampak lingkungan dan penambangan bitcoin yang butuh banyak energi.

Musk pun sedikit melunakkan pendiriannya. Berkat dorongan CEO MicroStrategy Michael Saylor bertemu dengan beberapa penambang bitcoin yang berbasis di Amerika Utara untuk membicarakan masalah penggunaan energi.

China juga telah meningkatkan tindakan kerasnya terhadap uang kripto dan Departemen Keuangan Amerika Serikat telah meluncurkan rencana baru untuk mengenakan pajak bitcoin lebih banyak. Sementara itu, the Federal Reserve telah isyaratkan tentang kemungkinan membuat dolar digital.

Harga bitcoin yang melemah merembet ke uang kripto lainnya. Coin binance, XRP, dan Polkadot telah alami kerugian besar pada Mei. Kripto lainnya ethereum bertahan lebih baik. Eter hanya turun enam perseroan. Sedangkan dogecoin turun sedikit.

Harga bitcoin sangat fluktiaktif, tetapi harga tetap naik lebih dari 25 persen pada 2021. Hal ini meski ada krisis pada Mei.Bagi penggemar jangka panjang, mereka melalui jalan berlika-liku sebelumnya.

“Sangat mudah menjadi investor kripto. Sangat sulit menjadi pedagang kripto,” ujar CEO Blockchain, Peter Smith dilansir dari CNN, Sabtu, 29 Mei 2021.

Ia menuturkan, volatilitas sangat tinggi untuk pasar uang kripto. “Ini adalah pasar volatilitas sangat tinggi, dan dapat hancurkan Anda dengan mudah,” kata dia.

Harga bitcoin anjlok dari hampir USD 20.000 pada Desember 2017, merupakan puncak pada saat itu menjadi di bawah USD 3.500 pada awal 2019 sebelum naik.

Harga bitcoin turun hampir 40 persen pada September 2011 sebenarnya di tengah penurunan tiga bulan dari Agustus hingga Oktober pada saat itu.Harga anjlok lebih dari 35 persen setiap bulan.

Siapa pun yang bertahan melalui periode penuh gejolak itu pasti akan tertawa terakhir. Harga Bitcoin mencapai titik terendah USD 2 pada Oktober 2011 dan sekarang diperdagangkan sekitar  USD 37.000.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya