ASSA Harap Penerbitan Obligasi Konversi Dapat Restu OJK Akhir Juni 2021

PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) tengah menunggu persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menerbitkan obligasi konversi.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 26 Jun 2021, 21:33 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2021, 21:33 WIB
Ilustrasi PT Adi Sarana Armada Tbk/ASSA (Dok: PT Adi Sarana Armada Tbk)
Ilustrasi PT Adi Sarana Armada Tbk/ASSA (Dok: PT Adi Sarana Armada Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) berencana menerbitkan obligasi konversi (convertible bond) melalui penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.

Saat ini, PT Adi Sarana Armada Tbk tengah menunggu persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menerbitkan obligasi konversi.

Rencananya, sebagian besar dana yang terkumpul dari aksi tersebut akan digunakan untuk melunasi dan membayar sebagian pinjaman bank yang diambil Perseroan pada 2019 lalu dalam rangka investasi awal di bisnis kurir (Anteraja), serta akuisisi JBA di bisnis lelang otomotif.

"Convertible bond akan dijalankan setelah approval OJK. Sebelumnya harga per lembar convertiblenya Rp 750, sekarang harganya sudah disesuaikan menjadi Rp 1.250. Hopefully akhir Juni ini sudah bisa dieksekusi," ujar Presiden Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk, Projo Sunarjanto saat diskusi virtual, Sabtu (26/6/2021).

Adapun, untuk obligasi konversi yang tidak diambil oleh para pemegang saham Perseroan, akan diambil oleh IFC (International Finance Corporation) yang merupakan anggota World Bank Group.

IFC dalam hal ini bertindak sebagai pembeli siaga (standby buyer) dalam pelaksanaan HMETD tersebut. PT Adi Sarana Armada Tbk masih menunggu persetujuan OJK untuk pelaksanaan aksi korporasi tersebut. Perseroan mengharapkan dapat menekan biaya bunga pinjaman dengan penerbitan obligasi konversi.

"Melakukan rights issue dan convertible bond dengan zero coupon, tidak ada bunga. Di kasih dana dari IFC, IFC dapat saham sekitar 15 persen dua tahun lagi, turunkan cost of fund," ujar Projo.

Dilansir dari keterbukaan informasi BEI, jumlah obligasi konversi yang ditawarkan adalah sebanyak 600 juta dan bersifat zero coupon serta diterbitkan tanpa warkat (scripless). Rencananya, bagi setiap pemegang 453 saham lama yang tercatat pada 14 Juni 2021, berhak memperoleh 80 HMETD baru.

IFC Jadi Pembeli Siaga

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), emiten bergerak di sektor aktivitas penyewaan dan sewa guna transportasi akan menambah modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu I (HMETD) atau rights issue sebanyak 600 juta obligasi konversi.

Mengutip prospektus singkat dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu, 24 April 2021, PT Adi Sarana Armada Tbk menawarkan sebanyak 600 juta obligasi konversi dengan jumlah pokok Rp 720 miliar.Dalam aksi korporasi ini, setiap pemegang 453 saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada 14 Juni berhak memperoleh 80 HMETD dengan setiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak satu unit obligasi konversi.

Harga pelaksanaan Rp 1.200 dengan setiap satu unit obligasi konversi yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pelaksanaan HMETD.

Obligasi konversi dalam rights issue ini diterbitkan tanpa warkat atau scripless. Obligasi konversi tersebut dapat dikonversi sebesar nilai nominalnya yang akan ditawarkan dengan harga konversi Rp 1.200 per saham. Nilai nominal saham hasil konversi adalah sebesar Rp 100 per saham.

Jumlah saham hasil konversi obligasi konversi adalah sebanyak-banyaknya 600 juta lembar saham baru atau setara 15,01 persen dari total saham setelah pelaksanaan konversi jika tidak terdapat penyesuaian pada harga konversi.

Konversi dari obligasi konversi menjadi saham dapat dilakukan sejak tanggal emisi hingga sebelum tanggal jatuh tempo obligasi konversi yaitu dua tahun sejak tanggal emisi pada 25 Juni 2023.

Apabila obligasi konversi tidak dikonversikan selama masa konversi, obligasi konversi menjadi jatuh tempo pada dua tahun sejak tanggal emisi pada 25 Juni 2023.

Obligasi konversi dapat diperdagangkan dan akan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Obligasi konversi tidak dikonversi menjadi saham sampai dengan tanggal jatuh tempo, Adi Sarana Armada wajib melunasi nilai pokok obligasi ditambah yield to maturity sebagaimana berlaku.Dalam aksi korporasi, International Finance Corporation (IFC) menyatakan akan menerima pengalihan dan melaksanakan seluruh HMETD yang diterima pemegang saham utama dan pemegang saham perseroan.

IFC akan menerima pengalihan dan melaksanakan seluruh HMETD dari PT Adi Dinamika Investindo, PT Daya Adicipta Mustika, Prodjo Sunarjanto Sekar Pantjawakti, TP Rachmat, dan Erida.

Adapun IFC juga bertindak sebagai pembeli siaga. Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai wali amanat, dan penasihat keuangan yaitu PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. Obligasi konversi tersebut idA atau Single A Minus oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

Perseroan akan menggunakan dana hasil rights issue antara lain sekitar 90,38 persen untuk pelunasan dan pembayaran atas sebagian pinjaman bank perseroan, sekitar 7,01 persen untuk modal kerja.

Selain itu, sisanya 2,62 persen untuk penyetoran modal kepada PT Adi Sarana Logistik yang akan digunakan untuk pengembangan usaha baru bidang jasa pergudangan dengan merek titipaja.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya