Saham Boeing dan Pemasok Tergelincir Usai Kecelakaan Pesawat China Eastern Airlines

Saham Boeing dan pemasoknya tergelincir setelah kecelakaan pesawat 737-800 China Eastern Airlines jatuh di Pegunungan China Selatan, Senin, 21 Maret 2022.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Mar 2022, 10:01 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2022, 08:01 WIB
Pesawat China Eastern Airlines.
Pesawat China Eastern Airlines. (AFP

Liputan6.com, Jakarta - Saham produsen pesawat Amerika Serikat (AS) Boeing Co dan pemasoknya merosot pada Senin, 21 Maret 2022. Saham Boeing tergelincir setelah pesawat 737-800 China Eastern Airlines dengan 132 orang di dalamnya jatuh di pegunungan China Selatan.

Saham Boeing turun 4,5 persen pada awal perdagangan.  Saham Boeing ditutup merosot 3,6 persen ke posisi USD 185,90 dan bebani indeks Dow Jones. Sementara itu, saham ADR maskapai China Eastern Airlines yang terdaftar di AS susut sekitar 9 persen.

Selain itu, mesin CFM yang dibuat oleh perusahaan patungan antara General Electric Co dan Safran SA Prancis berdampak terhadap harga sahamnya. Saham GE turun sekitar 1 persen, dan Safran yang terdaftar di Prancis melemah 3 persen.

Pemasok suku cadang Spirit AeroSysstems Holdings Inc, Hexcel Corp dan Triumph Group Inc melemah antara 1 persen dan 4 persen.

Analis CFRA Research Colin Scarola mengatakan, kecelakaan itu seharusnya tidak secara teknis berdampak pada sertifikasi ulang MAX di China . Yang sebelumnya dilarang setelah terbang selama tiga tahun setelah dua kecelakaan fatal di Indonesia dan Ethiopia.

Namun, ia tidak mengesampingkan negara dapat menggunakan kecelakaan itu sebagai alasan untuk menunda persetujuan. “China kemungkinan tidak akan mengakui ini yang mereka lakukan. Tapi kami yakin itu bisa terjadi,” ujar Scarola.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Penyebab Kecelakaan Belum Diketahui

Pesawat China Eastern Airlines
Pesawat China Eastern Airlines. (AFP)

Pesawat China Eastern Airlines jatuh setelah tiba-tiba turun dari ketinggian jelajah.  Penyebab kecelakaan itu belum diketahui. Boeing mengatakan sedang bekerja untuk mengumpulkan lebih banyak informasi.

FlightRadar 24 mengatakan jet yang terlibat dalam kecelakaan itu berusia enam tahun. Setelah kecelakaan itu, media pemerintah China menyebutkan maskapai tersebut telah mengandangkan armada 737-800 yang menurut situs pelacakan penerbangan memiliki 109 pesawat itu.

Varian yang populer adalah pendahulu Boeing 737 MAX yang menunggu persetujuan peraturan di China, pasar penerbangan domestik terbesar di dunia. 737-800 berkapasitas tempat duduk maksimal 189 dan dilengkapi dengan mesin CFM-56, menurut situs web Boeing.

Tidak segera jelas apakah pesawat yang terlibat dalam kecelakaan itu memiliki mesin yang sama dengan maskapai yang bebas memilih mesin dari pemasok lain. Mesin CFM dibuat oleh perusahaan patungan antara General Electric Co dan Safran SA Prancis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya