IHSG Kembali Loyo pada 22-26 April 2024, Sektor Saham Ini Catat Koreksi Terbesar

Mayoritas sektor saham masih tertekan dan investor asing kembali lakukan aksi jual saham sehingga menekan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 22-26 April 2024.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Apr 2024, 19:42 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2024, 08:00 WIB
IHSG Kembali Loyo pada 22-26 April 2024, Sektor Saham Ini Catat Koreksi Terbesar
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lesu pada perdagangan 22-26 April 2024. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lesu pada perdagangan 22-26 April 2024. IHSG melanjutkan koreksi dari pekan lalu tetapi pelemahannya berkurang.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (27/4/2024), IHSG merosot 0,72 persen ke posisi 7.036,07. Pada pekan lalu, IHSG anjlok 2,74 persen ke posisi 7.087,31.

Sementara itu, kapitalisasi pasar naik 0,31 persen menjadi Rp 11.754 triliun pada pekan ini dari pekan sebelumnya Rp 11.718 triliun.

Di sisi lain, rata-rata nilai transaksi harian terpangkas 12,91 persen menjadi Rp 13,62 triliun dari pekan lalu Rp 15,64 triliun. Rata-rata frekuensi transaksi selama sepekan susut 22,63 persen menjadi 1,06 juta kali transaksi dari 1,37 juta kali transaksi pada pekan lalu.

Pada pekan ini, rata-rata volume transaksi harian melonjak 10,65 persen menjadi 19,22 miliar saham dari pekan lalu 17,37 miliar saham.

Investor asing mencatat aksi jual Rp 2,16 triliun pada Jumat, 26 April 2024. Selama sepekan, investor asing jual saham Rp 4,49 triliun. Sepanjang 2024, investor asing masih membukukan aksi beli saham senilai Rp 7,62 triliun.

IHSG juga melemah selama sepekan seiring mayoritas sektor saham tertekan. Sektor saham yang alami penguatan hanya sektor saham consumer non siklikal naik 0,89 persen, sektor saham properti dan real estate bertambah 0,62 persen dan sektor saham teknologi melambung 1,6 persen, serta sektor saham infrastruktur naik 0,96 persen.

Sementara itu, sektor saham energi menurun 2,16 persen, sektor saham basic materials tergelincir 3,37 persen dan catat koreksi terbesar di antara sektor saham lainnya. Selain itu, sektor saham industri terpangkas 2,16 persen, sektor saham consumer siklikal terperosok 2,84 persen, sektor saham perawatan kesehatan turun 0,82 persen, dan sektor saham transportasi dan logistic susut 3,17 persen.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama sepekan, IHSG dipengaruhi sejumlah faktor. Pertama, pergerakan harga komoditas dunia yang mulai melandai akibat menurunnya tensi geopolitik di Timur Tengah. 

"Selain itu, pergerakan nilai tukar rupiah yang dapat menguat dan naiknya suku bunga acuan menjadi 6,25 persen juga pengaruhi pergerakan IHSG," ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.

Untuk pekan depan, Herditya prediksi IHSG masih rawan bergerak terkoreksi. Hal itu dipengaruhi oleh rilis data manufaktur China, rilis data pekerjaan Amerika Serikat (AS) dan Fed Rate.

Total Emisi Obligasi

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selama sepekan terdapat dua pencatatan obligasi di BEI. Pada Senin, 22 April 2024, Obligasi Berkelanjutan I JACCS MPM Finance Indonesia Tahap III Tahun 2024 diterbitkan oleh PT JACCS Mitra Pinasthika Mustika Finance mulai tercatat di BEI dengan nilai pokok obligasi sebesar Rp500 miliar.

Hasil pemeringkatan dari PT Fitch Ratings Indonesia atas obligasi tersebut adalah idAA (Double A) dengan Wali Amanat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kemudian pada Rabu (24/4), Obligasi Berkelanjutan VI Astra Sedaya Finance Tahap III tahun 2024 diterbitkan oleh PT Astra Sedaya Finance Mulai tercatat di BEI dengan nilai pokok obligasi sebesar Rp2,5 trilliun.

Hasil pemeringkatan dari PT Fitch Ratings Indonesia atas obligasi tersebut adalah AAA(idn) (Triple A) dengan Wali Amanat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2024 adalah 33 emisi dari 25 emiten senilai Rp37,36 triliun. total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 551 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp465,05 triliun dan USD46,1485 juta, yang diterbitkan oleh 129 emiten.

Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 186 seri dengan nilai nominal Rp5.774,51 triliun dan USD502,10 juta. Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak 10 emisi EBA dengan nilai Rp3,05 triliun.

Penutupan IHSG pada 16-19 April 2024

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan pada 16-19 April 2024. Sentimen global terutama konflik Iran-Israel yang memanas menekan IHSG.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (20/4/2024), IHSG terpangkas 2,74 persen ke posisi 7.087,31. Sebelum libur Lebaran, IHSG turun tipis 0,03 persen ke posisi 7.286 pada 1-5 April 2024.

Selain itu, kapitalisasi pasar bursa merosot 1,42 persen dari Rp 11.887 triliun menjadi Rp 11.718 triliun pada penutupan pekan ini. Investor asing menjual saham Rp 4,51 triliun selama sepekan. Pada Jumat, 19 April 2024, investor asing lepas saham Rp 838,17 miliar. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 12,12 triliun.

Adapun pada pekan ini peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian saham. Rata-rata frekuensi transaksi harian saham meningkat 36,53 persen menjadi 1,37 juta kali transaksi dari 1,01 juta kali transaksi pada pekan lalu.

Rata-rata nilai transaksi harian saham melonjak 26,01 persen menjadi Rp 15,64 triliun dari Rp 12,41 triliun pada pekan lalu. Selain itu, rata-rata volume transaksi harian saham bertambah 10,34 persen menjadi 17,37 miliar pada pekan ini dari pekan lalu 15,75 miliar saham.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG dipengaruhi sentimen global selama sepekan. Pertama, konflik geopolitik Timur Tengah yang kembali memanas. Kedua, kenaikan harga komoditas dunia. Keempat, indeks dolar AS yang menguat sehingga menyebabkan nilai tukar rupiah tertekan.

Keempat, potensi bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) untuk menahan suku bunga acuan pada Juni.

 

Penerbitan Obligasi Pekan Lalu

20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, BEI melaporkan pencatatan efek antara lain dua saham,satu waran dan satu obligasi usai libur panjang Lebaran 2024.

Pada Selasa, 16 April 2024, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) dan PT Multi Hanna Kreasindo Tbk (MHKI) secara resmi mencatatkan sahamnya di Papan Pengembangan BEI. ATLA yang bergerak pada sektor Energi dengan sub industri Jasa & Perlengkapan Minyak, Gas, & Batu Bara menjadi perusahaan ke-21 yang tercatat di BEI pada 2024.

Selain itu, ATLA juga mencatatkan Warrant I dengan kode ATLA-W. Sementara itu, MHKI yang bergerak pada sektor Perindustrian dengan sub industri Jasa Pengelolaan Lingkungan & Sarana menjadi perusahaan ke-22 yang tercatat di BEI pada 2024.

Pada hari yang sama, Obligasi Berkelanjutan III Sinar Mas Multiartha Tahap I Tahun 2024 yang diterbitkan oleh PT Sinar Mas Multiartha Tbk mulai dicatatkan di BEI, dengan nilai nominal sebesar Rp 1,5 triliun resmi tercatat di BEI. Hasil pemeringkatan PT Kredit Rating Indonesia untuk obligasi ini adalah irAA (Double A) dengan PT Bank KB Bukopin Tbk bertindak sebagai Wali Amanat.

Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 561 emisi dari 129 emiten dengan nilai outstanding sebesar Rp476,58 triliun dan USD 46,1485 juta. Surat Berharga Negara (SBN) sejumlah 186 seri dengan nilai nominal sebesar Rp5.774,51 triliun dan USD502,10 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi dengan nilai sebesar Rp3,19 triliun.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya