IPO di Hong Kong Catat Kinerja Terburuk Selama Pandemi COVID-19

12 perusahaan himpun dana sekitar USD 1,86 miliar atau sekitar Rp 26,72 triliun di Bursa Hong Kong.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 01 Apr 2022, 23:38 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2022, 23:38 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di Hong Kong merosot ke level terendah sejak awal pandemi  COVID-19 dengan faktor eksternal mulai dari inflasi hingga invasi Rusia ke Ukraina menambah kesengsaraan mengenai China.

Melansir Yahoo Finance, ditulis Jumat (1/4/2022), 12 perusahaan himpun dana sekitar USD 1,86 miliar atau sekitar Rp 26,72 triliun (asumsi kurs Rp 14.366 per dolar AS) dari hasil IPO sejak Januari, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Itu sedikit lebih banyak dari tiga bulan pertama pada 2020, ketika penyebaran virus COVID-19, dan mendekati penghitungan untuk kuartal pertama di 2013.

Kemudian, penurunan 90 persen dari tahun lalu menunjukkan kelanjutan dari perlambatan yang dimulai Juli lalu karena China memperketat aturan bagi perusahaannya yang mencatatkan saham di luar negeri di tengah tindakan keras yang luas.

Pada kuartal ini, IPO telah anjlok di seluruh dunia karena volatilitas dipicu oleh perang di Ukraina dan inflasi yang melonjak memicu penghindaran risiko di kalangan investor.

Agar pemulihan aktivitas terjadi di pusat keuangan Asia, klarifikasi diperlukan tentang lanskap peraturan bagi perusahaan China yang akan catatkan saham, termasuk yang terkait dengan data dan keamanan siber, menurut Sharnie Wong, analis di Bloomberg Intelligence. "Kuartal kedua mungkin terlalu dini untuk kenaikan tajam," kata dia.

Partisipasi yang kuat dari investor jangkar sangat penting untuk mendukung penawaran yang berhasil masuk ke pasar, tetapi investor tersebut telah dibebani dengan kerugian di samping pasar yang lebih luas. Saham yang dijual dalam IPO USD 544 juta JL Mag Rare-Earth Co terbesar tahun ini, kehilangan lebih dari seperempat nilainya sejak sesi pertama. Lima cornerstone investor mengambil sekitar setengah dari kesepakatan.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Memilih Catatkan Saham di Bursa Hong Kong

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Seperti yang diketahui, karena sentimen risk-off menekan valuasi, lebih banyak perusahaan China yang berdagang di AS dapat memutuskan untuk mendaftar di Hong Kong sebagai pengantar.

Mekanisme yang digunakan oleh pembuat EV Nio Inc. yang juga sedang dipertimbangkan oleh Tencent Music Entertainment Group tidak melibatkan penjualan saham baru atau penggalangan dana, serta merupakan proses yang lebih murah bagi mereka yang mencari apa yang disebut  homecoming listing.

"Kami pasti akan melihat lebih banyak listing yang direncanakan dan dilaporkan melalui pengenalan cerminan dari kondisi pasar dan harga saham yang rendah," kata Co-head ECM, Asia Pasifik di Citigroup Inc, Kenneth Chow, dikutip dari Yahoo Finance, Kamis, 31 Maret 2022.

Sedangkan, pipeline untuk transaksi besar mulai mendapatkan daya tarik karena volatilitas dengan perdagangan ekuitas mereda.

PAG sebuah perusahaan ekuitas swasta yang berfokus di Asia, Hozon New Energy Automobile Co., sebuah startup yang membuat kendaraan listrik yang terjangkau, dan Belle Fashion Group, pengecer alas kaki wanita terbesar di China, semuanya mengerjakan IPO yang masing-masing dapat mengumpulkan USD 1 miliar atau lebih.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya