Liputan6.com, Jakarta - PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) akan siapkan belanja modal USD 65 juta atau sekitar Rp 1,06 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah 16.447) pada 2025. Belanja modal itu naik dibandingkan 2024 sekitar USD 58 juta atau sekitar Rp 954,73 miliar.
Direktur PT Indo Tambangraya Megah Tbk Yulius Kurniawan Gozali mengatakan, belanja modal itu sekitar 15-30 persen untuk pengembangan pelabuhan dengan meningkatkan kapasitas Pelabuhan Bunyut. Kemudian mengembangkan infrastruktur jalan tambang dan infrastruktur PT Nusa Persada Resources (NPR). Perseroan menargetkan produksi sekitar 100.000 ton pada semester II 2025. Selain itu, belanja modal untuk pembelian alat. "Dana belanja modal dari kas internal. Kita memiliki kas sekitar USD 990 juta,” kata Yulius.
Baca Juga
Seiring belanja modal yang disiapkan, PT Indo Tambangraya Tbk menargetkan produksi batu bara mencapai 20,8-21,9 metrik ton (MT) pada 2025. Produksi batu bara itu naik dibandingkan realisasi produksi 2024 sebesar 20,2 Mt. Sedangkan penjualan batu bara ditargetkan mencapai 26,3-27,4 Mt pada 2025. Pada tahun sebelumnya, penjualan batu bara Perseroan mencapai 24 Mt. Penjualan batu bara 38 persen ke China, Indonesia 23 persen, Jepang sebesar 18 persen dan Filipina sebesar 5 persen.
Advertisement
"14 persen sudah fixed harganya (2025-red). Sedangkan 53 persen volume sudah commit, tetapi harga masih belum pasti. 32 persen belum terjual pada 2025,” kata dia.
PT Indo Tambangraya Tbk juga mendiversifikasi bisnis untuk menopang kinerja ke depan. Sejumlah bisnis sedang dikaji mulai dari sektor energi baru dan terbarukan (EBT) hingga mineral. Pada 2024, Perseroan ekspansi di Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap. “Tahun ini selain PLTS atap melihat beberapa potensi mungkin di hydro, company sudah siapkan dan masih melihat beberapa studi,” kata Yulius.
Selain itu, Perseroan juga melihat potensi sektor EBT terutama di hydro seiring Indonesia yang memiliki banyak sungai untuk mendukung sektor tersebut. “ Kemudian dari sisi mineral, kami melihat potensi sama ke arah nikel, aluminium, copper. Beberapa mineral coba pelajari lebih lanjut,” kata dia.
Kisi-Kisi Dividen 2024
Sebelumnya, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) berpeluang membagikan dividen 60-70 persen dari laba bersih 2024. Namun, besaran pembagian dividen itu akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perseroan yang digelar pada April 2025.
Direktur PT Indo Tambangraya Megah Tbk Yulius Kurniawan Gozali menuturkan, rasio pembayaran dividen ditentukan oleh pemegang saham Perseroan, yakni Banpu Minerals Private Limited. Hingga kini belum diketahui besaran dividen yang akan dibagikan. Yulius mengatakan, jika melihat catatan rasio pembayaran dividen sebelumnya di kisaran 60-70 persen.
“Melihat dari historical angka (dividen-red) itu sendiri, dari sisi persentase di level 60-70 persen. Kalau dari sisi nilai tergantung dari performance semester kedua 2024. Semester kedua dua kali lipat dari semester pertama,” kata Yulius.
Seiring hal itu, ia berharap dividen yang akan dibagikan juga cukup menarik untuk pemegang saham. Ia mengungkapkan, rasio pembayaran dividen itu akan diumumkan dalam RUPS ITMG pada April 2025. “Rencananya pertengahan April,” kata dia.
Adapun PT Indo Tambangraya Megah Tbk mencapat pendapatan USD 2,3 miliar pada 2024 atau sekitar Rp 37,32 triliun (kurs Rp 16.370 per dolar AS). Pendapatan itu turun 2,94 persen dibandingkan periode 2023 sebesar USD 2,37 miliar. Sementara itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk USD 374,12 juta atau sekitar Rp 6,12 triliun. Laba tersebut terpangkas 25,23 persen dibandingkan 2023 sebesar USD 500,33 juta.
Sebelumya, Perseroan juga telah membagikan dividen interim 2024 sebesar USD 90 juta. Dividen interim itu setara Rp 1.228 per saham.
Advertisement
Kinerja 2024
Sebelumnya, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mengumumkan kinerja tahun buku 2024 yang berakhir pada 31 Desember 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pendapatan bersih USD 2,3 miliar atau sekitar Rp 37,32 triliun (kurs Rp 16.370 per USD).
Pendapatan itu susut 2,94 persen dibandingkan pendapatan 2023 yang tercatat sebesar USD 2,37 miliar. Bersamaan dengan turunnya pendapatan, beban pokok pendapatan pada 2024 turun menjadi USD 1,6 miliar dari USD 1,63 miliar pada 2023. Sehingga, diperoleh laba kotor USD 698 ,81 juta pada 2024.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), beban penjualan pada 2024 tercatat sebesar USD 178,28 juta. Kemudian beban umum dan administrasi USD 37,09 juta, beban keuangan USD 4,06 juta, penghasilan keuangan USD 41,29 juta, dan beban lain-lain USD 25,84 juta.
Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 374,12 juta atau sekitar Rp 6,12 triliun. Laba ini turun 25,23 persen dibandingkan laba tahun buku 2023 yang tercatat sebesar USD 500,33 juta. Sehingga laba per saham dasar tergerus menjadi USD 0,33 dari sebelumnya USD 0,44 per saham.
Aset perseroan sampai dengan 31 Desember 2024 naik menjadi USD 1,4 miliar dari USD 2,19 miliar yang dicatatkan pada akhir 2023. Terdiri dari aset lancar senilai USD 1,4 miliar dan sisanya sekitar USD 1 miliar merupakan aset tidak lancar.
Liabilitas hingga 31 Desember 2024 naik menjadi USD 472,73 juta dari USD 399,31 juta pada akhir 2023. Rinciannya, sebanyak USD 313,88 juta tercatat sebagai liabilitas jangka pendek dan sebanyak USD 158,86 juta tercatat sebagai liabilitas jangka panjang.
Ekuitas hingga 31 Desember 2024 tercatat sebesar USD 1,93 miliar. Ekuitas itu naik dibandingkan posisi akhir 2023 yang tercatat sebesar USD 1,79 miliar.
Pada penutupan Rabu, 26 Februari 2025, saham ITMG turun 0,60 persen ke posisi 24.675. Dalam sepekan, ITMG turun 3,99 persen, dan terkoreksi 5,73 persen sejak awal tahun atau secara year to date (YTD).
