Liputan6.com, Jakarta Dewasa ini, pop melayu sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari industri musik indonesia. Tak melulu datang dari band lama, beberapa band pendatang baru pun banyak yang meraih sukses hingga ke negara-negara Asia melalui aliran tesebut.
Menanggapi fenomena ini, Charly Van Houten selaku vokalis Setia Band mengaku bersyukur. Pasalnya, ketika ia masih berjuang bersama ST12, musik Melayu masih menjadi aliran yang dipandang sebelah mata.
"Mau diakui atau tidak, ST12 adalah pelopor untuk peradaban musik melayu di Indonesia, Kita masih ingat betapa boomingnya Peterpan kala itu. Dan dari situ, aku berpikir, siapa nih yang bisa membalikan peradaban musik. Akhirnya pada 2004, aku bersama ST12 mencoba menyuguhkan musik pop melayu, yang ternyata bisa bertahan sampai sekarang," kenang Charly ketika mengunjungi kantor Liputan6.com, SCTV Tower Jakarta, baru-baru ini.
Advertisement
Diakui Charly, semua rintangan yang pernah dilalui adalah sebuah cerita berharga. Apalagi, dari perjuangannya tersebut, ia sukses mengukuhkan diri sebagai pelopor musik melayu di Indonesia.
"Dulu banyak kafe dan radio yang nggak boleh memutar lagu melayu, sampai nggak boleh lho, alasannya gengsi, tapi setelah kami (ST12) muncul, hampir semua produser meminta lagu melayu. dan dari situ munculah Kangen Band, Wali, Armada, dan lain-lain," tambah Charly.
Sayangnya, meskipun memiliki penggemar yang besar, ST12 akhirnya pecah di tahun 2011 dan menyisakan Pepep sebagai personel lamanya. Kondisi ini pun melahirkan nama Setia Band yang menjadi tempat Charly dan Pepeng berkarya sampai saat ini.
Baca: ST12 dan Setia Band, Ketika Berpisah Jadi Jalan Terbaik
Lantas, suatu hari nanti, apakah Setia Band dan ST12 akan bersatu di atas panggung? "Pengin, pengin banget, tinggal nunggu momentumnya aja," pungkas Charly.(Feb/Rul)
Â