Teratas, Bank Mandiri Sudah Kelola Kredit Sindikasi Rp 106,3 Triliun

Adapun, dari sisi Bookrunner, Bank Mandiri juga berhasil menduduki posisi runner up lewat perolehan pangsa pasar mencapai 8,89 persen dengan total nilai menembus USD 439,69 juta atau sekitar Rp 6,58 triliun hingga 6 Juli 2023.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 22 Jul 2023, 17:52 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2023, 17:35 WIB
Salah satu BUMN yang telah berhasil mewujudkan transformasi digital adalah PT Bank Mandiri Tbk melalui Super App Livin’ by Mandiri. (Dok Kementerian BUMN)
Salah satu BUMN yang telah berhasil mewujudkan transformasi digital adalah PT Bank Mandiri Tbk melalui Super App Livin’ by Mandiri. (Dok Kementerian BUMN)

Liputan6.com, Jakarta Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) memperkokoh dukungan untuk sektor usaha lewat pembiayaan dengan skema sindikasi. Konsistensi ini terlihat dari posisi Bank Mandiri yang masuk dalam jajaran puncak League Table Indonesian Borrower Loan kategori Mandated Lead Arranger (MLA) dan masuk sebagai Top 3 Bookrunner di Indonesia.

Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Susana Indah Kris Indriati memaparkan, dukungan ini merupakan bentuk komitmen perseroan mempercepat ekspansi usaha dan pengembangan bisnis pelaku usaha yang berkontribusi langsung terhadap perekonomian di dalam negeri.

“Sejalan dengan laju ekonomi yang membaik, kami melihat pertumbuhan sektor riil mengarah ke level positif dan kebutuhan penyaluran kredit sindikasi di tahun 2023 juga cukup baik,” ujar Indah dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/7/2023).

Mengacu pada Bloomberg League Table Reports, Bank Mandiri duduk di peringkat pertama sebagai Mandated Lead Arrangers (MLA) dengan jumlah pangsa pasar sindikasi menembus 11,79 persen di Indonesia pada 1 Januari - 6 Juli 2023.

Masih dari sisi MLA, Bank Mandiri juga telah berhasil mengelola kredit sindikasi paling jumbo dengan nilai total volume deal sebesar USD 7,1 miliar atau setara Rp 106,36 triliun (kurs Rp 14.980 per USD) dari total kredit sindikasi di Indonesia.

Adapun, dari sisi Bookrunner, Bank Mandiri juga berhasil menduduki posisi runner up lewat perolehan pangsa pasar mencapai 8,89 persen dengan total nilai menembus USD 439,69 juta atau sekitar Rp 6,58 triliun hingga 6 Juli 2023.

 

Predikat Lain

FOTO: LPS Jamin Simpanan Nasabah Sampai Rp 2 Miliar
Nasabah antre melakukan transaksi perbankan di KCU Bank Mandiri Bintaro, Tangerang Selatan, Banten. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Indah menambahkan, transaksi kredit sindikasi yang dikelola Bank Mandiri baik sebagai MLA ataupun Bookrunner ini tidak sedikit yang melibatkan lembaga keuangan internasional bukan hanya dari lembaga keuangan domestik.

"Hal ini disebabkan karena demand atas Indonesian Syndicated Loan di luar negeri yang cukup tinggi, sehingga Bank Mandiri juga menggandeng partner-partner bank di luar negeri untuk ikut berpartisipasi pada kredit sindikasi yang dikelola oleh Bank Mandiri," jelasnya.

Tidak hanya mendapat predikat yang terbaik di dalam negeri, merujuk pada League Table Bloomberg ASEAN Loans, Bank Mandiri menduduki posisi nomor 6 sebagai MLA. Sementara dari kategori Bookrunner, bank berkode saham BMRI ini menjadi satu-satunya bank asal Indonesia yang masuk ke dalam jajaran 10 besar bank di Asia Tenggara.

 

Pilihan

Bank Mandiri.
Fitur Livin’ Sukha pada aplikasi Livin’ by Mandiri. (Foto: Istimewa)

Selain itu, Bank Mandiri juga memperoleh penghargaan dari Asia Pacific Loan Market Association (APLMA) sebagai Syndicated Loan House of the Year - Indonesia sejak tahun 2018 hingga 2022 atau lima tahun berturut-turut.

Lebih lanjut, Indah menilai dengan kondisi likuiditas bank yang solid dan tingkat suku bunga saat ini, Bank Mandiri melihat beberapa perusahaan lebih memilih fundraising melalui kredit sindikasi dibandingkan dengan penerbitan surat berharga. Dengan demikian, hal tersebut berpengaruh positif pada pasar kredit sindikasi di Indonesia.

“Sebagai bank yang fokus pada bisnis wholesale, Bank Mandiri memiliki keunggulan serta komitmen yang kuat dalam dukungan kepada pembiayaan dengan skema sindikasi. Kami berharap upaya ini juga dapat menjadi katalis pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya