Pasar Saham Bergejolak, Mengapa FORE Nekat IPO?

Di tengah kondisi pasar sedang bergejolak, PT Fore Kopi Indonesia atau Fore tetap optimis dalam melantai di bursa saham melalui Initial Public Offering (IPO).

oleh Pipit Ika Ramadhani Diperbarui 21 Mar 2025, 19:13 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2025, 19:13 WIB
Hari Ini, Indeks Harga Saham Gabungan Ditutup di Zona Hijau
IHSG. Di tengah kondisi pasar sedang bergejolak, PT Fore Kopi Indonesia atau Fore tetap optimis dalam melantai di bursa saham melalui Initial Public Offering (IPO). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Di tengah kondisi pasar sedang bergejolak, PT Fore Kopi Indonesia atau Fore tetap optimis dalam melantai di bursa saham melalui Initial Public Offering (IPO). Keputusan ini didasarkan pada fundamental perusahaan yang kuat serta visi jangka panjang yang diusung oleh investor utama mereka, East Ventures.

Co-Founder dan Managing Partner East Ventures sekaligus Komisaris Utama FORE Willson Cuaca menegaskan bahwa IPO bukan merupakan exit strategi, melainkan bagian dari strategi pengembangan perusahaan jangka panjang.

"Banyak yang beranggapan bahwa jika venture capital atau private equity melakukan IPO, maka mereka akan exit. Itu tidak benar. Jika tujuan kami adalah exit, kami akan menunggu hingga pasar pulih dan valuasi meningkat sebelum listing," ujar Wilson dalam konferensi pers, Jumat (21/3/2025).

Fore telah membuktikan ketangguhannya sejak didirikan pada 2018. Perusahaan ini berhasil bertahan melalui berbagai tantangan ekonomi dan terus memperbaiki unit ekonominya, termasuk pertumbuhan bisnis, EBITDA, serta profitabilitas di tingkat holding. Dengan pencapaian tersebut, IPO bagi Fore bukanlah garis akhir, melainkan awal dari perjalanan baru dalam pengembangan perusahaan.

Wilson menyatakan bahwa momentum saat ini justru merupakan kesempatan emas bagi investor. "Ketika pasar sedang turun, banyak yang ragu untuk masuk. Namun, bagi investor jangka panjang, ini adalah peluang untuk mendapatkan valuasi yang lebih menarik. Ketika ekonomi membaik, nilai saham akan meningkat lebih tinggi," ujar dia.

Di sisi lain, Wilson tak menampik kondisi pasar yang dipenuhi sentimen negatif. Namun menurut dia, terlalu banyak kabar buruk yang disiarkan, sementara fakta bahwa banyak perusahaan di bursa memiliki fundamental yang baik sering kali terabaikan.

"Banyak perusahaan yang memiliki valuasi menarik dan kinerja keuangan yang solid, tetapi karena berita negatif mendominasi, hal ini kurang mendapat perhatian," imbuh Wilson.

 

Promosi 1

Industri Kopi

Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Fore sendiri merupakan perusahaan yang bergerak di industri kopi, sebuah sektor yang memiliki potensi besar mengingat Indonesia adalah salah satu eksportir biji kopi terbesar di dunia. Perusahaan ini bertekad untuk membangun brand kopi nasional yang kuat dan mampu bersaing di pasar global.

Dengan strategi bisnis yang jelas dan komitmen investasi jangka panjang dari pemegang sahamnya, Fore optimis bahwa IPO ini akan menjadi langkah strategis yang akan membawa perusahaan menuju pertumbuhan yang lebih berkelanjutan di masa depan.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana menyoroti bahwa valuasi perusahaan-perusahaan tercatat, saat ini kembali ke level pandemi. Namun, secara fundamental, perusahaan-perusahaan tersebut telah mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan masa pandemi. Dengan fundamental yang kuat, prospek pertumbuhan di pasar modal ke depan sangat menjanjikan.

 

Prospek ke Depan

IHSG Dibuka di Dua Arah
Layar grafik pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Pasar muda tengah mengalami tantangan, namun optimisme terhadap prospek ke depan tetap tinggi. Menurut seorang pengamat pasar, meskipun terjadi penurunan di pasar saat ini, kondisi tersebut justru dianggap sebagai momentum luar biasa bagi para investor.

"Jika melihat ke depan, forward Price to Earnings (PE) perusahaan-perusahaan real estate saat ini sangat menarik. Dari segi valuasi, mungkin kembali ke level saat pandemi, tetapi jika melihat fundamentalnya, justru jauh lebih baik dibandingkan beberapa tahun lalu," ujar Oki.

Dengan fundamental yang semakin kuat, pasar modal dinilai memiliki potensi besar untuk terus berkembang. "The only way is to go up. Ke depan, daya tarik perusahaan-perusahaan di pasar modal akan semakin tinggi," tambahnya. Ia juga menegaskan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat bagi investor untuk masuk ke pasar. Dengan optimisme yang tinggi, ia yakin bahwa pasar muda akan terus menunjukkan kinerja positif dalam jangka panjang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya