Liputan6.com, Jakarta - PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) berencana melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
Pada aksi tersebut, perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 5.791.836.091 saham Seri A. Rencana private placement ini akan dilaksanakan pada nilai nominal Rp 100 per saham. Dana yang diperoleh dari aksi tersebut akan digunakan untuk modal kerja dan pengembangan perseroan.
Termasuk pembayaran kewajiban-kewajiban perseroan terkait dengan hal tersebut. Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (18/1/2023), perseroan akan menyelenggarakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 23 Februari 2023 untuk memperoleh persetujuan rencana private placement.
Advertisement
Pelaksanaan private placement akan menyebabkan peningkatan pada aset perseroan sebesar USD 37,99 juta, setara PTHMETD 5.791.836.091 lembar saham dengan nilai nominal Rp 100 pada kurs RP 15.247 per USD. Sehingga aste perseran meningkat dari sebelumnya USD 1/137,36 juta menjadi USD 1.175,35 juta.
Aksi ini juga menyebabkan peningkatan pada ekuitas perseroan dari sebelumnya sebesar USD 540,45 juta menjadi USD 578,44 juta. Dengan peningkatan ekuitas tersebut, rasio kewajiban terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) perseroan juga mengalami perbaikan sari sebelumnya 1,10x menjadi 1,03x.
Lebih lanjut, perseroan akan mengumumkan informasi mengenai calon pemodal dalam rencana private placement ini bersamaan dengan pengumuman kepada masyarakat mengenai waktu pelaksanaan private placement. Hal itu dilakukan paling lambat lima hari kerja sebelum pelaksanaan private placement. Sebagai catatan, persentase kepemilikan saham para pemegang saham perseroan usai private placement akan terdilusi maksimal 9,09 persen.
Berdasarkan daftar pemegang saham Astrindo Nusantara Infrastruktur per 31 Desember 2022, PT Inditambang Perkasa tercatat mengapit 23,57 persen saham perseroan atau setara 13,65 miliar lembar saham Seri A. Kemudian Michael Wong selaku Direksi PT Astrindo Nusantara Infastuktur Tbk memiliki 34,04 juta lembar saham Seri A atau setara 0,06 persen. Sisanya, dimiliki oleh masyarakat dengan porsi 70,07 persen atau setara 40,58 miliar saham Seri A, dan 6,30 persen atau 3,65 miliar lembar saham Seri B.
Astrindo Nusantara Infrastruktur Kantongi Restu Akuisisi PTT Mining
Sebelumnya, PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) telah mendapatkan restu dari pemegang saham untuk merampungkan akuisisi PTT Mining Limited (PTTML) melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada Kamis, 15 Desember 2022.
Mengutip keterangan resminya, Jumat (16/12/2022), pemegang saham dalam RUPSLB telah memberi restu terkait rencana aksi korporasi Astrindo Nusantara Infrastruktur untuk mengambilalih 100 persen saham PTTML menjadi bagian dari anak perusahaan BIPI, PT Sintesa Bara Gemilang (SBG) yang akan memberikan dan mendukung kinerja BIPI ke depan.
Direktur Utama BIPI, Ray Anthony Gerungan mengatakan, PTTML melalui anak usahanya merupakan pemilik konsesi tambang batu bara berkualitas tinggi 5.200 sampai 5.700 kkal per kilogram, kadar sulfur rendah, produksinya stabil, cadangan pengembangan yang besar dengan kontrak penjualan jangka panjang yang terjamin.
"Infrastruktur PTTML dari hauling, processing, crushing dan port sudah lengkap. Kami yakin langkah strategis ini memiliki sejumlah potensi untuk mendukung rencana pertumbuhan berkelanjutan,” kata Ray, dikutip Jumat (16/12/2022).
Di samping itu, BIPI juga menuju dekarbonisasi dengan target paling cepat dan mudah adalah penggunaan panel surya di dekat pelabuhan, melakukan otomatisasi untuk meningkatkan efisiensi menuju industri hijau dengan memaksimalkan potensi batu bara dan produk turunannya yang lebih bersih.
Direktur Astrindo Nusantara Infrastruktur, Michael Wong optimistis akuisisi PTTML sudah pasti akan membuat kinerja keuangan BIPI semakin baik karena BIPI akan mengkonsolidasikan PTTML melalui SBG.
Advertisement
Kinerja Perseroan
Di sisi lain, kinerja perseroan hingga kuartal III 2022 dari sisi pendapatan turun dari USD 44,26 juta atau sekitar Rp 691,16 miliar (asumsi kurs Rp 15.616 per dolar AS) pada kuartal III 2021 menjadi USD34,98 juta karena Perseroan masih menghadapi kendala curah hujan tinggi di site, tetapi secara laba bersih BIPI meningkat dari USD 18,57 juta pada kuartal III 2021 menjadi USD24,46 juta.
Sementara itu, apabila melihat catatan laba bersih PTTML sampai dengan kuartal III 2022 itu sekitar USD 186,33 juta, berarti secara proforma total laba Perseroan akan meningkat 8 kali lipat laba kuartal III 2022.
Dengan demikian, BIPI berharap bahwa posisi perusahaan semakin menarik dan kuat bagi para investor dan kreditur.
"Kita senang mendengar bahwa saham BIPI saat ini masuk ke dalam Morgan Stanley Capital International (MSCI) kategori Small Cap Indexes List yang semakin meningkat kepercayaan dari para investor kepada BIPI. Persetujuan dari para pemegang saham kali ini semoga menjadi katalis positif terhadap kinerja dan likuiditas saham BIPI ke depan,” kata dia.
Astrindo Nusantara Infrastruktur Dirikan Anak Usaha Baru di Bidang Tambang Minyak hingga Pelumas
Sebelumnya, PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) mendirikan anak usaha baru bernama PT Sagara Nusantara Energi (PTSNE) pada 5 Oktober 2022.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (26/10/2022), pendirian PT Segara Nusantara Energi dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk berusaha dalam bidang aktivitas pertambangan minyak bumi, pertambangan gas alam dan pengusahaan tenaga panas bumi dan industri bahan bakar dan minyak pelumas hasil pengilangan minyak bumi.
"Maksud dan tujuan pendirian PTSNE adalah berusaha dalam bidang aktivitas pertambangan minyak bumi pertambangan gas alam dan pengusahaan tenaga panas bumi dan industri bahan bakar dan minyak pelumas hasil pengilangan minyak bumi,” tulis Corporate Secretary BIPI Kurniawati Budiman, dikutip Rabu (26/10/2022).
Modal dasar untuk mendirikan PTSNE senilai 50.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 10.000 per saham. Selain itu, modal disetor dan ditempatkan sejumlah 12.500 lembar saham dengan nilai nominal Rp 10.000 per saham.
Sementara itu, BIPI memiliki 12.375 saham atau setara 99 persen dari keseluruhan saham PTSNE. Lalu, PT Astrindo Ekatama Abadi memiliki 125 saham atau 1 persen dari keseluruhan saham PTSNE.
"Pendirian PTSNE tidak menimbulkan dampak yang material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha perseroan,” kata Kurniawati.
Advertisement