Bursa Asia Menghijau, IHSG Justru Melemah 45 Poin

IHSG mengakhiri laju penguatan yang telah berlangsung selama delapan hari perdagangan. IHSG melemah 45,42 poin atau terburuk di Asia.

oleh Syahid Latif diperbarui 22 Jul 2013, 16:09 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2013, 16:09 WIB
ihsg130722b.jpg
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri laju penguatan yang telah berlangsung selama delapan hari perdagangan. IHSG yang melemah 45,42 poin menjadikannya salah satu dari dua bursa saham di kawasan Asia Pasifik yang merosot ke zona merah.

Hingga sesi penutupan perdagangan saham, bursa saham Jepang Nikkei naik 0,47%, diikuti HSI Hong Kong yang naik 0,25%, dan STI Singapura 0,67%.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (22/7/2013), IHSG melemah 45,42 poin (0,96%) ke level 4.678,98. Pelemahan indeks juga dialami saham-saham bluechips yang turun 1,67%.

Transaksi perdagangan saham terbilang sepi karena hanya mencatat frekuensi sebanyak 111.484 kali. Dari saham yang berpindahtangan sebanyak 3,01 miliar, nilai transaksi perdagangan saham kali ini mencapai Rp 3,75 triliun.

Pelemahan IHSG tak terlepas dari koreksi saham dari 147 emiten sementara 93 lainnya bergerak menguat. Saham-saham yang bergerak stagnan mencapai 107 emiten.

IHSG sebetulnya dibuka dengan cukup menggembirakan setelah menguat ke level 4.731,27 pada sesi pre-opening. Bahkan indeks sempat bergerak di zona hijau pada sesi pembukaan perdagangan saham.

Namun tekanan aksi ambil untung (profit taking) yang melanda bursa saham nasional membuat IHSG tak mampu bertahan lebih lama di zona hijau. IHSG langsung tembus ke zona merah bahkan sempat mencium level terendahnya di posisi 4.677,65.

Disamping aksi ambil untung, pergerakan IHSG kali ini juga masih diwarnai aksi lepas saham yang dilakukan pemodal asing. Total nett sell asing pada perdagangan di awal pekan ini mencapai sekitar Rp 300 miliar.

Tekanan kuat pada IHSG kali ini banyak melanda saham-saham yang sepekan sebelumnya justru mencetak penguatan cukup tinggi. Sektor saham yang mengalami pelemahan diantaranya barang konsumsi 2,01%, keuangan 1,87%, manufaktur 1,62%, dan industri dasar 1,25%.

Sementara saham komoditas pertanian dan batubara yang selama ini lebih banyak bergerak di zona merah justru menguat masing-masing 1,03% dan 0,85%.

Saham-saham pencetak untung dengan mengalami kenaikan harga terbesar adalah MYOR Rp 500, LPPF Rp 500, GEMS Ro 325, ABMM Rp 250, dan TGKA Rp 225.

Di daftar pencetak rugi terbesar bertengger saham-saham UNVR yang turun Rp 1.600, UNTR Rp 850, INTP Rp 500, PSAB Rp 425, dan GGRM Rp 300. (Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya