Darma Henwa Bakal Gelar Rights Issue, Intip Rencana Penggunaan Dananya

PT Darma Henwa Tbk (DEWA) akan meminta persertujuan para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Apr 2022, 20:12 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2022, 20:12 WIB
Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
PT Darma Henwa Tbk (DEWA) bakal gelar rights issue (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan jasa pertambangan, PT Darma Henwa Tbk (DEWA) menetapkan harga pelaksanaan penerbitan saham baru Seri B sebesar Rp 50 per saham untuk maksimal sebanyak 22 miliar saham, sehingga potensial dana yang diraup maksimal sebesar Rp 1,1 triliun melalui  Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue.

Hal tersebut disampaikan manajemen Darma Henwamelalui keterbukaan informasinya ke regulator Pasar Modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 5 April 2022.

PT Darma Henwa Tbk akan meminta persertujuan para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan dilaksanakan pada Jumat, 13 Mei 2022 atas rencana PMHMETD tersebut.

Sesuai dengan POJK 14/2019, pelaksanaan PMHMETD tunduk kepada:

1. Persetujuan dari RUPSLB sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan Nomor 15/POJK.04/2020 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka dan anggaran dasar Perseroan;

2. Pernyataan Pendaftaran dalam rangka PMHMETD beserta dengan dokumen pendukungnya kepada OJK; dan

3. Pernyataan Efektif OJK terkait rencana PMHMETD.

Rencananya pelaksanaan dan penyelesaian PMHMETD ini dilakukan dalam jangka waktu yang dianggap tepat dan wajar, namun tidak lebih dari 12 bulan sejak tanggal disetujuinya PMHMETD dalam RUPSLB. Penerbitan HMETD akan dilaksanakan sesuai dengan Pernyataan Efektif PMHMETD oleh OJK dan peraturan perundangan yang berlaku.

Dana dari PMHMETD (setelah  dikurangi dengan seluruh biaya, ongkos, dan pengeluaran lainnya yang terkait dengan PMHMETD), akan digunakan untuk pembayaran kewajiban keuangan sebesar 28,50 persen, dan untuk modal kerja bagi kegiatan operasional DEWA sebesar 71,50 persen.

Meski demikian, Manajemen Perseroan berhak untuk melakukan penyesuaian terhadap penggunaan dana dengan mempertimbangkan keadaan dan faktor-faktor lain yang dianggap layak. Informasi final sehubungan dengan penggunaan dana akan diungkapkan dalam Prospektus, yang akan disediakan kepada pemegang saham.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Perbaiki Rasio Liabilitas

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Perseroan yakin rencana PMHMETD dapat berdampak positif terhadap kinerja keuangan Perseroan, karena memperkuat kinerja operasional dan struktur permodalan Perseroan.

Selain itu, penambahan modal ini juga dapat memperbaiki rasio total liabilitas terhadap total ekuitas Perseroan dengan pembayaran kewajiban keuangan, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada laba Perseroan dan diharapkan dapat meningkatkan imbal hasil nilai investasi bagi seluruh Pemegang Saham Perseroan.

Penambahan Modal ini akan membuat Rasio Laba Periode Berjalan terhadap Total Aset (ROA) turun 0,03 persen, sehingga jumlah asetnya berupa persediaan yang akan digunakan untuk menunjang kegiatan operasional ke depan, akan meningkat.

Selanjutnya Rasio Total Liabilitas terhadap Total Ekuitas turun 30,85 persen, sehingga komposisi ekuitas Perseroan meningkat dibandingkan dengan liabilitasnya. Rasio ini menjadi lebih baik karena menyeimbangkan struktur permodalan Perseroan antara ekuitas dan kewajiban

Adapun laporan keuangan yang digunakan untuk penerbitan saham baru dalam rangka PMHMETD ini adalah Laporan Keuangan periode 30 September 2021.

Total aset DEWA sebelum pelaksanaan PMHMETD ini mencapai sebesar USD 574,93 juta (kurs Rp 14.300), setelah pelaksanaan PMHMETD akan bertambah sebesar USD 55 juta menjadi sebesar USD 628,92 juta.

Total liabilitas DEWA sebelum PMHMETD mencapai sebesar USD 302,28 juta, akan berkurang sebesar USD 21,92 juta setelah PMHMETD menjadi sebesar USD 280,36 juta.

Sedangkan total ekuitasnya mencapai sebesar USD 271,64 juta sebelum PMHMETD, dan nanti setelah PMHMETD akan naik sebesar USD 76,92 juta menjadi sebesar USD 348,56 juta.

Bagi pemegang saham sendiri, PMHMETD ini akan memberikan pengaruh kepada Pemegang Saham yang tidak melaksanakan haknya untuk melakukan pembelian Saham Baru, yang mana persentase kepemilikan saham di Perseroan akan terdilusi hingga sebanyak-banyaknya 50,17 persen. Kas dan setara kas DEWA tercatat sebesar USD 25,89 juta sebelum dan sesudah PMHMETD.

Gerak Saham DEWA

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pada penutupan perdagangan Selasa, 5 April 2022, saham DEWA stagnan di posisi Rp 54 per saham. Saham DEWA berada di level tertinggi Rp 56 dan terendah Rp 52 per saham.

Total volume perdagangan 531.215.400 saham. Nilai transaksi Rp 28,5 miliar. Total frekuensi perdagangan 3.641 kali.

Sepanjang 2022, saham DEWA naik 8 persen ke posisi Rp 54 per saham. Saham DEWA berada di level tertinggi Rp 60 dan terendah Rp 50 per saham. Total volume perdagangan 7.118.235.989 saham dengan nilai transaksi Rp 350,5 miliar. Total frekuensi perdagangan 44.152 kali.

Dirikan Perusahaan Logistik

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Darma Henwa Tbk (DEWA) melalui anak usahanya, PT Dire Pratama mendirikan perusahaan logistik. Pada 30 November 2021, PT Dire Pratama bekerjasama dengan PT Berkah Bahtera Madani dan PT Lloyd Express Indonesia mendirikan perusahaan baru, yakni PT Dire Logistics Indonesia.

Dalam perusahaan baru tersebut PT Dire Pratama memiliki 40 persen saham, PT Bahtera Mandiri memiliki 30 persen saham dan PT Lloyd Express Indonesia memiliki 30 persen saham.

PT Dire Pratama merupakan anak perusahaan perseroan yang bergerak di bidang badan usaha pelabuhan. Sedangkan PT Berkah Bahtera Madani dan PT Lloyd Express Indonesia adalah perusahaan jasa logistik yang sudah beroperasi masing-masing sejak 2014 dan 2017.

Corporate Secretary Darma Henwa, Mukson Arif Rosyidi menuturkan, tujuan pendirian perusahaan baru tersebut adalah untuk mengembangkan usaha, menunjang kegiatan usaha pokok PT Dire Pratama sebagai badan usaha pelabuhan. Serta mengoptimalkan potensi pasar di area kerja PT Dire Pratama dan area lain di wilayah Indonesia.

"Pendirian perusahaan baru ini juga sebagai langkah diversifikasi usaha perseroan untuk dapat memperkuat struktur bisnis dan meningkatkan nilai tambah perseroan di masa yang akan datang dengan mengembangkan anak usaha anak perusahaannya,” ujar Mukson dalam keterbukaan informasi Bursa, Rabu (1/12/2021).

Pendirian perusahaan baru PT Dire logistik Indonesia akan memperkuat struktur bisnis dan meningkatkan nilai tambah perseroan pada masa yang akan datang. Hal itu karena Dire sebagai anak Darma Henwaakan mendapatkan peluang yang cukup besar untuk mengembangkan usaha di bidang jasa logistik di wilayah Indonesia.

Pendirian PT Dire Logistik Indonesia akan berdampak pada kinerja keuangan perusahaan pada saat perusahaan tersebut beroperasi.

Di saat bersamaan, keberadaan PT Dire Logistics Indonesia akan memperkuat struktur bisnis juga pelabuhan yang sudah dijalankan oleh PT Dire Pratama jika sudah beroperasi.

"Kondisi keuangan perseroan akan lebih baik dengan adanya tambahan pendapatan dari perusahaan baru tersebut. Kelangsungan usaha perseroan lebih baik karena akan memperkuat struktur bisnisnya saat ini sebagai perusahaan jasa pertambangan,” pungkas Mukson.

 

Reporter: Elizabeth Brahmana

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya