Berapa Harga Saham GoTo Jika Masuk Pasar Modal?

Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menuturkan, menegaskan bila IPO yang mungkin dilakukan oleh GoTo bisa dilakukan secara dual listing atau dilakukan secara bertahap.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 09 Jun 2021, 20:35 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2021, 20:35 WIB
Gojek dan Tokopedia bentuk GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia.
Gojek dan Tokopedia bentuk GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi perhatian, merger Gojek dan Tokopedia (GoTo) memiliki nilai valuasi hingga USD 20 hingga 30 miliar. Hal tersebut membuat Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyebut, nilai saham GoTo bisa mencapai USD 2 hingga 3 miliar atau setara Rp 28 triliun.

Angka tersebut tentu saja sangat besar dan cukup sulit bagi perusahaan untuk menentukan harga yang pas untuk bisa diserap masyarakat Indonesia saat melakukan Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO).

"Kalau yang besar seperti GoTo akan masuk ke capital market, terdapat beberapa masalah, seperti valuasi yang mencapai USD 20-30 miliar. Misalkan mereka menawarkan 10 persen saja itu sekitar USD 2 sampai 3 miliar atau sekitar Rp28 triliun, siapa yang bisa makan investor di Indonesia," katanya secara virtual, Rabu (9/6/2021).

Oleh karena itu, Rudiantara menegaskan bila IPO yang mungkin dilakukan oleh GoTo bisa dilakukan secara dual listing atau dilakukan secara bertahap.

"Kalau di luar negeri bisa juga langsung bisa juga menggunakan sistem SPAC ya, banyak macam cara saat mereka pasti masuk ke capital market," ujarnya.

Gojek dan Tokopedia resmi mengumumkan pembentukan Grup GoTo. Pembentukan ini merupakan kolaborasi usaha terbesar di Indonesia, sekaligus kolaborasi terbesar antara dua perusahaan internet dan layanan media di Asia hingga saat ini.

Menjadi grup teknologi terbesar di Indonesia, terdapat banyak investor blue chip dibalik GoTo ini, antara lain Alibaba Group, Google dan Capital Group. Adapun Grup GoTo memiliki:

-Total Gross Transaction Value (GTV) secara grup lebih dari USD 22 miliar pada 2020

-Lebih dari 1,8 miliar transaksi pada 2020 -Lebih dari dua juta mitra driver yang terdaftar per Desember 2020

-Lebih dari 11 juta mitra usaha atau merchant per Desember 2020

-Lebih dari 100 juta pengguna aktif bulanan atau monthly active user atau MAU

-Kontribusi sebesar dua persen kepada total produk domestic bruto (PDB) Indonesia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

IPO GoTo Berpeluang di AS dan Hong Kong

Gojek dan Tokopedia bentuk GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia.
Gojek dan Tokopedia bentuk GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia.

Sebelumnya, bergabungnya Gojek dan Tokopedia masih menjadi topik hangat. Bagaimana tidak, Gojek dan Tokopedia merupakan raksasa teknologi di dalam negeri. 

Bahkan, aksi bisnis yang melahirkan grup GoTo ini diklaim menjadi kolaborasi terbesar antara dua perusahaan internet dan layanan media di Asia.

Setelah merger, GoTo dikabarkan akan melakukan penawaran umum perdana ke publik (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi menilai, jika IPO itu benar-benar dieksekusi, GoTo berpeluang menjadi saham blue chip di BEI. Valuasi Grup GoTo, hasil merger Gojek dan Tokopedia, disebut-sebut mencapai USD 17 miliar atau sekitar Rp 243,25 triliun (asumsi kurs Rp 14.309 per dolar AS).

Dengan valuasi ini, GoTo menjadi raksasa teknologi dengan valuasi terbesar di kawasan Asia Tenggara, mengungguli Grab yang mencatatkan valuasi USD 14 miliar.

"GoTo berpeluang jadi saham blue chip. Bahkan saya sarankan tidak hanya melantai di bursa Indonesia tapi juga bisa ke New York atau Hong Kong, karena perkawinan Gojek dan Tokopedia bukan hanya menjadi perhatian domestik Indonesia, tapi juga dunia,” kata dia kepada Liputan6.com, Rabu, 19 Mei 2021.

Meski begitu, Heru mengatakan manajemen GoTo tidak akan tergesa-gesa untuk melakukan IPO. Hal ini mempertimbangan beberapa hal, termasuk isu ekonomi makro di tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung.

"Apalagi GoTo yang baru merger, sinergi manajemen akan lebih dulu dilakukan, baru setelah lancar dan bisnis tumbuh IPO dilakukan,” ujar dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya