Wall Street Tergelincir, Indeks Dow Jones Melemah Usai JPMorgan Beli Aset First Republic

Bursa saham Amerika Serikat atau wall street merosot pada perdagangan saham Senin, 1 Mei 2023. Indeks Dow Jones turun 46,46 poin atau 0,14 persen ke posisi 34.051,70 usai penyitaan aset First Republic.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Mei 2023, 06:34 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2023, 06:34 WIB
Wall Street Kompak Tertekan pada 1 Mei 2023
Bursa saham Amerika Serikat atau wall street kompak tertekan pada perdagangan saham Senin, 1 Mei 2023 waktu setempat. Indeks Dow Jones melemah pada awal pekan ini setelah penyitaan aset First Republic (Unsplash/Aditya Vyas)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat atau wall street kompak tertekan pada perdagangan saham Senin, 1 Mei 2023. Indeks Dow Jones melemah pada awal pekan ini setelah penyitaan aset First Republic oleh pemerintah pada akhir pekan dan bank dijual kepada JPMorgan Chase.

Dikutip dari CNBC, Selasa (2/5/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 46,46 poin atau 0,14 persen ke posisi 34.051,70. Indeks S&P 500 melemah 0,04 persen menjadi 4.167,87. Indeks Nasdaq susut 0,11 persen menjadi 12.212,60.

Saham JPMorgan Chase naik 2,1 persen setelah menjadi pemenang lelang untuk First Republic. Bank besar itu akuisisi semua simpanan pemberi pinjaman First Republic yang bermasalah dan “sebagian besar aset”. Kesepakatan ini membuat JPMorgan Chase yang telah menjadi salah satu bank terbesar di Amerika Serikat akan menjadi lebih besar lagi.

CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon menuturkan, kesepakatan itu menyelesaikan sebagian besar kejatuhan di sektor perbankan yang telah dimulai sejak keruntuhan tiba-tiba Sillicon Valley Bank pada Maret 2023.

“Hanya ada begitu banyak bank yang offside dengan cara ini. Mungkin ada satu lagi bank yang lebih kecil, tapi ini menyelesaikan semuanya, bagian dari krisis ini sudah berakhir,” ujar dia.

Jamie Dimon memberitahukan kepada pemegang saham melalui telepon setelah kesepakatan diumumkan. CEO Infrastructure Capital Management Jay Hatfiel mewaspadai kesepakatan pengambilalihan dapat meredam kejatuhan lebih lanjut di antara saham-saham bank regional.

“Saya tidak akan terkejut jika tidak ada lagi serangan terhadap bank regional, oleh short seller. Terutama tidak begitu banyak selama musim laba, tetapi saat kita memasuki Mei dan Juni, dan saat orang mencari shorts untuk melakukan lindungi nilai,” ujar dia.

 

 

Sentimen First Republic Bank

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Ia menuturkan, saat ini AS hadapi krisis utang yang menjulang. “Jadi saya akan terkejut jika kami tidak memiliki beberapa bank lain yang diserang terutama dengan kenaikan suku bunga the Fed dan memberikan tekanan luar biasa pada sistem keuangan dengan mempertahankan kurva imbal hasil jadi berbalik tajam,” Hatfield menambahkan.

SDPR S&P Regional Bank ETF (KRE) tergelincir pada perdagangan Senin, 1 Mei 2023 menurun lebih dari 2 persen. Saham Zions Bancorp turun 3,7 persen dan saham PacWest anjlok 10,6 persen.

First Republic melaporkan pekan lalu simpanan anjlok lebih dari 40 persen pada kuartal I 2023 memicu penurunan lebih lanjut pada saham yang sudah tertekan. Saham First Republic telah turun 97 persen sejak awal tahun. Saham dihentikan pada perdagangan Senin, 1 Mei 2023.

 

 

Investor Menanti Laporan Keuangan Perusahaan Besar Lainnya

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis Michael Pistillo (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Di sisi lain, investor melihat beberapa perusahaan besar yang merilis laba pekan ini. Raksasa teknologi Apple, Qualcomm, dan AMD dijadwalkan untuk mengumumkan hasil kuartalan mereka.

Runtuhnya First Republic dan potensi kejatuhan apa pun menambah ketegangan menjelang keputusan suku bunga the Fed pada Rabu pekan ini. Bank sentral sebagian besar diprediksi akan menaikkan suku bunga sekali lagi sebelum berhenti.

Sementara itu, saham Berkshire Hathaway’s class B naik 0,7 persen ke posisi tertinggi dalam 52 minggu di USD 331,28. Saham kelas A juga naik untuk hari ketiga berturut-turut setelah ditutup di atas USD 500.000 pada perdagangan Jumat untuk pertama kalinya sejak April 2022.

Edward Jones menilai, konglomerat Warren Buffett cenderung ungguli rekan-rekan di sektor jasa keuangan selama pasar melemah. Saham Berkshire telah naik lebih dari 7 persen pada 2023. Sedangkan sektor keuangan S&P 500 turun lebih dari 2 persen karena krisis perbankan. Adapun rapat pemegang saham tahunan Berkshire berlangsung pada Sabtu ini di Omaha, Nebraska.

Penutupan Wall Street pada 28 April 2023

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/ llyod blazek)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/ llyod blazek)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Jumat, 28 April 2023. Indeks Dow Jones membukukan kinerja bulanan terbaik sejak Januari 2023.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (29/4/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones bertambah 0,8 persen atau 272 poin ke posisi 34.098,16. Indeks S&P 500 menanjak 0,83 persen ke posisi 4.169,48. Indeks Nasdaq melesat 0,69 persen ke posisi 12.226,58. Investor analisis laba perusahaan teknologi terbaru.

Sementara itu, indeks Dow Jones ditutup naik 2,5 persen, dan mencatat penampilan bulanan terbaik sejak Januari 2023, saat rata-rata indeks berakhir naik 2,8 persen. Indeks S&P 500 mencatat kenaikan bulanan 1,5 persen, dan cetak kinerja bulanan positif dua kali berturut-turut. Sedangkan indeks Nasdaq akhiri kinerja bulanan hanya naik tipis.

Selama sepekan, indeks Nasdaq cetak kenaikan terbesar. Indeks Nasdaq membukukan kenaikan 1,3 persen. Hal ini didorong kinerja keuangan perusahaan teknologi. Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing membukukan kenaikan 0,9 persen.

Lebih dari setengah perusahaan S&P 500 telah melaporkan laba sejauh ini. Dari perusahaan tersebut, 80 persen telah mengalahkan harapan, berdasarkan data Facset.

“Pasar harus mengikuti laba. Itu adalah hal utama,” ujar Presiden Bolvin Wealth Management, Gina Bolvin.

Di sisi lain, saham Amazon melemah hampir 4 persen. Saat melaporkan rilis kinerja kuartal I 2023, pengecer online itu mengatakan bisnis cloud-nya melambat, meski mengalahkan harapan wall street untuk pendapatan pada kuartal tersebut.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya