Pembuatan Pesawat Dassault Catat Penjualan Rp 109,9 Triliun di 2024

Pendapatan operasional Dassault tumbuh menjadi 519 juta euro atau Rp 9,1 triliun di tahun 2024.

oleh Natasha Khairunisa Amani Diperbarui 09 Mar 2025, 16:00 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2025, 16:00 WIB
Yunani Terima Enam Unit Pertama Jet Tempur Rafale
Tiga Jet Rafale bersiap lepas landas saat upacara serah terima di pangkalan udara militer Tanagra, utara Athena, Yunani (19/1/2022). Yunani telah memesan total 24 jet buatan Dassault dengan biaya lebih dari tiga miliar euro untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya. (AP Photo/Thanassis Stavrakis)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Produsen pesawat asal Prancis, Dassault Aviation melaporkan kenaikan penjualan di 2024, di tengah ketegangan di sejumlah negara-negara besar memicu pengeluaran pertahanan.

Mengutip US News, Minggu (9/3/2025) Dassault Aviation, pemegang saham industri terbesar di perusahaan pertahanan dan teknologi Thales, mengatakan penjualan bersih yang disesuaikan naik menjadi 6,23 miliar euro atau Rp 109,9 triliun pada 2024, di atas rencana tahunannya dan naik dari 4,80 miliar euro atau Rp 84,7 triliun dibanding 2023.

Selain itu, pendapatan operasional Dassault juga tumbuh menjadi 519 juta euro atau Rp 9,1 triliun di tahun 2024, dibandingkan dengan 349 juta atau Rp 6,1 triliun pada tahun 2023.

Dassault memanfaatkan lonjakan permintaan di seluruh industri yang terutama berasal dari konflik Rusia Ukraina dan penangguhan bantuan militer AS ke Kyiv, yang mempercepat upaya persenjataan kembali di Eropa.

Saham Dassault naik 4,2% pada Jumat (7/3) pukul 10.20 waktu setempat. Analis JPMorgan menilai dalam catatannya bahwa perusahaan tersebut membukukan hasil yang melampaui harapan di setiap level.

Pembuat pesawat itu menargetkan pengiriman 25 jet Rafale dan 40 jet Falcon pada tahun 2025, yang menghasilkan pendapatan tahunan sekitar 6,5 miliar euro atau Rp114,7 triliun.

Sejalan dengan perusahaan kedirgantaraan Eropa terkemuka lainnya, Dassault Aviation mengatakan bahwa panduannya untuk tahun 2025 tidak mencakup dampak dari kemungkinan tarif dagang AS dan potensi tindakan balasan Eropa.

Dassault Aviation mengungkapkan, pihaknya sedang mengintensifkan produksi Rafale di tengah masalah rantai pasokan yang sedang berlangsung, yang dimulai selama pandemi COVID-19 dan telah membebani pengiriman grup tersebut.

Promosi 1

Pemesanan Dassault Aviation Sentuh Rp763 Triliun di 2024

Pesawat Tempur Rafale
Adapun sebagai informasi, Indonesia juga sedang memesan enam jet tempur Rafale dari Dassault Aviation dan dua pesawat angkut Airbus A400M dari Airbus Defense. (merdeka.com/imam buhori)... Selengkapnya

Dilaporkan, Dassault Aviation tengah mencari pemasok baru untuk menggantikan mereka yang mengalami kesulitan, dan memperkirakan kemacetan rantai pasokan akan mereda pada tahun 2026.

Kondisi tersebut diungkapkan langsung oleh CEO Dassault Aviation, Eric Trappier dalam konferensi pers.

Sebelumnya, Dassault Aviation melaporkan penerimaan pesanan sebesar 10,87 miliar euro tahun lalu, termasuk pesanan yang dilaporkan sebelumnya untuk 30 pesawat tempur Rafale yang ditujukan untuk pasar ekspor dan 26 jet bisnis Falcon.

Pangsa ekspor pertahanan dalam penerimaan pesanan tahunan adalah 90%, kata Dassault Aviation.

Di akhir 2024, Dassault Aviation mencatat total pemesanan senilai 43,22 miliar euro atau Rp763 triliun pada akhir tahun 2024 dan termasuk 220 pesawat tempur Rafale dan 79 jet bisnis Falcon.

Pasar Saham Eropa Ambles Usai ECB Pangkas Suku Bunga

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)... Selengkapnya

Pasar saham Eropa ditutup lebih rendah pada Jumat (7/3) waku setempat, memasuki akhir pekan yang penuh tantangan menyusul kebijakan tarif impor Amerika Serikat, pemotongan suku bunga Bank Sentral Eropa, reformasi fiskal Jerman, dan peningkatan belanja pertahanan regional.

Mengutip CNBC International, Sabtu (8/3/2025) Bank Sentral Eropa memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin. Pemangkasan tersebut membuat suku bunga fasilitas simpanan ECB, suku bunga utamanya, menjadi 2,5%.

Bank sentral kawasan euro itu mengatakan kebijakan moneter menjadi jauh lebih longgar, yang menunjukkan bahwa ECB mungkin akan lebih berhati-hati dalam pertemuan berikutnya.

Investor juga bereaksi terhadap data pekerjaan utama dari AS, yang menunjukkan bahwa penggajian nonpertanian meningkat kurang dari yang diharapkan sebesar 151.000 pada bulan Februari 2025.

Indeks saham regional Eropa, Stoxx 600 ditutup menurun 0,46% di London. Dilaporkan, Stoxx 600 telah melonjak antara kerugian dan keuntungan pekan ini di tengah perkembangan geopolitik dan laba perusahaan.

 

Saham Penjual Barang Mewah

Saham penjual barang mewah di Eropa juga mengalami pelemahan, dengan Richemont dan Burberry turun masing-masing lebih dari 5% dan hampir 7%, sementara indeks Stoxx Europe Luxury 10 turun 2,7%. Sektor ini diperkirakan akan menghadapi tantangan dari tarif impor AS yang dapat menekan permintaan konsumen AS dan menyebabkan kenaikan harga.

"Meskipun perkiraan masih menunjukkan arah yang jelas, komunikasi (ECB) tidak," kata analis di Bank of America Global Research.

Pasar Eropa pekan ini juga dipengaruhi oleh pengeluaran pertahanan yang lebih tinggi, dengan Stoxx Aerospace and Defence Index naik hampir 6% pekan ini. Uni Eropa menyetujui pengeluaran pertahanan yang lebih tinggi di seluruh blok tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya