Liputan6.com, Jakarta PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mengumumkan rencana pembelian kembali saham perseroan atau buyback dalam kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan. Perseroan akan melakukan buyback dengan jumlah sebanyak-banyaknya Rp 50 miliar.
Sesuai dengan SEOJK No.3/SEOJK.04/2020, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 20% dari modal disetor. Dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5% dari Modal disetor Perseroan. Pembelian kembali saham Perseroan akan dilakukan secara bertahap untuk periode 3 bulan terhitung sejak tanggal 14 April 2025 sampai dengan 13 Juli 2025.
Baca Juga
Pelaksanaan transaksi pembelian kembali saham akan dilaksanakan melalui Bursa efek Indonesia. Rencana ini tidak memerlukan persetujuan RUPS, seiring relaksasi yang diberikan oleh OJK untuk mendukung stabilitas pasar modal.
Advertisement
"Perseroan meyakini bahwa pembelian kembali saham tidak mempengaruhi kondisi keuangan Perseroan karena sampai dengan saat ini, Perseroan mempunyai yang memadai untuk membiayai kegiatan usaha Perseroan," ungkap manajemen PT Erajaya Swasembada Tbk dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa (15/4/2025).
Pembelian kembali saham perseroan akan dilakukan pada harga yang dianggap baik dan wajar oleh Direksi Perseroan, sesuai dengan regulasi yang berlaku. Setelah berakhirnya periode pembelian kembali saham, Perseroan dapat melakukan pengalihan atas saham hasil pembelian kembali dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku khususnya POJK Nomor 13 Tahun 2023.
Laba Erajaya Swasembada Naik 25% pada 2024
Sebelumnya, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mengumumkan laporan keuangan untuk periode tahun buku 2024 yang berakhir pada 31 Desember 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan kinerja positif berupa kenaikan penjualan bersih sebesar 8,5% yoy. Sehingga mendorong kenaikan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 25,0% yoy menjadi Rp 1,03 triliun pada 2024.
Seiring dengan kenaikan penjualan, perseroan membukukan beban pokok penjualan senilai Rp 58 triliun dari Rp 53,69 triliun pada 2023. Meski begitu, laba kotor 2024 masih mengalami kenaikan menjadi Rp 7,28 triliun dibandingkan 2023 yang sebesar Rp 6,45 triliun.
Melansir keterbukaan informasi Bursa, beban penjualan dan distribusi pada 2024 tercatat sebesar Rp 2,99 triliun. Kemudian beban umum dan administrasi Rp 2,57 triliun. Pendapatan lainnya Rp 441,62 miliar, serta beban lainnya Rp 15,5 miliar.
Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan pendapatan keuangan sebesar Rp 38,3 miliar. Lalu p=bagian rugi bersih entitas asosiasi dan ventura bersama Rp 1,49 miliar, dan biaya keuangan Rp 649,63 miliar.
Â
Â
Beban Pajak Penghasilan
Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,03 triliun pada 2024. Laba itu naik 25,0% yoy dibandingkan capaian tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 826,05 miliar.
Aset perseroan sampai dengan 31 Desember 2024 naik menjadi RP 21,77 triliun dibandingkan posisi akhir 2023 yang tercatat sebesar Rp 20,45 triliun. Liabilitas naik tipis menjadi Rp 12,72 triliun dari sebelumnya Rp 12,32 triliun. Ekuitas pada akhir 2024 naik menjadi Rp 9,06 triliun dibanding posisi akhir 2023 yang tercatat sebesar Rp 8,13 triliun.
Wakil Direktur Utama PT Erajaya Swasembada Tbk, Hasan Aula menyatakan, perseroan berhasil menjaga momentum positif yang sudah tercapai pada periode sebelumnya, yang didorong oleh fokus strategis perseroan untuk mengembangkan seluruh portofolio merek yang dimiliki oleh Perseroan.
"Selain itu, kami secara proaktif memanfaatkan momentum musiman, seperti liburan Natal dan akhir tahun, untuk menawarkan berbagai produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen," kata dia.
Â
Advertisement
Penjualan Bersih
Saat ini, segmen cellular phones & tablet masih menjadi kontributor terbesar terhadap penjualan bersih, dengan kontribusi sebesar 80,3%. Sebagai bagian dari strategi pengembangan vertikal di luar handset, Perseroan juga mencatatkan pertumbuhan yang signifikan di segmen aksesori dan lainnya, yang tumbuh 23,0% dan berkontribusi 13,1% terhadap penjualan bersih.
Selain itu, pada tahun 2024, Perseroan melalui anak usahanya berhasil menambahkan beberapa merek baru yang strategis ke dalam portofolio bisnis, termasuk diantaranya Curry Up dan Bacha Coffee di segmen Erajaya Food & Nourishment, XPENG yang menandai ekspansi Perseroan ke industri smart EV, serta Under Armour, sebuah merek ritel apparel olahraga melalui vertikal Erajaya Active Lifestyle.
Pada 2024, Perseroan juga berhasil membuka 278 toko baru, sehingga pada akhir Desember 2024, jumlah total jaringan ritel mencapai 2,194 toko yang tersebar di Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Dengan didukung oleh 77 pusat distribusi milik Perseroan yang telah mendistribusikan ke lebih dari 54,000 gerai ritel pihak ketiga.
"Strategi Perseroan ke depan tetap fokus pada pengembangan bisnis ritel, baik melalui perluasan jaringan ritel yang lebih luas maupun penambahan merek ritel baru yang melengkapi portofolio bisnis," imbuh Hasan.
Pembukaan jaringan ritel kurang lebih sebanyak 300 toko akan tetap menjadi fokus Perseroan pada tahun 2025, dengan penyesuaian yang fleksibel terhadap kondisi makroekonomi yang berlangsung serta ketersediaan lokasi yang strategis.
Â
