Berburu Saham Defensif Saat Asing Outflow, Simak Rekomendasi Saham Pekan Ini

investor asing mash mencatatkan outflow di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 03 Jun 2024, 12:47 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2024, 12:47 WIB
Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta investor asing mash mencatatkan outflow di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus menjelaskan, beberapa faktor yang menyebabkan asing keluar masif di IHSG terutama saham-saham perbankan yakni Rupiah yang kembali melemah di atas 16.200, potensi inflasi yang belum bisa turun ke angka 2% dan mengurangi probabilitas penurunan suku bunga tahun ini dan kondisi geopolitik Timur Tengah yang semakin memburuk.

“Dihadapkan pada arus keluar modal asing dari IHSG, memilih saham-saham defensif dengan kinerja yang membaik bisa menjadi strategi yang baik. Saham-saham defensif cenderung lebih stabil dalam kondisi pasar yang bergejolak,” jelas Angga dalam keterangan resmi, Senin (3/6/2024).

Berbicara tentang potensi market pada minggu ini 3-7 Juni 2024, Angga mengimbau para trader untuk memperhatikan dua sentimen lain yakni hasil pertemuan OPEC dan inflasi Indonesia.

Pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, diundur satu hari menjadi 2 Juni dan akan diadakan secara online. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh OPEC pada Jumat lalu.

"Para produsen akan mendiskusikan apakah akan memperpanjang pengurangan produksi sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari hingga paruh kedua tahun ini, dengan tiga sumber dari negara-negara OPEC+ mengatakan kemungkinan perpanjangan tersebut," jelas Angga.

Ia menambahkan dikombinasikan dengan pengurangan produksi sebesar 3,66 juta barel per hari (bpd) yang berlaku hingga akhir tahun, pengurangan produksi tersebut setara dengan hampir 6% dari permintaan minyak global.

Sementara itu terkait sentimen inflasi Indonesia, sejumlah ekonom memperkirakan inflasi Mei 2024 akan melandai, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Konsumsi masyarakat sudah tidak lagi di titik puncak seperti periode Ramadan-Idul Fitri. Saat ini sudah normalisasi.

"Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg menghasilkan median proyeksi inflasi Mei dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) sebesar 0,07%. Jauh melandai dibandingkan April yang sebesar 0,25% mtm. Sementara dibandingkan Mei tahun lalu (year-on-year/yoy), inflasi diperkirakan 2,97%. Sedikit lebih rendah dibandingkan April yang 3% yoy. Beberapa ekonom juga menyebut inflasi melandai ke 2,90% - 2,95%,” beber Angga.

Mengutip catatan Badan Pangan Nasional (Bappenas), rata-rata harga beras premium pada Mei adalah Rp 15.560/kg, turun 2,69% dibandingkan rerata bulan sebelumnya. Termasuk harga cabai merah, ayam ras, daging sapi, dan lain-lainnya.

 

Data Ekonomi

Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berkaca pada data-data ekonomi dan sejumlah sentimen seperti outflow asing, berikut saham-saham pilihan PT Indo Premier Sekuritas yang menarik dicermati pekan ini hingga Jumat, 7 Juni 2024:

1. Buy on Pullback UNVR (Support 2.910, Resist 3.230). Struktur teknikal emiten ini uptrend dan bisa dijadikan opsi pilihan saham yang cukup defensif di tengah kondisi market yang memilih sektor yang defensif. Ketika asing outflow, masuk ke sektor defensif konsumer seperti UNVR bisa jadi pilihan karena UNVR juga mengalami perbaikan kinerja di kuartal I.

2. Buy JPFA (Support 1.335, Resist 1.435). Potensi kenaikan kinerja emiten ini di Q2 berkat sentimen Hari Raya Idul Fitri dan melemahnya harga jagung sebagai bahan baku. Kembali melemahnya harga komoditas jagung akan meringankan beban bahan baku.

3. Buy ARTO (Support 2.320, Resist 2.530). Emiten ini mengalami lonjakan volume disertai aksi beli investor asing, tentunya menarik jika bisa menembus level resistance 2.450. Aksi beli investor asing saat rebalancing MSCI pada 31 Mei kemarin menjadi penopang harga ARTO.

 

 

IHSG Tergelincir

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam sepekan lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir sangat tajam sebesar -3,48% di titik terendahnya di level 6.959,23 sebelum kemudian ditutup dengan pelemahan sebesar 0,90% atau turun -63,41 poin ke angka 6.970,74 pada akhir perdagangan, Jumat, 31 Mei 2024.

Angga menjelaskan anjloknya IHSG pada pekan lalu karena sejumlah sentimen yang mempengaruhi. Selain outflow asing, sentimen yang membuat market longsor cukup dalam yakni inflasi PCE AS, kondisi geopolitik Timur Tengah dan outflow foreign di IHSG.

Terkait inflasi PCE AS, jelas Angga, tingkat inflasi PCE tahunan di AS stabil di 2,7% pada April 2024, terhenti setelah akselerasi pada Maret dan ini memang sesuai dengan perkiraan pasar.

Selanjutnya terkait sentimen geopolitik Timur Tengah, konflik Timur Tengah yang terus memanas menjadi faktor untuk diperhatikan karena akan berdampak ke appetite investor untuk masuk ke aset berisiko seperti saham.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya