Liputan6.com, Jakarta - Sinyal berakhirnya suku bunga tinggi menjadi angin segar bagi perekonomian global. Tercermin dari naiknya yield surat utang yang memicu aksi beli di setiap penerbitan SBN dan ORI serta instrumen investasi turunannya, salah satunya produk reksa dana pendapatan tetap syariah yang diluncurkan oleh BNI Asset Management (BNI-AM) yaitu Reksa Dana BNI-AM Ardhani Pendapatan Tetap Syariah.
Dalam satu tahun terakhir, kinerja reksa dana ini tumbuh 6,11 persen. Bersamaan dengan itu, AUM tumbuh 147 persen yoy per Februari 2024 mencapai Rp 518 miliar.
Baca Juga
"Pencapaian ini merupakan prestasi tersendiri di tengah lesunya pasar reksa dana di awal 2024 ini," kata Direktur Investasi BNI Asset Management, Putut Endro Andanawarih dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (16/3/2024).
Advertisement
Reksa Dana BNI-AM Ardhani Pendapatan Tetap Syariah adalah reksa dana dengan komposisi portofolio investasi minimum 80% dan maksimum 100% pada efek berpendapatan tetap syariah yang diterbitkan oleh pemerintah dan/atau korporasi. Underlying Reksa Dana BNI-AM Ardhani Pendapatan Tetap Syariah yang merupakan sukuk pemerintah dengan tenor panjang sangat sesuai dengan kondisi suku bunga yang diekspektasikan akan turun pada 2024.
"Sebagai manajer investasi yang terpercaya, BNI AM juga memiliki dewan pengawas syariah untuk mengawasi dan memastikan pemenuhan prinsip syariah terhadap pedoman operasional dan produk syariah yang diterbitkan oleh BNI AM," imbuh Putut.
Reksa Dana BNI-AM Ardhani Pendapatan Tetap Syariah ini dapat menjadi solusi investasi reksa dana bagi investor yang mempunyai preferensi investasi berbasis syariah dengan tujuan investasi jangka panjang. Reksa dana ini dapat dibeli dengan harga pembelian hanya sebesar Rp 10 ribu saja di beberapa agen penjual reksa dana berbasis fintech serta agen penjual reksa dana sekuritas.
Dana Kelolaan BNI Asset Management Tembus Rp 31,7 Triliun pada 2023
Sebelumnya diberitakan, BNI Asset Management (BNI AM) berhasil membukukan pertumbuhan positif sepanjang 2023. Pada periode tersebut, perusahaan berhasil membukukan dana kelolaan atau asset under management (AUM) sebesar Rp 31,7 triliun.
Angka itu naik 1,9 persen dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini tercapai di tengah industri reksa dana tanah air yang justru mengalami penurunan AUM rata-rata sebesar -0,64 persen.
"Dengan pencapaian total AUM sebesar 31,7 triliun di akhir tahun 2023 ini, BNI AM berhasil meraih posisi enam besar perusahaan manajer investasi di Indonesia," kata Direktur Investasi BNI Asset Management, Putut Endro Andanawarih dalam temu media di Jakarta, Selasa (20/2/2024).
Bersamaan dengan itu, market share reksa dana BNI AM juga bertumbuh menjadi 5,8 persen, meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 5,7 persen. Kenaikan market share ditunjang oleh bertambahnya jumlah dan kapasitas agen penjual yang berbasis fintech. Tercermin dari pertumbuhan AUM yang bersumber dari sekuritas dan fintech yang sebesar 11,55 persen pada 2023.
"Untuk target tahun ini, kami mengacu pada investor. Yang jelas kami akan fokus untuk menambah porsi investor ritel dan naik meraih posisi lima besar perusahaan manajer investasi di Indonesia," imbuh Putut.
BNI AM saat ini bekerjasama dengan 13 Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) fintech dan 11 APERD sekuritas berbasis fintech yang memasarkan reksa dana melalui platform digital yang dimilikinya.
Keberhasilan BNI-AM untuk bertumbuh dan memenuhi target yang ditetapkan oleh Bank BNI selaku Holding BNI Group adalah berkat kerjasama sinergi dengan BNI Group, dukungan investor yang mempercayakan solusi investasinya kepada BNI AM, dan juga peran partner pemasaran atau APERD yang aktif memasarkan produk BNI AM ke nasabah ritel.
Advertisement
Tingkat kepercayaan APERD
Tingkat kepercayaan APERD kepada BNI-AM terus meningkat tercermin dari bergabungnya 4 APERD baru di daftar rekanan pemasaran BNI-AM sepanjang tahun 2023 yaitu Bahana Sekuritas, Mandiri Sekuritas, Sayakaya, dan Buka Investasi Bersama (BIB). Dengan demikian agen penjualan yang bekerjasama dengan BNI-AM saat ini berjumlah total 28 APERD yang terdiri dari 4 Bank, 11 Sekuritas dan 13 Fintech.
"Bergabungnya keempat APERD baru tersebut diharapkan dapat memperluas jaringan pemasaran produk BNI-AM terutama dengan semakin bertambahnya produk unggulan yang diterbitkan," ujar Putut.
Pada tahun lalu, BNI-AM menerbitkan tiga reksa dana indeks dan satu reksa dana pendapatan tetap yang diperuntukkan kepada nasabah ritel sebagai solusi investasi nasabah yang disesuaikan dengan profil risiko dan strategi investasinya.
Kinerja IHSG
Data perdagangan saham BEI sepekan periode 11-15 Maret 2024 ditutup bervariasi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini mengalami perubahan sebesar 0,73 persen, menjadi berada pada level 7.328,054 dari 7.381,907 pada penutupan pekan yang lalu.
Kapitalisasi pasar bursa selama sepekan mengalami perubahan 1,19 persen menjadi Rp 11,69 triliun dari Rp 11,82 triliun pada penutupan pekan lalu. Kenaikan tertinggi pekan ini terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian sebesar 63,45 persen menjadi Rp 17,12 triliun dari Rp 10,47 triliun pada penutupan pekan yang lalu.
Peningkatan juga diikuti oleh rata-rata frekuensi transaksi selama sepekan, yaitu sebesar 2,07 persen menjadi 1.233 ribu kali transaksi dari 1.208 ribu kali transaksi pada pekan lalu. Sedangkan. Sementara rata-rata volume transaksi harian selama sepekan mengalami perubahan sebesar 4,94 persen menjadi 18,68 miliar lembar saham dari 19,65 miliar lembar saham dari penutupan pekan lalu.
Pergerakan investor asing pada Jumat, 15 Maret 2024 mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp 1,5 triliun. Sepanjang tahun 2024 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 26,11 triliun.
Advertisement