Jelang pengumuman hasil pertemuan The Federal Reserves, pelaku pasar disusupi kabar adanya penundaan penarikan program stimulus Amerika Serikat. Isu tersebut langsung membawa angin segar yang berakhir pada menguatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Penguatan IHSG juga terbantu naiknya indeks saham sejumlah bursa saham utama regional seperti Nikkei Jepang (2,02%) dan HSI Hong Kong (0,32%).
Pada penutupan perdagangan Rabu (17/12/2013), IHSG masih melanjutkan penguatannya dengan naik 13,93 poin (0,33%) ke level 4.196,28. Berlanjutnya penguatan ikut dibantu indeks saham bluechips yang menguat 0,48%.
Transaksi perdagangan saham kali ini terbilang cukup besar setelah adanya transaksi crossing saham TOWR di pasar negosiasi bernilai Rp 1 triliun.
Frekuensi perdagangan saham mencapai 123.937 kali dengan saham berpindahtangan mencapai 6,97 miliar. Nilai transaksi perdagangan menyentuh level Rp 6,61 triliun.
Pemodal asing yang sebelumnya berjualan saham, kali ini kembali masuk pasar modal dan memborong efek hingga Rp 2,7 triliun. Nett buy asing mencetak angka sekitar Rp 300 miliar.
Gerak IHSG di tengah sentimen pertemuan The Fed melaju cukup fluktuatif. IHSG dibuka di zona hijau dengan menguat ke level 4.191,31 pada sesi pre-opening.
Perdagangan IHSG di awal perdagangan masih mampu mempertahankan tren menguat bahkan sempat menyentuh level tertinggi 4.213,94.
Pelaku pasar yang mengambil posisi jelang keputusan The Fed membuat IHSG kembali tertekan. Beruntung indeks menutup perdagangan sesi pertama di zona hijau.
Memulai sesi kedua, indeks sebetulnya masih berusaha bertahan di zona hijau namun tekanan yang besar membuatnya turun ke zona merah. Indeks sempat bergerak flat dan menyentuh level terendah 4.172,02.
Jelang penutupan perdagangan, pelaku pasar tampaknya cukup yakin dengan isu The Fed yang akan kembali menunda penarikan program stimulusnya. Alhasil, IHSG kembali melaju dan masuk tren menguat. IHSG akhirnya menutup perdagangan di level 4.196,28.
Pergerakan sektor saham kali ini variatif namun didominasi oleh aksi penguatan. Kenaikan indeks sektor saham tertinggi terjadi pada emiten pertanian yang menguat 1,76%, diikuti industri dasar 1,16% , pertambangan 0,91%, industri aneka 0,87%, dan manufaktur 0,75%.
Sementara tiga sektor lain harus terpuruk di zona merah dipimpin emiten keuangan yang terkoreksi 0,38%, perdagangan 0,24%, dan konstruksi 0,04%.
Daftar pencetak kenaikan harga saham tertinggi (top gainer) dihuni oleh emiten farmasi pertambangan ITMG yang menguat Rp 1.200 per saham. Top gainer lain yaitu MERK yang menguat Rp 1000, LPIN, INTP, dan GGRMÂ yang maisng-masing menguat Rp 550.
Sementara emiten bluechips UNTR terpaksa harus masuk daftar top losser setelah terkoeksi Rp 250 per saham. Top losser lainnya adalah IBST yang turun Rp 700, TOTO Rp 450, LPPF Rp 250, dan ADMF Rp 200 per saham. (Shd)
Penguatan IHSG juga terbantu naiknya indeks saham sejumlah bursa saham utama regional seperti Nikkei Jepang (2,02%) dan HSI Hong Kong (0,32%).
Pada penutupan perdagangan Rabu (17/12/2013), IHSG masih melanjutkan penguatannya dengan naik 13,93 poin (0,33%) ke level 4.196,28. Berlanjutnya penguatan ikut dibantu indeks saham bluechips yang menguat 0,48%.
Transaksi perdagangan saham kali ini terbilang cukup besar setelah adanya transaksi crossing saham TOWR di pasar negosiasi bernilai Rp 1 triliun.
Frekuensi perdagangan saham mencapai 123.937 kali dengan saham berpindahtangan mencapai 6,97 miliar. Nilai transaksi perdagangan menyentuh level Rp 6,61 triliun.
Pemodal asing yang sebelumnya berjualan saham, kali ini kembali masuk pasar modal dan memborong efek hingga Rp 2,7 triliun. Nett buy asing mencetak angka sekitar Rp 300 miliar.
Gerak IHSG di tengah sentimen pertemuan The Fed melaju cukup fluktuatif. IHSG dibuka di zona hijau dengan menguat ke level 4.191,31 pada sesi pre-opening.
Perdagangan IHSG di awal perdagangan masih mampu mempertahankan tren menguat bahkan sempat menyentuh level tertinggi 4.213,94.
Pelaku pasar yang mengambil posisi jelang keputusan The Fed membuat IHSG kembali tertekan. Beruntung indeks menutup perdagangan sesi pertama di zona hijau.
Memulai sesi kedua, indeks sebetulnya masih berusaha bertahan di zona hijau namun tekanan yang besar membuatnya turun ke zona merah. Indeks sempat bergerak flat dan menyentuh level terendah 4.172,02.
Jelang penutupan perdagangan, pelaku pasar tampaknya cukup yakin dengan isu The Fed yang akan kembali menunda penarikan program stimulusnya. Alhasil, IHSG kembali melaju dan masuk tren menguat. IHSG akhirnya menutup perdagangan di level 4.196,28.
Pergerakan sektor saham kali ini variatif namun didominasi oleh aksi penguatan. Kenaikan indeks sektor saham tertinggi terjadi pada emiten pertanian yang menguat 1,76%, diikuti industri dasar 1,16% , pertambangan 0,91%, industri aneka 0,87%, dan manufaktur 0,75%.
Sementara tiga sektor lain harus terpuruk di zona merah dipimpin emiten keuangan yang terkoreksi 0,38%, perdagangan 0,24%, dan konstruksi 0,04%.
Daftar pencetak kenaikan harga saham tertinggi (top gainer) dihuni oleh emiten farmasi pertambangan ITMG yang menguat Rp 1.200 per saham. Top gainer lain yaitu MERK yang menguat Rp 1000, LPIN, INTP, dan GGRMÂ yang maisng-masing menguat Rp 550.
Sementara emiten bluechips UNTR terpaksa harus masuk daftar top losser setelah terkoeksi Rp 250 per saham. Top losser lainnya adalah IBST yang turun Rp 700, TOTO Rp 450, LPPF Rp 250, dan ADMF Rp 200 per saham. (Shd)