Jurus Bukalapak Genjot Pendapatan hingga Take Rate

Secara kumulatif hingga September 2022, take rate Bukalapak naik 140 bps menjadi 2,31 persen dari 1,53 persen pada September 2021.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 04 Nov 2022, 20:25 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2022, 20:25 WIB
Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)
Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukalapak.com (BUKA) berencana genjot pertumbuhan take rate yang sempat turun pada kuartal III 2022. Sebagai gambaran, take rate dapat diartikan sebagai biaya atau komisi yang dikenakan oleh pasar atas transaksi yang dilakukan oleh penjual pihak ketiga atau penyedia layanan.

Take rate menjadi salah satu pemasukan bagi perusahaan berbasis teknologi. Pada kuartal III 2022, take rate Bukalapak tercatat sebesar 2,17 persen, turun 29 bps secara kuartalan (quarter to quarter/qoq). take rate mitra tercatat sebesar 2,42 persen dan marketplace 1,9 persen.

Secara kumulatif hingga September 2022, take rate Bukalapak naik 140 bps menjadi 2,31 persen dari 1,53 persen pada September 2021. Di mana take rate Mitra tercatat sebesar 2,64 persen dan marketplace 1,91 persen.

"Kami mulai agresif menaikkan take rate di akhir kuartal ketiga. Kami mengharapkan akan terjadi kenaikan atas take rate itu di kuartal keempat 2022," kata Presiden Bukalapak, Teddy Oetomo dalam Temu Media Virtual, Jumat (4/11/2022).

Bersamaan dengan itu, perseroan memiliki fokus pada kinerja operasional perseroan dengan mengejar adjusted EBITDA positif sebagai indikator kinerja perseroan. Salah satu strateginya, perseroan akan berusaha untuk meningkatkan pendapatan yang diikuti dengan manajemen cost seefisien mungkin.

“Kita akan terus berusaha untuk tingkatkan revenue perusahaan dengan tanpa disertai kenaikan biaya berlebih, sehingga dapat memberikan peningkatan overall contribution margin. Di saat yang sama, kita lakukan evaluasi terhadap cost item,” terang Teddy.

Pendapatan Mitra Bukalapak Tembus Rp 54,7 Triliun hingga September 2022

Juragan Adiwitari, Mitra Bukalapak dari Bali yang memanfaatkan kemudahan layanan Grocery di aplikasi Mitra Bukalapak. (Foto: Bukalapak)
Juragan Adiwitari, Mitra Bukalapak dari Bali yang memanfaatkan kemudahan layanan Grocery di aplikasi Mitra Bukalapak. (Foto: Bukalapak)

Sebelumnya, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) membukukan kinerja cemerlang pada kuartal III 2022. Total Processing Value (TPV) selama kuartal III 2022 (3Q22) tumbuh 32 persen menjadi Rp 41,3 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan itu salah satunya ditopang kinerja Mitra Bukalapak juga tumbuh positif. TPV Mitra Bukalapak pada kuartal III 2022 bertambah sebesar 23 persen menjadi Rp 19,7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Secara akumulatif, TVP Mitra Bukalapak pada September 2022 tumbuh sebesar 37 persen menjadi Rp 54,7 triliun dari periode yang sama pada tahun lalu.

"Pertumbuhan Mitra ini didukung oleh berkembangnya variasi produk dan jasa yang ditawarkan oleh Bukalapak kepada para Mitra. Pada akhir September 2022, jumlah Mitra yang telah terdaftar mencapai 15,2 juta, meningkat dari 11,8 juta pada akhir Desember 2021," ungkap Sekretaris Perusahaan Bukalapak, Teddy Oetomo dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (1/11/2022).

Dari sisi pendapatan yang dicatatkan Bukalapak pada kuartal III 2022 tumbuh sebesar 86 persen menjadi Rp 898 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya. Secara akumulatif, pendapatan Bukalapak hingga September 2022 meningkat sebesar 92 persen dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 2,59 triliun. Pendapatan Mitra pada kuartal III 2022 meningkat 131 persen menjadi Rp 477 miliar.

Secara year to date hingga September 2022, pendapatan Mitra tumbuh sebesar 191 persen dari September 2022 menjadi Rp 1,45 triliun. Kontribusi Mitra Bukalapak terhadap pendapatan perseroan menunjukkan peningkatan dari 43 persen pada kuartal III 2021 menjadi 53 persen pada kuartal III 2022.

Hingga September 2022, Bukalapak membukukan laba operasional sebesar Rp 3,53 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 391 persen dari rugi operasional sebesar Rp 1,21 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Sejalan dengan itu, perseroan berhasil mengantongi laba bersih sebesar Rp 3,62 triliun pada September 2022, atau meningkat sebesar 421 persen dari rugi bersih sebesar Rp 1,13 triliun pada September 2021.

Pimpin Pasar O20, Mitra Bukalapak Topang Pertumbuhan Bukalapak

Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)
Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)

Sebelumnya, Mitra Bukalapak mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin pasar o2o di Indonesia dengan tingkat penetrasi tertinggi.

Menurut hasil riset terbaru yang dilakukan oleh Nielsen pada Mei 2022 terhadap 2.736 warung dan kios pulsa di 14 kota di seluruh Indonesia, tercatat baru 25 persen warung kelontong yang sudah terdigitalisasi.

Mitra Bukalapak memimpin digitalisasi ini dengan penetrasi sebesar 56 persen. Di kalangan warung yang menggunakan platform o2o, Mitra Bukalapak memimpin penetrasi di kategori grocery atau bahan makanan sebesar 68 persen dan kategori produk virtual sebesar 46 persen.

"Pencapaian ini juga diikuti oleh pertumbuhan bisnis Mitra Bukalapak yang konsisten meningkat. Mitra Bukalapak merupakan penggerak utama pertumbuhan Bukalapak,” ungkap CEO Buka Mitra Indonesia, Howard Gani mengatakan dalam keterangan resmi, Jumat (28/10/2022).

Pada kuartal II 2022, TPV (Total Processing Value) Mitra Bukalapak naik sebesar 25 persen menjadi Rp 17,7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Secara kumulatif, TVP Mitra Bukalapak naik 46 persen pada paruh pertama 2022 menjadi Rp 35 triliun dibanding semester I 2021. Pada akhir Juni 2022, jumlah warung dan UMKM lainnya yang terdaftar sebagai pengguna Mitra Bukalapak mencapai 14,2 juta, meningkat dari 11,8 juta pada akhir Desember.

Selanjutnya

Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)
Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)

Dengan posisi nomor 1 di pasar o2o, Mitra Bukalapak berkomitmen untuk terus mendigitalisasi warung dan berbagai UMKM lainnya di seluruh tanah air, khususnya di kota-kota Tier 2 dan 3.

 Sebanyak 75 persen transaksi di Bukalapak berasal dari luar daerah Tier 1 dan ini menunjukan besarnya potensi dari kota-kota kecil di Indonesia. Namun, warung dan UMKM lainnya di daerah-daerah ini kerap mengalami kendala seperti keterbatasan akses ke infrastruktur, teknologi dan permodalan.

Hal inilah yang mendorong Mitra Bukalapak untuk terus memberdayakan UMKM dengan kemampuan untuk menjual berbagai produk fisik serta produk dan layanan virtual.

Hasilnya, para Mitra Bukalapak tercatat berhasil meningkatkan pendapatan mereka hingga 3 kali lipat sejak bergabung jadi Mitra Bukalapak.

"Kami ingin dampak yang diciptakan oleh Mitra Bukalapak dapat dirasakan secara merata dan inklusif oleh pelaku bisnis kecil di seluruh Indonesia. Karena itu, kami akan terus memperluas akses bagi para Mitra kami ke berbagai layanan dari vertikal-vertikal bisnis Bukalapak. Dengan begitu, kapabilitas bisnis mereka akan terus tumbuh dan bisa terus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” ucap dia. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya