Liputan6.com, Jakarta - Mayoritas emiten LQ45 telah merilis laporan keuangan 2022. Di antara emiten LQ45, sektor energi, tambang, dan minyak dan gas membukukan pertumbuhan kinerja laba dan pendapatan signifikan.
Dari 45 emiten, hanya PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang belum merilis laporan keuangan.Perseroan juga telah menyampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) mengenai keterlambatan laporan keuangan itu, dan kemungkinan dirilis sekitar akhir April 2023.
Sementara itu, jika dilihat dari sektor saham dari 45 emiten yang masuk indeks LQ45, emiten dari sektor saham tambang, gas, minyak dan energi mencatat pertumbuhan laba dan pendapatan signifikan sepanjang 2022.
Advertisement
PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba signifikan pada 2022. Pendapatan Medco naik 84,66 persen menjadi USD 2,31 miliar atau Rp 34,77 triliun dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,25 miliar. Laba melambung 1.029 persen menjadi USD 530,88 juta atau setara Rp 7,98 triliun dari periode 2021 sebesar USD 47,01 juta.
Selain Medco, PT Indika Energy Tbk (INDY) cetak pertumbuhan signifikan sepanjang 2022. Laba Indika Energy melonjak 684,27 persen menjadi USD 452,67 juta dari periode 2021 sebesar USD 57,72 juta. Sedangkan pendapatan naik 41,24 persen menjadi USD 4,33 miliar atau Rp 65,43 triliun pada 2022 dari 2021 sebesar USD 3,07 miliar.
Kemudian PT Harum Energy Tbk (HRUM) meraup pertumbuhan laba 306,01 persen menjadi USD 301,75 juta atau Rp 4,51 triliun pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 74,32 juta.
Lalu PT Adaro Energy Tbk (ADRO) membukukan laba 167,07 persen menjadi USD 2,49 miliar pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 933,49 juta. Pendapatan Adaro Energy melambung 102,95 persen menjadi USD 8,1 miliar pada 2022 dari periode 2021 sebesar USD 3,9 miliar.
Kinerja Keuangan ITMG hingga PGN
Selanjutnya PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) meraih pendapatan naik 75,09 persen menjadi USD 3,64 miliar pada 2022 dari periode 2021 sebesar USD 2,08 miliar. Sementara itu, laba bertambah 152,34 persen menjadi USD 1,2 miliar pada 2022 atau Rp 18,24 triliun dari periode sama tahun sebelumnya USD 475,57 juta.
Kemudian PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mencatat pertumbuhan laba 116,21 persen menjadi Rp 2,4 triliun pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,11 triliun. Sedangkan pendapatan melonjak 85,62 persen menjadi Rp 47,26 triliun pada 2022 dari periode 2021 sebesar Rp 25,46 triliun.
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan pendapatan Rp 42,64 triliun pada 2022, naik 45,72 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 29,26 triliun. Laba perseroan tumbuh 58,98 persen menjadi Rp 12,56 triliun pada 2022 dari periode 2021 sebesar Rp 7,90 triliun.
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mencetak pendapatan naik 17,5 persen menjadi USD 3,6 miliar pada 2022 dari periode 2021 sebesar USD 3,03 miliar. Sementara itu, laba tumbuh 7 persen menjadi USD 326,2 juta pada 2022 dibandingkan 2021 sebesar USD 303,82 juta.
Advertisement
143 Emiten Telat Rilis Laporan Keuangan 2022 Kena Peringatan Tertulis I
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan sejumlah perusahaan terbuka atau emiten yang belum menyampaikan laporan keuangan tahun buku 2022 yang berakhir pada 31 Desember 2022.
Berdasarkan catatan Bursa, terdapat 143 Perusahaan Tercatat atau emiten yang hingga 31 Maret 2023 belum menyampaikan Laporan Keuangan Auditan yang berakhir per 31 Desember 2022.
"Mengacu pada ketentuan II.6.1 Peraturan Bursa Nomor I-H tentang Sanksi, Bursa telah memberikan Peringatan Tertulis I kepada 143 Perusahaan Tercatat yang tidak memenuhi kewajiban penyampaian Laporan Keuangan Auditan yang berakhir per 31 Desember 2022 secara tepat waktu," mengutip pengumuman Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam keterbukaan informasi, Rabu (12/4/2023). Hingga 11 April 2023, terdapat 853 perusahaan tercatat di Bursa.
Rinciannya, sebanyak 821 efek dan perusahaan tercatat wajib menyampaikan Laporan Keuangan Auditan yang berakhir per 31 Desember 2022.
Dari total tersebut, sebanyak 678 perusahaan tercatat saham telah menyampaikan laporan keuangan yang berakhir 31 Desember 2022 secara tepat waktu. Sehingga terdapat 143 perusahaan tercatat yang terlambat sampaikan laporan keuangan tahun buku 2022. Kemudian 7 perusahaan tercatat memiliki tahun buku berbeda.
Di mana 1 perusahaan telah menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu. Sementara 6 perusahaan lainnya belum menyampaikan laporan keuangan dna belum melewati batas waktu. Serta 25 perusahaan tercatat tidak wajib menyampaikan laporan keuangan oleh karena tercatat setelah 31 Desember 2022.