Liputan6.com, Jakarta - Emiten rumah sakit, PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK) menganggarkan belanja modal Rp 50 miliar pada 2023. Hingga kuartal I 2023, perseroan telah merealisasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebanyak 20-25 persen.
"Sampai kuartal I, realisasi belanja modal sekitar 20-25 persen dari Rp 50 miliar. Capex digunakan paling besar untuk pembelian robot fisioterapi sebagai salah satu layanan unggulan,” kata Direktur Kedoya Adyaraya Armen Antonius Djan dalam paparan publik Kedoya Adyaraya, Selasa (13/6/2023).
Baca Juga
Ia menyebutkan, untuk target 2023 kinerja keuangan diharapkan akan meningkat secara konsisten. "Untuk sampai akhir tahun, kita berharap peningkatan terjadi berlanjut secara konsisten," kata dia.
Advertisement
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Kedoya Adyaraya Juniwati Gunawan menuturkan, pihaknya tengah menyiapkan sejumlah strategi usaha pada 2023. Misalnya, perseroan menghadirkan Stroke Care Unit RS Grha Kedoya.
Stroke Care Unit RS Grha Kedoya adalah pusat penanganan stroke terpadu, baik dalam pencegahan, pemeriksaan, pengobatan dan pemulihan pasien pasca stroke.
"Stroke Care Unit RS Grha Kedoya didukung oleh tim medis terlatih dan ditunjang dengan peralatan medis teknologi terbaru," kata Juniwati.
Pusat Pelayanan Kesehatan
Selain itu, perseroan menghadirkan pusat pelayanan kesehatan unggulan dalam menangani berbagai masalah kesehatan atau kelainan jantung dan pembuluh darah. Didukung oleh para ahli, peralatan medis dengan teknologi terbaru dan fasilitas lengkap.
Adapun, akut dan trauma merupakan layanan kesehatan yang disediakan untuk menangani pasien khusus yang mengalami trauma atau penyakit akibat kecelakaan kerja secara komprehensif, didukung oleh peralatan medis dengan teknologi atau fasilitas terbaru dan lengkap.
Kemudian, perseroan menghadirkan pusat rehabilitasi medik menggunakan teknologi Robot LEXO dan DIEGO (robotic assisted rehabilitation) membantu pemulihan pasien pascastroke yang dinilai lebih aman, terukur dan lebih efektif.
Perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan sepanjang kuartal I 2023. Perseroan mencatat pendapatan sebesar Rp 91,48 miliar atau naik 1,47 persen dari Rp 90,15 miliar pada kuartal I 2022.
Akan tetapi, perseroan mencatat laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 26,15 persen dari Rp 10,65 miliar pada kuartal I 2022 menjadi Rp 7,86 miliar pada kuartal I 2023. Armen mengatakan, laba bersih tersebut turun dikarenakan biaya operasional mengalami peningkatan.
Tebar Dividen
Sebelumnya, PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK) akan membagikan dividen untuk tahun buku 2022 sebesar Rp 75 miliar. Dividen itu setara Rp 81 per saham.
Pembagian dividen untuk tahun buku 2022 PT Kedoya Adyaraya Tbk telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Selasa, 13 Juni 2023.
Direktur Kedoya Adyaraya Armen Antonius Djan mengatakan, perseroan akan membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar Rp 81 per saham.
"Kami memutuskan untuk membagikan dividen senilai Rp 81 per lembar saham atau total Rp 75 miliar," kata Armen dalam paparan publik, Selasa (13/6/2023).
Perseroan mencatat laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 26,17 miliar sepanjang 2022. Sedangkan, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 359,15 miliar hingga akhir 2022.
Adapun beban pokok pendapatan sebesar Rp 227,21 miliar. Dengan demikian, laba bruto tercatat Rp 131,94 miliar pada 2021. Sementara itu, laba operasi menjadi Rp 43,84 miliar pada 2022 dari realisasi 2021 sebesar Rp 94,36 miliar.
Pada perdagangan saham Selasa, 13 Juni 2023 pukul 14.34 WIB, saham RSGK naik 0,90 persen ke posisi Rp 1.125 per saham. Saham RSGK dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 1.125 per saham. Saham RSGK berada di level tertinggi Rp 1.130 dan terendah Rp 1.110 per saham. Total frekuensi perdagangan 18 kali dengan volume 843 lot saham. Nilai transaksi Rp 60,9 juta.
Advertisement
Belanja Modal 2022
Sebelumnya, PT Kedoya Adyraya Tbk (RSGK) menganggarkan belanja modal Rp 51 miliar pada 2022. Hingga kuartal I 2022, perseroan telah merealisasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 2 miliar.
"Sampai 31 Maret 2022, realisasi belanja modal Rp 2 miliar. Capex cukup besar pembelian tanah untuk perluasan area rumah sakit,” ujar Direktur PT Kedoya Adyaraya Tbk Armen Antonius Djan, saat paparan publik, Rabu (8/6/2022).
Untuk target 2022, Armen menuturkan, kinerja keuangan akan realistis dan wajar. Hal ini seiring pada 2021, kasus COVID-19 menopang kinerja. Seiring kasus COVID-19 mulai melandai di Indonesia, perseroan menyiapkan sejumlah strategi.
Prseroan sedang menambah fasilitas baru berupa bangunan Unit Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di RS Grha Kedoya. Bangunan tersebut akan memiliki 4-5 lantai. Selain itu, perseroan juga sedang membangun specialist center yang didukung oleh trauma center, cerebro-cardiovascular, onkologi, wellness center, dan teknologi medis berbasis artificial intelligence. Pengembangan itu juga termasuk upaya perseroan untuk mencapai target pertumbuhan kinerja keuangan yang positif pada 2022.
“Target pertumbuhan 2022 realistis. Core rumah sakit diharapkan bertumbuh dengan fasilitas baru BPJS. Bangun specialist center gantikan 2021 yang sebagian pendapatan dari COVID-19,” ujar Armen.
Ia menambahkan, perseroan juga meremajakan sistem teknologi dan akses layanan informasi sehingga dipastikan pertumbuhan kinerja tetap bertumbuh.
Sementara itu, Direktur Utama PT Kedoya Adayraya Tbk Liem Kian Hong mengatakan, pembangunan unit BPJS dan specialis center, ditambah pengembangan teknologi medis dengan artificial intelligence dapat meningkatkan layanan kesehatan perseroan. Dengan demikian dapat mencapai target perseroan.