Pelaku Pasar Modal Lebih Siap Hadapi Dampak Pandemi COVID-19 Bikin IHSG Tak Bergejolak

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen menuturkan, pasar tidak terlalu bergejolak seiring pelaku pasar modal merespons baik dampak pandemi COVID-19.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Jul 2021, 17:05 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2021, 17:04 WIB
Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai pelaku pasar modal lebih siap merespons dampak pandemi COVID-19. Hal ini seiring kondisi pasar modal tidak terlalu bergejolak dibandingkan kondisi pada 1998 dan 2008.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen menuturkan, kinerja pasar modal sangat dipengaruhi dampak pandemi COVID-19 sejak 2020 yang berdampak terhadap ekonomi nasional dan global. 

"Di dalam kondisi alhamdulilah pelaku pasar modal sangat baik respons sehingga kondisinya tidak timbul gejolak volatile pada pengalaman 2020. Terbukti pasar saat ini bergerak sideways IHSG bertahan di level 6.000 dan terkadang menunjukkan penguatan," ujar Hoesen dalam diskusi virtual Investor Daily Summit, Kamis (15/7/2021).

Hoesen menambahkan, hal itu didorong dari penguatan pemulihan ekonomi Indonesia dan pelaksanaan vaksinasi, serta perkembangan masyarakat yang terdampak COVID-19.

Hoesen menjelaskan, per 9 Juli 2021, IHSG naik 1,02 persen dari posisi 5.979 pada 30 Desember 2020 menjadi 6.039 pada 9 Juli 2021. Kapitalisasi pasar saham Indonesia juga meningkat 3,12 persen dari Rp 6.968,94 triliun pada 30 Desember 2020 menjadi Rp 7.186,16 triliun.

Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian naik 44,69 persen dari Rp 9,22 triliun pada 30 Desember 2020 menjadi Rp 13,34 triliun pada 9 Juli 2021.

Rata-rata volume transaksi harian naik 70,16 persen menjadi 20,18 miliar saham per 9 Juli 2021 dari posisi 11,86 miliar pada 30 Desember 2020. Ia menuturkan, OJK sebagai regulator bersinergi dan bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas dan volatilitas di pasar modal Indonesia.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Penutupan IHSG pada 15 Juli 2021

Pergerakan IHSG Ditutup Menguat
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Senin (27/7/2020). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66% atau 33,67 poin ke level 5.116,66 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan Kamis (15/7/2021). Aksi beli investor asing topang penguatan IHSG.

Mengutip data RTI, IHSG naik 1,13 persen ke posisi 6.046,75. Indeks LQ45 menguat 1,62 persen ke posisi 841,20. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat. Pada Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.046,75 dan terendah 5.982,80. Sebanyak 267 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 218 saham melemah dan 160 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 1.107.407 kali dengan volume perdagangan 16,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,4 triliun. Investor asing beli saham Rp 441,10 miliar.

Sebagian besar sektor saham menghijau. Indeks sektoral saham IDXBasic turun 0,06 persen dan IDXTrans turun 0,14 persen. Indeks sektoral IDXIndustri menguat 2,07 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul indeks sektoral saham IDXFinance menguat 1,81 persen IDXInfra menanjak 1,55 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya