Liputan6.com, Jakarta - PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) atau disebut Emtek menganggarkan belanja modal sekitar Rp 700 miliar pada 2021. Sebagian besar belanja modal tersebut untuk merealisasikan migrasi tv analog ke digital.
Wakil Direktur Utama PT Elang Mahkota Teknologi Tbk, Sutanto Hartono menuturkan, realisasi belanja modal tersebut tergantung dari pelaksanaan perpindahan dari tv analog ke digital yang dilakukan anak usaha perseroan. Hal ini mengingat industri televisi tidak berbayar dengan platform analog wajib migrasi ke digital mulai 2022.
Baca Juga
"(Belanja modal-red) ada sekitar mendekati Rp 700 miliar tergantung pelaksanaan digitalisasi yang ada di SCMA (PT Surya Citra Media Tbk). Kita ketahui keharusan industri televisi tidak berbayar dari platform analog ke digital kewajiban pada 2022. (Belanja modal-red) SCMA Rp 400 miliar-Rp 450 miiar, sisa anak usaha Emtek," ujar Sutanto saat paparan publik, Kamis (3/6/2021).
Advertisement
Perseroan juga menargetkan pertumbuhan kinerja sekitar 4-5 persen pada 2021. Hal ini sejalan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di kisaran 4-5 persen.
"Target kinerja kami konservatif sesuai perkembangan ekonomi normal 4-5 persen, tetapi kami fleksibel. Melihat sama-sama berita bagus semoga program vaksinasi sudah cukup berhasil dan berharap pemerintah agresif menerapkan program vaksinasi, kunci bangsa ini keluar dari krisis COVID-19, kami yakin kalau ini terjadi animo dan confident masyarakat meningkat sehingga mendorong roda ekonomi," kata Sutanto.
Sutanto menuturkan, perseroan akan terus mengembangkan portofolio bisnis yang dimiliki mulai dari media, solusi dan lainnya. Dari lini media, perseroan tidak hanya fokus pada media konvensional dan parabola tetapi mengembangkan konten dan digital publishing.
"Kami yakin bisnis model itu solid, dan terus kami kembangkan. Konten platform yang sudah macam-macam, kesempatan berkembang lebih luas," ujar dia.
Sutanto mengatakan, pihaknya melihat pertumbuhan adopsi digital meningkat dan makin luas di tengah pandemi COVID-19. Hal ini salah satunya ditunjukkan dari pertumbuhan over the top (OTT) yaitu vidio.com.
"Vidio alami kemajuan luar biasa, sudah kami sampaikan dalam lima tahun (CAGR-red) 77 persen. Kami sudah diberikan peringkat (Vidio-red) nomor 2 di Indonesia, kalau lokal nomor satu. Itu terus kami lakukan di SCMA," ujar Sutanto.
Sedangkan dari sisi platform digital Emtek dengan meningkatkan sinergi. Saat ini, perseroan berinvestasi di platform digital antara lain market place di Bukalapak, e-payment DANA, dan joint venture bersama Kalbe melalui klik dokter.
"Fokus dari Emtek meningkat lebih meningkatkan unsur sinergi. Pilar dari konten menimbulkan awareness tinggi ke elemen transaksi Bukalapak dan payment secara umum itu strategi yang dijalankan," kata dia.
Selain itu, perseroan juga membuka peluang mengembangkan bisnis kesehatan. Hal ini setelah perseroan selesaikan pembelian 4,24 miliar saham yang mewakili 71,88 persen dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) dari PT Omni Health Care pada 2020.
"Kita sudah akuisisi saham SAME sehingga memiliki skala ekonomi jauh lebih besar kelola bisnis rumah sakit. Kami lakukan sinergi di antara rumah sakit ini, pembenahan sehingga kinerja akan lebih bagus, terbuka peluang kembangkan bisnis kesehatan lebih tinggi," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
IPO Bukalapak
Selain itu, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk sebagai salah satu investor di Bukalapak menyatakan, kalau Bukalapak sedang proses mengajukan permohonan initial public offering (IPO) atau penawaran umum perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun, jumlah saham yang dilepas belum dapat disebutkan.
"Bukalapak sedang proses mengajukan permohonan IPO di BEI. Jumlah berapa persen (saham-red) untuk IPO masih dibicarakan internal manajemen Bukalapak. Kalau sudah dapat pernyataan efektif OJK akan disampaikan," ujar Sekretaris Perusahaan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk, Titi Maria Rusli.
Adapun IPO Bukalapak diharapkan dapat dilakukan pada Agustus 2021. "Sekitar Agustus 2021, kalau berjalan baik di OJK dan BEI," ujar dia.
Advertisement
Hasil RUPST
PT Elang Mahkota Tbk telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Kamis, 3 Juni 2021. Dari hasil RUPST tersebut diputuskan tidak membagikan dividen untuk tahun buku 2020. Perseroan mencatat pendapatan Rp 11,93 triliun dan laba tahun berjalan yang berjalan diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 2,05 triliun pada 2020.Â
Sutanto mengatakan, perseroan akan menggunakan laba bersih untuk investasi, perkuat modal kerja dan mengembangkan lini bisnis perseroan.
Selain itu, susunan komisaris dan direksi perseroan antara lain:
Susunan Komisaris
Komisaris Utama: Eddy K.Sariaatmadja
Komisaris: Susanto Suwarto
Komisaris: Amit Kunal
Komisaris: Fofo Sariaatmadja
Komisaris Independen: Stan Maringka
Komisaris Independen: Pandu Patria Sjahrir
Susunan Direksi
Direktur Utama: Alvin W.Sariaatmadja
Wakil Direktur Utama: Sutanto Hartono
Direktur: Jay Geoffrey Wacher
Direktur: Yuslinda Nasution
Direktur: Titi Maria Rusli