Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama (Dirut) PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) atau disebut Sido Muncul, David Hidayat membeli saham SIDO pada awal Februari 2025.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (11/2/2025), Direktur Utama Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul David Hidayat membeli 905.700 saham SIDO dengan harga Rp 575 per saham pada 4 Februari 2025. Dengan demikian, nilai pembelian saham SIDO itu sekitar Rp 520,77 juta.
Advertisement
Aksi beli saham SIDO itu berlanjut pada 5 dan 6 Februari 2025. Ia membeli 1.740.000 saham SIDO dengan harga Rp 573 pada 5 Februari 2025. Nilai pembelian saham itu sebesar Rp 997,02 juta. Kemudian pada 6 Februari 2025, David Hidayat membeli 2.950.000 saham SIDO dengan harga Rp 567 per saham sehingga nilai pembelian saham Rp 1,67 miliar. Dengan demikian total pembelian saham SIDO sebesar 5.595.700 atau 5,59 juta senilai Rp 3,29 miliar.
Advertisement
"Tujuan transaksi investasi, dengan status kepemilikan langsung,” demikian seperti dikutip dari keterbukaan informasi BEI.
Setelah transaksi pembelian saham SIDO, David Hidayat mengenggem 5.595.700 saham SIDO atau sebesar 0,019 persen.
Berdasarkan data BEI, pemegang saham SIDO antara lain PT Hotel Candi Baru sebesar 77,6 persen, Johan Hidayat sebesar 0,01 persen, Irwan Hidayat genggam 1,27 juta saham SIDO, Venancia Sri Indrijati Wijono genggam 104.093 saham SIDO dan masyarakat sebesar 22,39 persen.
Pada penutupan perdagangan Senin, 10 Februari 2025, saham SIDO melemah 1,7 persen ke posisi Rp 555 per saham. Year to date, saham SIDO susut 5,13 persen.
Sido Muncul Tebar Dividen Interim Rp 540 Miliar, Catat Jadwalnya
Sebelumnya, PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mengumumkan rencana pembagian dividen interim. Rencana itu sesuai dengan keputusan Direksi yang telah disetujui Dewan Komisaris pada tanggal 23 Oktober 2024.
Besaran dividen interim yang akan dibagikan adalah senilai Rp 540 miliar atau Rp 18 per saham. Pembagian dividen interim ini merujuk pada data keuangan perseroan per 30 Juni 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 608,5 miliar.
Laba itu naik 35,79 persen dibandingkan laba semester I tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 448,1 miliar. Kenaikan laba pada paruh pertama tahun ini sejalan dengan kenaikan dari sisi pendapatan. Perseroan membukukan penjualan Rp 1,9 triliun pada semester I 2024, naik 14,68 persen dibanding penjualan pada semester I 2024 yang tercatat sebesar Rp 1,65 triliun.
Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 994,42 miliar. Aset Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul sampai dengan akhir Juni 2024 tercatat sebesar Rp 3,82 triliun, turun dari Rp 3,89 triliun yang dicatatkan pada akhir tahun lalu.
Liabilitas pada paruh pertama tahun ini turun signifikan menjadi Rp 353,83 miliar dari Rp 504,77 miliar pada Desember 2023. Sementara ekuitas hingga Juni 2024 ikut naik menjadi Rp 3,47 triliun dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 3,39 triliun.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (25/10/2024), berikut jadwal pembagian dividen interim SIDO:
Tanggal Cum Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 4 November 2024
Tanggal Ex Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 5 November 2024
Tanggal Cum Dividen di Pasar Tunai: 6 November 2024
Tanggal Ex Dividen di Pasar Tunai: 7 November 2024
Tanggal Daftar Pemegang Saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai: 6 November 2024
Tanggal Pembayaran Dividen: 20 November 2024
Advertisement
Sido Muncul Kantongi Laba Rp 778,12 Miliar hingga September 2024
Sebelumnya, PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mengumumkan kinerja sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024. Pada periode tersebut, Sido Muncul membukukan pertumbuhan positif baik dari sisi penjualan maupun laba.
Penjualan SIDO sampai dengan September 2024 tercatat sebesar Rp 2,63 triliun, naik 11,24 persen dibandingkan penjualan per September 2023 yang tercatat sebesar Rp 2,36 triliun. Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan sampai dengan September 2024 naik menjadi Rp 1,14 triliun dari Rp 1,09 triliun pada September 2023.
Meski begitu, laba kotor perseroan masih naik menjadi Rp 1,49 triliun pada September 2024 dibanding Rp 1,27 triliun pada September 2023. Pada periode ini, perseroan membukukan beban penjualan dan pemasaran sebesar Rp 386,84 miliar, beban umum dan administrasi Rp 131,81 miliar, beban lain-lain Rp 35,13 miliar, dan pendapatan lain-lain Rp 35,42 miliar.
Hingga September 2024, perseroan membukukan penghasilan keuangan sebesar Rp 29,94 miliar dan biaya keuangan Rp 656 juta. Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 778,12 miliar pada September 2024.
Laba itu naik 32,65 persen dibanding laba pada periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 586,57 miliar.
Melansir laporan keuangan perseroan, Jumat (25/10/2024), perseroan membukukan aset Rp 3,94 triliun, naik dari Rp 3,89 triliun pada Desember 2024. Liabilitas sampai dengan September 2024 turun menjadi Rp 306,33 miliar dari Rp 504,77 miliar pada Desember 2023.
Sementara ekuitas sampai dengan 30 September 2024 naik menjadi Rp 3,64 triliun dibandingkan Rp 3,39 triliun pada posisi akhir tahun lalu.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)