Tony Q Rastafara Panaskan Jakarta Indie Music Festival 2014

Tony Q sendiri lahir dari musik indie di tengah gemuruh musik-musik komersil atau major label.

oleh Sapto Purnomo diperbarui 19 Okt 2014, 17:30 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2014, 17:30 WIB
Banjir Bintang di Konser 'Menjemput Mimpi' Tony Q
Pria berambut dreadlock itu terlihat menari tiada henti sejak lagu pertama di konser "Menjemput Mimpi", Jakarta, Jumat (31/5/14). (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta Jakarta Indie Music Festival 2014 hari pertama sukses digelar. Ribuan penonton memadati lapangan Museum Fatahilah, Kota Tua, Jakarta Barat, Sabtu (18/10/2014). Sang bintang tamu yang menarik perhatian penonton  adalah perupa dan penyanyi reggae Tony Q Rastafara. Jadilah penikmat musik reggae menikmati alunan musik yang dibawakan Tonny Q dan bandnya.

Bicara soal Jakarta Indie Music Festival 2014, Tony Q sendiri lahir dari musik indie di tengah gemuruh musik-musik komersil atau major label.

"Saya tahun 2009 bikin indie sama teman. Jadi konsep indie itu bahwa bermusik tidak harus bergantung pada perusahaan, tapi kretivtas. Buat saya nggak ada kekhawatiran, karena saya nggak pernah berpikir nggak akan dapat uang. Saya ingin membuat sesuatu dengan lagu 'rambut gimbal' album pertama," ujar Tony Q di sela-sela acara Jakarta Indie Music Festival di Museum Fatahilah, Jakarta, Sabtu (18/10/2014).

Bagi Tony Q sendiri apa yang dilakukannya ini adalah sesuatu yang jarang dilakukan oleh musisi kebanyakan.  Menurutnya, persoalan laku atau tidak, yang terpenting dirinya bisa tetap berkesenian.

"Kalau bisa membuat sesuatu hal diluar mindstream, ya jalan saja. Bukan soal media, major atau indie label. Yang penting kan bisa tetap berkesenian. Major label juga pada koleps kan sekarang," ujarnya.

Perihal kepedulian pemerintah daerah terhadap musik indie pun diapresiasi oleh Tony Q. Apalagi, Jakarta dianggap bisa menjadi barometer musik indie.

"Ini adalah wadah yang bagus untuk kehidupan sosial, ada pemerintah dan masyarakat.  Jakarta ini luar biasa indienya. Ini barometer dan menggeliat terus, seperti Yogyakarta dan Bandung. Luar biasa sekali dsini. Nah, pemerintah itu boleh mensupport tapi jangan meracuni. Karya kan nggak bisa dibatasi," pungkas pria berambut gimbal ini.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya