Liputan6.com, Jakarta - Rencana pembangunan proyek Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Tol Getaci) yang digadang jadi tol terpanjang di Indonesia masih menemui kendala soal kesepakatan finansial.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menjelaskan, pihaknya sedang menjalankan proses untuk keluar dalam konsorsium proyek Tol Getaci.
Baca Juga
"Status saat ini dalam tahap persiapan dan koordinasi proses pull out dengan pihak-pihak terkait," kata SVP Corporate Secretary Perseroan Novianto Ari Nugroho kepada Liputan6.com, Rabu (18/1/2023).
Advertisement
Novianto menyampaikan, pengganti Waskita dalam konsorsium masih dalam tahap pembicaraan. Namun, dipastikan tidak akan mengganggu timeline proyek secara signifikan.
Ia mengaku, alasan Waskita Karya mundur dari proyek tersebut karena sedang masa restrukturisasi dan likuiditas perusahaan yang terbatas saat ini.
Dengan demikian, Waskita Karya tidak sepenuhnya kehilangan peluang dari proyek Getaci. Sebab, perusahaan pelat merah ini akan mengikuti tender konstruksi dari proyek tersebut.
"Kami akan ikut tender konstruksinya," katanya.
Kendala Getaci
Sebelumnya, rencana pembangunan proyek Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Tol Getaci) masih menemui kendala soal kesepakatan finansial dengan PT Jasamarga Gedebage Cilacap (JGC) selaku konsorsium pemenang lelang. Sehingga, akan dilakukan proses lelang ulang.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Hedy Rahadian, mengatakan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) akan melakukan proses lelang ulang untuk mencari pengelola dan kontraktor baru bakal tol terpanjang RI tersebut.
"Tol Getaci kita akan lelang ulang, karena kemarin gagal financial close. Ya, dari awal lagi. Tapi kita sudah mulai proses lelang ulang di BPJT," ujar Hedy saat ditemui pasca rapat kerja bersama Komisi V DPR RI, Selasa (17/1/2023).
Hedy menyatakan, proses lelang ulang ban digelar karena secara kontrak default lantaran adanya keterlambatan financial close. Terlebih, ia juga belum bisa memastikan kapan penyelesaian lelang bakal terselesaikan.
Alhasil, ia tak menampik jika pengerjaan Jalan Tol Getaci bakal mengalami kemunduran, meski proses pembebasan lahan yang sudah dilakukan JGC tetap lanjut.
"Ya, agak mundur. Tapi kita kan pengadaan tanahnya jalan terus. Sampai ke Garut sementara, tahap I. Pembebasan lahan oleh PUPR. Penataan sudah sampai Garut. Nanti kalau ini udah maju kita lanjutkan. Konstruksi ketika sudah ada investornya, tahun ini," paparnya.
Proses pembebasan lahan pun dilakukan perlahan di wilayah Garut. Menurut Hedy, tahap tersebut pun turut menemui kendala, lantaran belum apa-apa saja sudah banyak yang mengakui kepemilikan lahan.
"Kalau kita kan normatif. Tapi kenyataan di lapangan kan enggak semudah itu bos," kata Hedy.
Advertisement
Waskita Karya Kantongi Rp 15,7 Triliun Pembayaran Termin Proyek
Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mempercepat pembayaran termin proyek sebesar Rp 1,4 triliun pada Desember 2022. Secara kumulatif, perseroan mencatat pencairan mencapai Rp 15,7 triliun, melebihi target dari total target pencairan termin Rp 10-15 triliun tahun 2022.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Waskita Karya (Persero) Tbk Wiwi Suprihatno mengatakan, capaian ini merupakan hasil dari keberhasilan implementasi Account Receivable War Room. Upaya itu merupakan salah satu bagian transformasi bisnis Waskita yang telah dilaksanakan sejak September 2021.
"Ini sebagai bukti kami kepada owner pemberi pekerjaan, bahwa dengan percepatan pembayaran termin proyek, sangat berdampak pada progres pekerjaan proyek dapat selesai dengan tepat waktu. Sepanjang tahun 2022 kami sudah melebihi target Rp 10-15 triliun, semoga target tahun 2023 bisa melebihi dari tahun kemarin," kata dia dalam keterangan resmi, Rabu (11/1/2023).
Sebesar 62 persen dari termin yang diterima akan dialokasikan untuk menurunkan level utang kredit modal kerja, pemenuhan kewajiban finansial MRA (Master Restructuring Agreement), pembayaran current vendor serta pembayaran kewajiban pajak. Sementara sisanya akan digunakan untuk operasional perseroan.
Melalui kolektibilitas tersebut, perseroan berupaya terus menurunkan level utang dan juga menjaga tingkat kecukupan modal kerja proyek berjalan sehingga target kinerja Waskita hingga akhir 2022 dapat tercapai.
"Perseroan akan terus berkomitmen untuk memperbaiki kondisi arus kas, melakukan penurunan kewajiban keuangan serta memastikan kecukupan pendanaan untuk proyek berjalan,” ujar Wiwi.
Waskita Karya Bakal Garap Proyek Pembangunan IPAL di IKN Rp 639 Miliar
Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) meraih kontrak terkait proyek Ibu Kota Negara (IKN). Kali ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kembali menunjuk Waskita Karya untuk mengerjakan proyek pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN.
Adapun, nilai kontrak proyek IPAL tersebut sebesar Rp 639 miliar. SVP Corporate Secretary Waskita Karya Novianto Ari Nugroho menuturkan, sejak awal Perseroan terus mengikuti setiap tender yang ada di IKN.
"Alhamdulillah Waskita kembali memenangkan tender pekerjaan proyek di IKN. Proyek ini adalah salah satu dari sekian beberapa tender yang kami ikuti di IKN,” ujar Novianto dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (30/12/2022).
Novianto menyebutkan, pembangunan IPAL ini tentu saja akan menjadi pendukung utama dalam pengelolaan air limbah di KIPP IKN, sehingga tetap menjaga kualitas air tanah dan mengurangi pencemaran lingkungan.
Pekerjaan proyek ini rencananya akan dikerjakan dalam waktu 742 hari dan akan selesai pada akhir 2024. Sementara itu, lingkup pekerjaan Waskita antara lain yaitu, pekerjaan persiapan, unit IPALD, pekerjaan mekanikal dan elektrikal, jalan dan lanskap serta dehidrator lumpur.
"Perolehan ini tentunya menambah nilai kontrak baru Perseroan per Desember 2022. Sampai akhir tahun ini kami masih menunggu pengumuman tender dan optimis bisa memenangkannya,” ujar dia.
Kesepakatan pekerjaan proyek dengan nama Pembangunan (IPAL) 1,2,3 KIPP IKN ini ditandatangani antara PPK Sanitasi Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukinan Wilayah II Kementerian PUPR Provinsi Kalimantan Timur, Pandu Agung Wicaksono, dengan SVP Infrastructure I Division, I Nyoman Agus Pastima.
Advertisement