Liputan6.com, Jakarta PT Bank Jago Tbk mencatatkan sejumlah capaian positif selama dua tahun mengoperasikan Unit Usaha Syariah. Terutama dalam mendorong anak muda melek literasi keuangan serta aktif investasi dan beramal melalui Aplikasi Jago Syariah.
Head of Sharia Business Bank Jago Waasi Sumintardja menuturkan, selama dua tahun berinovasi, Jago Syariah tidak hanya sukses mendorong nasabah untuk menabung, bersedekah dan berinvestasi, tetapi juga aktif mengajak nasabah untuk peduli terhadap pengelolaan keuangan yang sehat sesuai dengan cara dan keyakinan mereka.
Baca Juga
“Bank Jago meluncurkan Aplikasi untuk Jago Syariah agar segmen syariah dapat merasakan inovasi dan fitur secanggih Jago App konvensional dengan menggunakan prinsip-prinsip syariah. Dengan mengadopsi teknologi terkini, kami berharap bisa ikut memajukan ekonomi syariah dan meningkatkan kesempatan tumbuh berjuta insan melalui solusi keuangan digital yang berfokus pada kehidupan,” jelas Waasi dalam keterangan tertulis, Rabu (28/2/2024).
Advertisement
Sejak meluncur pada Februari 2022, Jago Syariah sudah dimanfaatkan oleh 1,7 juta nasabah di 34 provinsi, mulai dari Aceh hingga Papua. Mayoritas pengguna Jago Syariah App adalah Gen Z dan millenial, dengan rentang usia 18-44 tahun, yakni mencapai 81% dari total nasabah.
Menurut Waasi, Jago Syariah cukup efektif dalam meningkatkan literasi keuangan nasabah. Hal ini tercermin dari pemanfaatan fitur Kantong (rekening) oleh banyak nasabah untuk perencanaan keuangan individu dan keluarga.
Dengan inovasi dan fitur unggulan, nasabah Jago Syariah dapat membuat hingga 40 kantong dengan akad Wadiah Yad Dhamanah dan 20 Kantong dengan akad Mudharabah Muthlaqah (deposito), sesuai dengan kebutuhan nasabah.
"Kami memahami setiap orang memiliki cara dan tujuan yang berbeda dalam mencapai mimpinya. Nasabah Jago Syariah tergolong aktif memanfaatkan fitur Kantong di aplikasi. Kalau dirata-ratakan setiap 1 nasabah punya 10 kantong. Top 3 atau tiga terbanyak Kantong yang dibuat nasabah adalah untuk dana darurat, uang muka dan cicilan rumah, lalu kebutuhan keluarga,” ujar Waasi.
Kelola Keuangan
Waasi menambahkan, Jago Syariah tidak hanya efektif mendorong nasabah menabung dan mengelola keuangan secara bijak. Keberadaan fitur Jago Amal di Jago Syariah juga menjadi daya tarik bagi nasabah untuk beramal dan menggalang donasi.
“Kalau kita lihat data, biasanya transaksi di Jago Amal mengalami peningkatan signifikan pada pagi hari, antara jam 04.00 sampai 07.00 pagi (WIB). Selama Januari (2024) saja, transaksi amal di jam-jam tersebut mencapai 69% dari total transaksi Jago Amal. Karena Sedekah Subuh bagi umat Muslim pahala dan berkahnya lebih besar dibandingkan beramal di waktu lain,” jelas Waasi.
Selain itu, tidak sedikit nasabah Jago Syariah yang menabung untuk berkurban dari jauh hari. Tercatat sebanyak 13.623 nasabah Bank Jago membuat Kantong Qurban di aplikasi. “Ini semua menunjukkan sifat kedermawanan masyarakat Indonesia, khususnya nasabah Jago Syariah,” tutur Waasi.
Selain beramal, Jago Syariah juga mendorong pengguna untuk aktif berinvestasi di produk keuangan syariah. Hal tidak terlepas dari kolaborasi Jago Syariah dengan perusahaan agen penjual reksa dana PT Bibit Tumbuh Bersama (Bibit). Kolaborasi ini memungkinan pengguna melihat portofolio investasi Bibit di Aplikasi Jago Syariah, dan menggunakan Jago Syariah sebagai sumber dana transaksi di Aplikasi Bibit.
Advertisement
Kolaborasi Jago Syariah dan Bibit
Sejak Jago Syariah dan Bibit berkolaborasi pada Februari 2022 hingga saat ini, jumlah pengguna Bibit yang terkoneksi dengan Jago Syariah meningkat 1.361% .
“Pengguna Bibit yang terkoneksi dengan Jago Syariah paling banyak adalah Gen Z 53% dan millennial 41%, mereka tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia,” terang Waasi Sumintardja.
Melalui kolaborasi dan terobosan inovasi, Waasi berharap Jago Syariah tak hanya menjadi preferensi akses bagi masyarakat syariah ke layanan keuangan formal tetapi juga memberikan kesempatan mereka untuk selalu terdepan dalam mengatur keuangan secara syariah sehingga bisa bertumbuh atau naik kelas secara ekonomi.