Liputan6.com, Jakarta - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 282 miliar pada paruh pertama 2022.
Sekretaris Perusahaan Kalbe Farma, Lukito Kurniawan Gozali mengatakan, sebagian besar belanja modal tahun ini dialokasikan untuk pemeliharaan alat produksi.
Baca Juga
“Realisasi capex Rp 288 miliar untuk semester I 2022. Kita target capex tahun ini Rp 1 triliun. Tahun depan juga Rp 1 triliun,” kata Lukito dalam Public Expose Live 2022, Selasa (13/8/2022).
Advertisement
Secara keseluruhan, sebesar Rp 300-400 miliar dari belanja modal dialokasikan untuk biaya pemeliharaan alat produksi atau maintenance. Seemntara sisanya akan digunakan untuk mendanai proyek-proyek kecil di masa mendatang.
Di tengah kondisi ekonomi yang mulai kembali pulih dan ekspektasi transisi Covid-19 ke arah endemi, perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan dan laba bersih hingga akhir tahun masing-masing tumbuh 11–15 persen yoy. Optimisme Perseroan untuk tumbuh mendorong Perseroan terus konsisten melakukan aktivitas riset dan pengembangan.
Walaupun menghadapi ketidakpastian yang meningkat karena krisis geopolitik global, perseroan berupaya menjaga ketersediaan produk dan meminimalkan dampak kenaikan harga bahan baku dengan melakukan efisiensi biaya dan strategi pengelolaan harga.
"Perseroan menggabungkan strategi pengelolaan portofolio produk, mengelola efektivitas kegiatan penjualan dan pemasaran, melakukan transformasi pemanfaatan teknologi digital, serta mengendalikan biaya-biaya operasional lainnya untuk mempertahankan tingkat laba usaha,” ungkap Lukito.
Kontribusi Aventis terhadap Perseroan
Sebelumnya, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) membeli saham Aventis Pharma milik Sanofi Aventis Participations dan Hoechst GMBH (Sanofi). Terdapat pengalihan 80 persen saham Sanofi di PT Aventis Pharma ke Kalbe.
Termasuk fasilitas produksi yang berlokasi di Jakarta, aset dan hak distribusi serta pemasaran obat resep dan vaksin Sanofi di Indonesia. Proses akuisisi sendiri ditargetkan rampung pada Oktober tahun ini. Sehingga diharapkan dapat berkontribusi pada pendapatan perseroan secara full year mulai 2023.
"Kita percaya kontribusi dari akuisisi akan menambah pertumbuhan penjualan dari Kalbe sekitar 3-4 persen untuk 2023,” kata Direktur Keuangan Kalbe Farma Bernadus Karmin Winata dalam Public Expose Live 2022, Selasa (13/9/2022).
Sayangnya, perseroan belum bisa mengungkapkan berapa nilai transaksi dari akuisisi tersebut. Sebelumnya manajemen perseroan mengatakan bahwa transaksi akan didanai oleh kas internal atau pendanaan pinjaman bank.
"Berapanya kita masih terikat confidential disclosure dengan Sanofi. Namun yang pasti akan kita coba selesaikan transaksinya Oktober. Mudah-mudahan akhir bulan depan sudah selesai,” imbuh Karmin.
Dengan kondisi ekonomi yang mulai kembali pulih dan ekspektasi transisi Covid-19 ke arah endemi, perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan bersih dan laba bersih tahun ini masing-masing di kisaran 11-15 persen.
Perseroan juga mempertahankan anggaran belanja modal sebesar Rp 1 triliun yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi. Rasio pembagian dividen dipertahankan pada rasio 45 persen-55 persen, dengan memperhatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal.
Advertisement
Kalbe Farma Bersama EFC Dirikan Perusahaan Patungan di Filipina
Sebelumnya, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) melalui Kalbe International Pte Ltd mendirikan perusahaan baru joint venture bersama Ecossential Foods Corp (EFC) pada 25 Agustus 2022.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (6/9/2022), PT Kalbe Farma Tbk mendirikan perusahaan baru bernama Kalbe Ecossential International Inc (KEI) yang berkedudukan di Filipina.
Entitas anak ini bergerak dalam bidang penjualan dan distribusi produk dan jasa kesehatan dengan kepemilikan saham 130 juta peso Filipina.
Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh 30 juta Peso Filipina. Masing-masing dengan bagian kepemilikan saham KEI adalah Kl berjumlah 18 juta peso Filipina atau sebesar 60 persen dan EFC berjumlah 12 juta peso Filipina atau setara 40 persen.
“Pendirian KEI bertujuan untuk menunjang kegiatan usaha perseroan,” tulis manajemen perseroan.
Pada penutupan perdagangan Senin, 5 September 2022, saham KLBF melemah 2,09 persen ke posisi Rp 1.640 per saham.
Saham KLBF dibuka turun 20 poin ke posisi Rp 1.655 per saham. Saham KLBF berada di level tertinggi Rp 1.655 dan terendah Rp 1.640 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.262 kali dengan volume perdagangan 212.914 saham. Nilai transaksi Rp 35,1 miliar.
Samudera Indonesia Gandeng Kalbe Farma Kembangkan Digital Logistik Mostrans
Sebelumnya, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) melalui anak usaha PT Enseval Putera Megatrading Tbk (Enseval) yaitu PT Mostrans Global Digilog (Mostrans) menandatangani Nota Kesepahaman atau MoU dengan PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) untuk mengembangkan inovasi digital di bidang logistik.
Dalam Nota Kesepahaman tersebut, Samudera Indonesia akan investasi 20 persen kepemilikan pada Mostrans.
"Disrupsi di era digital menciptakan tantangan baru di dunia logistik. Kolaborasi Kalbe dan Samudera melalui Mostrans merupakan langkah strategis untuk menciptakan keunggulan kompetitif dan akan mendorong transformasi digital di sektor logistik secara lebih cepat," tutur Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Vidjongtius seperti dikutip dari keterangan tertulis, Senin (8/8/2022).
Vidjongtius menuturkan, melalui sinergi antara inovasi teknologi digital Mostrans yang didukung grup Kalbe sebagai market leader di bidang kesehatan, dengan pengalaman, keahlian, dan jaringan Samudera Indonesia, kolaborasi ini diyakini akan menghasilkan strategi pengembangan inovasi berbasis teknologi digital yang lebih komprehensif untuk meningkatkan kinerja di bidang logistik.
”Kolaborasi dalam menerapkan inovasi digital dalam kegiatan distribusi transportasi logistik menjadi hal yang sangat strategis bagi pertumbuhan kedua perusahaan,” tutur Direktur Utama PT Samudera Indonesia Tbk, Bani Maulana Mulia.
Menurut Bani, Kalbe Farma adalah perusahaan farmasi kebanggaan Indonesia, yang tidak hanya menjadi pemimpin pasar di Indonesia tetapi juga telah merambah pasar internasional.
Advertisement
Perkuat Sinergi
Kolaborasi antara Kalbe dan Samudera bertujuan untuk dapat memperkuat sinergi keunggulan masing-masing perusahaan. Distribusi produk Kalbe di dalam negeri dan di pasar ekspor masih memiliki ruang pertumbuhan yang sangat besar.
Sementara itu CEO Mostrans Berty Argiyantari menuturkan, Mostrans saat ini sudah menciptakan solusi berupa B2B digital transportation platform untuk menghubungkan ekosistem rantai pasok produk kesehatan. Transparansi serta simplifikasi proses yang didukung oleh sistem teknologi informasi dapat membantu memecahkan sejumlah tantangan di sektor logistik.
"Strategi pengembangan inovasi yang dihasilkan oleh kolaborasi Kalbe dan Samudera melalui Mostrans akan menghasilkan solusi berbasis digital yang lebih komprehensif untuk meningkatkan kinerja rantai pasok dan meningkatkan daya saing pengguna jasa,” ujar Berty.