Liputan6.com, Jakarta - Induk Facebook, Meta melaporkan penjualan tumbuh 3 persen pada tiga bulan pertama 2023. Hal itu membalikkan tren penurunan pendapatan selama tiga kuartal berturut-turut dan jauh melebihi harapan analis.
Dikutip dari CNN, Kamis (27/4/2023), saham Meta melonjak 12 persen setelah perdagangan regular usai laporan keuangan. Hal ini menunjukkan jalur perusahaan pada 2023 sebagai “tahun efisiensi”.
Baca Juga
Titik terang lainnya, pertumbuhan pengguna relatif kuat dibandingkan pada kuartal terakhir. Jumlah pengguna aktif bulanan tumbuh 5 persen dari tahun sebelumnya menjadi lebih dari 3,8 miliar. Pengguna aktif harian Facebook meningkat 4 persen menjadi lebih dari 2 miliar.
Advertisement
“Kami memiliki kuartal yang baik dan komunitas kami terus berkembang,” ujar Zuckerberg.
Ia menuturkan, pihaknya juga menjadi lebih efisien sehingga dapat membuat produk yang lebih baik dengan lebih cepat dan menempatkan diri pada posisi yang lebih kuat untuk mewujudkan visi jangka panjang.
Namun, Meta memiliki “bukit” yang panjang untuk didaki. Perusahaan juga melaporkan keuntungan melemah dibandingkan periode sama tahun sebelumnya menjadi USD 5,7 miliar. Harga per iklan, indikator kesehatan bisnis inti iklan digitan perusahaan juga turun 17 persen dari tahun sebelumnya.
Meta telah berada di tengah-tengah restrukturisasi besar-besaran karena mencoba untuk pulih dari badai sempurna di tengah persaingan yang meningkat, ketakutan resesi yang berkepanjangan hasilkan iklan lebih sedikit dan upaya membangun metaverse.
Efisiensi di Meta
Meta mengatakan pada November akan memangkas 11.000 pekerjaan, putaran pemangkasan karyawan terbesar dalam sejarahnya. Pada Maret 2023, Zuckerberg mengumumkan Meta akan memberhentikan 10.000 karyawan lagi. Secara keseluruhan pemotongan tersebut akan menyusutkan tenaga kerja Meta.
Selain itu, Meta terpukul lebih dari USD 1 miliar terkait dengan restrukturisasi hingga kinerja kuartalan Maret 2023. Perseroan mengatakan akan merealisasikan biaya tambahan sekitar USD 500 juta terkait dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) hingga akhir tahun.
Saat diskusi dengan analis, Zuckerberg menuturkan, Meta mulai “efisiensi pekerjaan” pada akhir tahun lalu. “Bisnis kami tidak berjalan sebaik yang saya inginkan, tetapi sekarang kami semakin melalkukan pekerjaan ini dari posisi yang kuat,” ujar dia.
Perseroan mengatakan, pihaknya prediksi pendapatan akan tumbuh lagi pada kuartal saat ini dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu sedikit menurunkan ekspektasi untuk pengeluaran setahun penuh yang berpotensi meningkatkan optimisme investor.
“Tahun efisiensi dimulai dengan awal lebih kuat dari yang diharapkan untuk Meta,” ujar Analis Insider Intelligence Debra Aho Williamson.
Namun, ia mengingatkan, perusahaan tidak bisa diam di lingkungan ini. Seperti perusahaan teknologi lainnya, Meta baru-baru ini membaca isyarat investor dan mengambil fokusnya pada kecerdasan buatan daripada metaverse. Pergeseran ini terjadi karena Meta bersaing dengan popularitas alat AI dari perusahaan teknologi seperti Microsoft dan OpenAI.
Dalam pernyataannya, Zuckerberg mengatakan kalau pekerjaan AI mendorong hasil yang baik di seluruh aplikasi dan bisnisnya. Ia menambahkan, pekerjaan AI mencakup upaya membangun pengalaman obrolan AI di whatsapp dan messenger, serta alat pembuatan visual untuk unggah di Facebook, Instagram dan iklan.
Advertisement
Divisi Metaverse META Rugi Rp 57,9 Triliun pada Kuartal I 2023
Sebelumnya, reality labs, divisi yang berfokus pada Metaverse milik META alami kerugian sebesar USD 3,9 miliar atau setara Rp 57,9 triliun (asumsi kurs Rp 14.847 per dolar AS) selama kuartal pertama 2023, sebuah percepatan dibandingkan dengan kerugian sebesar USD 2,9 miliar atau setara Rp 43 triliun selama periode yang sama tahun lalu.
Dilansir dari Decrypt, Kamis (27/4/2023), menyusul kerugian divisi metaversenya, CEO META, Mark Zuckerberg menyatakan 2023 akan menjadi "tahun efisiensi" Metaverse, ketika raksasa media sosial itu mencoba menghadapi lingkungan bisnis yang menantang dan menangkis persaingan dari platform media sosial seperti TikTok.
Dalam pengumumannya, Zuckerberg mengatakan metaverse masih penting untuk menentukan masa depan hubungan sosial, namun juga akan sangat bergantung pada Artificial Intelligence (AI) sebagai investasi tunggal terbesar, mengikuti kesuksesan ChatGBT dan OpenAI.
Dalam laporan kuartalannya, selama kuartal pertama, raksasa media sosial itu memperoleh keuntungan sebesar USD 5,7 miliar atau setara Rp 84,6 triliun, turun 23 persen dibandingkan dengan USD 7,4 miliar atau setara Rp 109,8 triliun setahun yang lalu.
Dalam surat pemegang saham, Zuckerberg mengatakan bisnisnya memiliki kuartal yang baik dan komunitas nya terus berkembang. Ia menambahkan fokusnya pada AI di seluruh aplikasinya mendorong hasil yang menjanjikan.