Charoen Pokphand Kantongi Pinjaman Sindikasi Rp 8,9 Triliun dari Bank DBS Indonesia Cs

PT Bank DBS Indonesia berperan sebagai salah satu co-coordinator dan lender untuk transaksi pinjaman kepada Charoen Pokphand (CPIN).

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Jul 2022, 08:38 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2022, 08:38 WIB
Bank DBS Indonesia menjadi salah satu co-coordinator dan satu dari 22 bank lender yang fasilitasi pinjaman senilai USD 200 juta dan Rp 6 triliun untuk bisnis Charoen Pokphand (CPIN), Kamis, 7 Juli 2022. (Foto: Bank DBS Indonesia)
Bank DBS Indonesia menjadi salah satu co-coordinator dan satu dari 22 bank lender yang fasilitasi pinjaman senilai USD 200 juta dan Rp 6 triliun untuk bisnis Charoen Pokphand (CPIN), Kamis, 7 Juli 2022. (Foto: Bank DBS Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) telah menandatangani fasilitas kredit sindikasi bergulir (syndicated revolving credit facilities) senilai USD 200 juta atau sekitar Rp 2,99 triliun (asumsi kurs Rp 14.978 per dolar AS) dan Rp 6 triliun yang difasilitasi oleh 22 bank.

PT Bank DBS Indonesia berperan sebagai salah satu co-coordinator dan lender untuk transaksi ini. Transaksi serupa dijalankan secara reguler oleh Charoen Pokphand Indonesia dan kerja sama ini merupakan transaksi kedelapan perseroan untuk mendukung kebutuhan umum perusahaan.

Dalam perjalanannya, Bank DBS Indonesia menjalin relasi yang baik dengan Charoen Pokphand dan sudah berpartisipasi sejak transaksi sindikasi pertama pada 2007.

Corporate Banking Head, PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie mengatakan, sebagai bank yang digerakkan oleh tujuan positif (purpose-driven bank), Bank DBS Indonesia berkomitmen untuk berkontribusi positif bagi masyarakat, termasuk dalam pemberian pinjaman sindikasi kepada Charoen Pokphand.

"Peran Bank DBS Indonesia sebagai co-coordinator dalam pemberian pinjaman kepada CPIN kali ini mendorong kami untuk melakukan kolaborasi strategis serupa di berbagai industri guna memberikan dampak positif bagi industri, masyarakat, serta pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar dikutip dari keterangan tertulis, ditulis Jumat (8/7/2022).

Beroperasi secara komersial sejak 1972, perseroan bergerak dalam bidang pakan ayam, pengembangbiakan dan budidaya ayam pedaging beserta pengolahannya, dan produksi makanan olahan.

Selain itu, Charoen Pokphand juga melakukan pelestarian ayam termasuk unit cold storage, penjualan pakan unggas, ayam, dan bahan dari sumber hewani di Indonesia.

Kerja sama antara CPIN dan Bank DBS Indonesia ini dilakukan untuk menumbuhkan serta mengukuhkan posisi CPIN sebagai pelaku usaha unggas yang paling terintegrasi secara vertikal (vertically-integrated poultry player) di Indonesia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Anak Usaha Indika Energy Raih Pinjaman dari Bank DBS

PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usaha telah menandatangani fasilitas pinjaman dari Bank DBS Indonesia (Foto: Bank DBS Indonesia)
PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usaha telah menandatangani fasilitas pinjaman dari Bank DBS Indonesia (Foto: Bank DBS Indonesia)

Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usaha PT Jaya Bumi Paser (JBP) telah menandatangani fasilitas pinjaman senilai USD 27,5 juta atau sekitar Rp 394,63 miliar (asumsi kurs Rp 14.350 per dolar AS) dari Bank DBS Indonesia.

Fasilitas pinjaman dari Bank DBS Indonesia merupakan gabungan dari pendanaan jangka pendek dan panjang untuk berbagai kegiatan perusahaan.

Pendanaan tersebut untuk membiayai pengembangan sumber energi baru dan terbarukan berbasis biomassa yang berkelanjutan dan menerapkan standar Forest Stewardship Council (FSC) oleh JBP di Kalimantan Timur.

Hal itu sejalan dengan komitmen dan dukungan Indika Energy untuk genjot investasi dalam upaya transisi energi, serta mendukung pencapaian target penurunan emisi nasional hingga 29 persen dengan upaya sendiri atau hingga 41 persen dan bantuan internasional pada 2030 seperti tertuang dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC).

Head of Institutional Banking Group Bank DBS Indonesia, Kunardy Lie menuturkan, pihaknya berkomitmen mencapai nol bersih pada 2050 atau lebih cepat seiring sebagai advokat transisi energi.

"Kami senang dapat bermitra dengan Indika Energy melalui transition financing ini,” ujar Kunardy seperti dikutip dari keterangan tertulis, Senin (18/4/2022).

 

Selanjutnya

DBS Indonesia Berikan Pinjaman untuk Kembangkan Sumber Energi Baru
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia, Kunardy Lie dan Direktur JBP, Dominicus Wimbuh Wibowo menandatangani nota kesepahaman di Jakarta. Bank DBS Indonesia mendukung upaya Indika Energy dalam melakukan transition financing demi mencapai netral karbon tahun 2050. (Liputan6.com)

Adapun transition financing  membuat industri perbankan memainkan peran kunci dalam mengalakkan dan turut berpartisipasi dalam menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan.

Kini semakin banyak perusahaan yang memahami tentang pentingnya aspek ESG dalam operasionalnya. Salah satu hal yang mendesak adalah menghijaukan sektor industri yang bertanggung jawab atas emisi karbon yang intensif.

Di sini peran sektor keuangan untuk membantu transisi pada perusahaan yang awalnya carbon-intensive dan mulai menjauh dari bahan bakar fosil.

"Hal ini juga sejalan dengan komitmen kami untuk mendukung pemerintah dalam mempercepat implementasi keuangan berkelanjutan di Indonesia,” kata dia.

 

Grup DBS Bantu Debt Fundraising Sarana Multi Infrastruktur

Ilustrasi DBS (Dok: PT Bank DBS Indonesia)
Ilustrasi DBS (Dok: PT Bank DBS Indonesia)

Sebelumnya, untuk mendukung kemajuan nasabah Korporasi, grup DBS telah membantu mengelola debt fundraising untuk PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI) dalam bentuk obligasi global (Global Bond) pada 2021.

Hal tersebut disampaikan Corporate Banking Director PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie melalui siaran persnya yang diterima Liputan6.com, Senin, 6 Desember 2021.

Debt fundraising ini merupakan wujud nyata komitmen Bank DBS Indonesia dalam mendukung program pemerintah yang tengah berfokus terhadap pembangunan sektor infrastruktur dan teknologi finansial.

Sebagai bank yang selalu berinovasi dan memberikan layanan perbankan yang berkualitas bagi nasabah korporasi, Bank DBS Indonesia berfokus pada beragam solusi guna membantu berbagai rencana ekspansi nasabahnya.

Kurnady mengatakan, sebagai bagian dari komitmennya untuk membantu pertumbuhan di sektor infrastruktur dan teknologi finansial, Bank DBS Indonesia bertindak sebagai mediator antara DBS Singapore sebagai penerbit obligasi dengan PT SMI.

"Dengan penataan pemulihan ekonomi yang sedang berjalan, serta didukung oleh beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan secara strategis dan memiliki daya tahan yang cukup baik, ke depan Bank DBS ingin berfokus untuk menambahkan layanan dan beragam portfolio debt fundraising untuk mencakup lebih banyak sektor industri," kata Kurnady.

Penerbitan Global Bond

Bank DBS (Foto: DBS)
Bank DBS (Foto: DBS)

PT SMI sebagai Special Mission Vehicle (SMV) di bawah koordinasi Kementerian Keuangan, memiliki mandat khusus untuk mendukung percepatan pembangunan nasional.

PT SMI telah menjadi mitra Bank DBS Indonesia sejak Februari 2020 melalui penyediaan fasilitas pinjaman senilai Rp500 miliar dengan jangka waktu satu tahun. Fasilitas tersebut diperpanjang dengan jumlah kredit yang sama di tahun berikutnya, dan dananya digunakan untuk modal kerja dan kebutuhan likuiditas jangka pendek.

"Bank DBS Indonesia berperan menjembatani Bank DBS Singapura sebagai Joint Lead Manager untuk mendukung PT SMI melalui penerbitan Global Bond sebesar USD300 juta," kata dia.

Direktur Utama PT SMI, Edwin Syahruzad mengatakan pihaknya mengapresiasi kepercayaan yang diberikan oleh Bank DBS Indonesia, sebagai salah satu bank internasional. Perjanjian kerja sama tersebut mencerminkan PT SMI memiliki predikat dan reputasi baik, serta menjadi institusi yang kredibel dan terpercaya di kancah internasional.

"Kerja sama ini juga sekaligus menjadi bukti bahwa sektor pembangunan infrastruktur di Indonesia memiliki daya tahan atau resilience sehingga akan terus menjadi sektor strategis di tanah air," kata Edwin.

Pihaknya berharap sinergi yang sudah terjalin dapat semakin memperkuat visi dan misi bersama dalam mengakselerasi pembangunan infrastruktur di Indonesia, serta memperkuat langkah PT SMI sebagai Development Financial Institution (DFI).

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya