Investor Ritel pada 2021 Lampaui Ekspektasi, OJK Sebut Milenial Banyak Nabung Saham

Ketua OJK Wimboh Santoso mengatakan, penghimpunan dana di pasar modal sepanjang 2021 melampaui pertumbuhan kredit.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 03 Jan 2022, 10:42 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2022, 10:42 WIB
Ketua OJK Wimboh Santoso saat pembukaan perdagangan perdana bursa 2022, Senin (3/1/2022) (Foto: BEI)
Ketua OJK Wimboh Santoso saat pembukaan perdagangan perdana bursa 2022, Senin (3/1/2022) (Foto: BEI)

Liputan6.com, Jakarta - Capaian pasar modal sepanjang 2021 rasanya cukup berkesan. Bagaimana tidak, sederet rekor dicatatkan sepanjang 2021. Mulai dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat menembus rekor baru di level 6.723,39 tepatnya sekitar 22 November 2021, posisi tersebut melampaui IHSG sebelum terjadi pandemi COVID-19.

Kemudian juga dari sisi investor yang naik 92,7 persen atau mencapai 7,48 juta SID. Jumlah itu meningkat hampir tujuh kali lipat dibandingkan akhir 2017.

"Ini menunjukkan bahwa banyak investor, terutama investor ritel. Milenial ini yang tadinya banyak konsumsi sekarang banyak nabung pertama di saham dan juga di tabungan,” kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso dalam seremoni pembukaan perdagangan BEI tahun 2022, Senin (3/1/2022).

Selain kedua hal itu, Wimboh mengatakan, penghimpunan dana di pasar modal sepanjang 2021 melampaui pertumbuhan kredit pada periode yang sama.

Penghimpunan dana di pasar modal luar biasa mencapai Rp 363,3 triliun dari 194 emiten. Bersumber dari sektor teknologi dan sektor keuangan. Angka itu jauh lebih tinggi dari 2020 yang hanya Rp 118 triliun.

"Ini luar biasa dalam sejarah pasar modal itu lebih tinggi dari pertumbuhan kredit. Kredit nya selama 2021 hanya Rp 228 triliun.  mudah-mudahan ini tanda yang bagus untuk investasi ke depan,” kata Wimboh.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Investor Pasar Modal Sentuh 7,4 Juta

20161110-Hari-ini-IHSG-di-buka-menguat-di-level-5.444,04-AY2
Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat investor pasar modal meningkat signifikan sepanjang 2021.Hingga 29 Desember 2021, jumlah investor sebanyak 7,48 juta atau meningkat 92,70 persen.

Dibandingkan akhir 2020, investor pasar modal yang tercatat hanya 3,88 juta. Jumlah investor pasar modal meningkat hampir tujuh kali lipat dibandingkan akhir 2017.

Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), peningkatan jumlah investor didominasi oleh investor domestik yang berumur di bawah 30 tahun yang mencapai sekitar 59,98 persen dari total investor.

“Bukan hanya indeksnya, tapi investornya mencapai 7 juta ini sejarah untuk Indonesia,” tutur Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, saat penutupan perdagangan bursa 2021, dikutip Minggu, 2 Januari 2022.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), secara khusus, pertumbuhan investor ritel pada 2021 ditopang oleh kalangan milenial (kelahiran 1981-1996) dan Gen-Z (kelahiran 1997 – 2012) atau rentang usia ≤ 40 tahun sebesar 88 persen dari total investor ritel baru (per November 2021).

Lonjakan pertumbuhan jumlah investor ritel turut berdampak terhadap dominasi investor ritel terhadap aktivitas perdagangan harian di BEI yang mencapai 56,2 persen dari tahun sebelumnya sebesar 48,4 persen.

IHSG mencapai level 6.600,68 pada 29 Desember 2021, meningkat 10,4 persen dari posisi Desember 2020. Pertumbuhan IHSG tersebut bahkan sempat menembus rekor baru, yakni di level 6.723,39 pada 22 November 2021, melampaui IHSG sebelum terjadinya pandemi.

Sementara itu, kapitalisasi pasar pada 29 Desember 2021 mencapai Rp 8.277 triliun atau naik hampir 18 persen dibandingkan posisi akhir tahun 2020 yakni Rp 6.970 triliun.

"Ini blessing juga, dalam masa pandemi, orang-orang belanjanya berkurang, sehingga banyak dimasukkan ke pasar modal. Digitalisasi transaksi dukung itu semua, sehingga investornya mencapai 7 juta," ujar Wimboh.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya